NHT Tingkatkan Hasil Belajar Perubahan Sosial Budaya

Safitri Rokhmadiah, S.Si Guru IPS SMP Negeri 2 Ngadirojo
Safitri Rokhmadiah, S.Si Guru IPS SMP Negeri 2 Ngadirojo

Pelajaran IPS dipandang ” sebelah mata “ sebagian siswa,hal ini disebabkan pelajaran IPS tidak termasuk dalam kelompok pelajaran yang diikutkan dalam Ujian Nasional ( UN ) , terlebih untuk kelas IX yang sebentar lagi akan menghadapi Ujian Nasional.Mereka otomatis akan fokus terhadap pelajaran yang diUNkan untuk memperoleh nilai yang terbaik.Siswa terkadang merasa terbebani dengan banyaknya tugas yang harus diselesaikan.Sehubungan dengan hal tersebut maka diperlukan pembelajaran yang menarik supaya siswa belajar dengan senang hati dan tidak terbebani.

Tujuan utama Ilmu Pengetahuan Sosial,untuk mengembangkan potensi peserta didik agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat,memiliki sikap mental yang positif terhadap perbaikan segala ketimpangan yang terjadi, dan terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari – hari baik yang menimpa dirinya sendiri maupun yang menimpa masyarakat. Pembelajaran IPS Kelas IX semester 1 di SMP Negeri 2 Ngadirojo pada KD. Perubahan Sosial Budaya menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif NHT. Pembelajaran Kooperatif,pendekatan pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar.Perubahan sosial budaya menurut Prof. Selo Soemardjan mengartikan segala perubahan pada lembaga – lembaga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat ( dalam buku Perubahan Sosial di Yogyakarta).Secara umum,unsur – unsur kemasyarakatan yang mengalami perubahan antara lain nilai – nilai sosial,norma – norma sosial, pola – pola prilaku,organisasi sosial dan lembaga – lembaga kemasyarakatan, stratifikasi sosial, kekuasaan, tanggung jawab, kepemimpinan, dan sebagainya. MenurutMax Weber ( dalam Sutarto dkk. 2008 hal 102 ) mengatakan bahwa Perubahansosial budaya adalah perubahan suatu masyarakat secara bertahap dalam jangka waktu lama.

Baca juga:  Merayu Anak Didik agar Gemar Atletik

Tehnik belajar mengajar Numbered Head Together ( NHT ) disebut juga Kepala Bernomor dikembangkan oleh Spenser Kagan (1992).Tehnik ini memberikan kesempatan pada siswa untuk saling membagikan ide-ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat.Tehnik ini memberikan kesempatan pada siswa untk meningkatkan semangat kerjasama mereka.Dengan menggunakan model pembelajaran NHT diharapkan siswa akan lebih antusias dalam mengikuti pelajaran.Langkah –langkah pembelajaran dalam pembelajaran kooperatif NHT : 1. Pendahuluan : Guru menjelaskan tentang model pembelajaran NHT dan menyampaikan tujuan pembelajaran. (1). Kegiatan inti : (a) Guru membagi siswa kedalam beberapa kelompok.(b) Guru memberikan nomor secara acak kepada masing – masing siswa yang nomor tersebut dapat siswa kenakan di kepala seperti mahkota. (c) Guru memberikan LKS(Lembar Kerja Siswa) yang terdapat beberapa pertanyaan dan siswa menjawabnya dalam berdiskusi. (d) Setiap siswa dapat meyakinkan anggotanya bahwa setiap anggota mengetahui jawaban dari pertanyaan di LKS. (e) Guru mengambil nomor secara acak dalam berupa kertas digulung dan siswa yang nomornya terpilih serta sesuai dengan nomor yang dikenakan di kepala maka guru mengajukan pertanyaan dan siswa tersebut harus menjawabnya.(f) Siswa yang dapat menjawab maka akan mendapat poin untuk kelompoknya dan diakhir permainan yaitu guru memberikan reward tersebut dapat berupa permen yang dijadikan seperti selempang pemenang atau dijadikan mahkota. 2. Penutup : Guru memberikan kesimpulan dan evaluasi dari permainan tersebut.

Baca juga:  Olahraga 5 Menit Sebelum KBM, Meminimalisir Anak Autis

Guru yang baik pada dasarnya manusia yang baik,memiliki kepribadian penyayang,baik,hangat,sabar,tegas,luwes dalam prilaku dan bertanggung jawab.Menjadi guru harus mempunyai persiapan yang matang agar dalam proses pembelajaran memberikan efek menyenangkan,nyaman dan siswa dapat menerima pelajaran yang kita sampaikan dengan baik.Memiliki kepuasan tersendiri apabila dalam proses pembelajaran siswa antusias untuk mengikuti proses pembelajaran sehingga pelajaran tidak membosankan materi terserap dengan baik oleh siswa, dan menyenangkan. Peningkatan proses pembelajaran dibuktikan dengan adanya peningkatan aktifitas peserta didik dimana pada kondisi awal siswa aktif sebesar 38.5 % lalu naik pada siklus 1 menjadi 70.63 % dan puncaknya pada siklus 2 aktifitas siswa menjadi 80.12 %.

iklan

Safitri Rokhmadiah, S.Si
Guru IPS SMP Negeri 2 Ngadirojo

Baca juga:  Pembelajaran “Menceritakan Cerita Legenda dengan metode pemodelan”
iklan