Pendidikan kewarganegaraan (PKn) adalah Pendidikan yang selalu berpegang pada prinsip norma dan moral, berarti pendidikan akan menjadikan manusia lebih bermoral terletak pada proses pembentukan kepribadian setiap individu itu sendiri. pendidikan budi pekerti/karakter menurut Cahyoto (Novan, 2012: 19) adalah Membantu siswa memahami kecendurungan masyarakat yang terbuka dalam era globalisasi, tuntutan kualitas dalam segala bidang, dan kehidupan yang demokratis dengan tetap berlandaskan norma budi pekerti warga Indonesia, Membantu siswa memahami arti demokrasi dengan cara belajar dalam suasana demokratis bagi upaya mewujudkan masyarakat yang lebih demokratis.
Implementasi K13 mendorong para guru untuk lebih kreatif dan inovatif dalam melaksanakan pembelajaran di kelas. Siswa dituntut untuk terlibat lebih banyak dalam proses pembelajaran sehingga pembelajaran tidak lagi berpusat pada guru melainkan pembelajaran berpusat pada siswa.
Kondisi aktivitas siswa kelas XI bahasa SMA Negeri 1 Tahunan dalam proses pembelajaran PKn tergolong rendah, aktivitas pembelajaran dikelas didominasi siswa yg pandai sehingga menyebabkaan aktivitas belajar menjadi monoton dan mengakibatkan prestasi akademik PKn materi sistem demokrasi pancasila mendapatkan nilai dibawah KKM.
Dalam rangka meningkatkan pemahaman dan keaktifan belajar siswa, guru berusaha menerapkan metode yang menarik, menyenangkan dan inovatif yaitu kooperatif number Head together(NHT).
Model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) dikembangkan oleh Spencer Kagen (1993) number head together atau penomoran berfikir bersama merupakan salah satu model pembelajaraan kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai alternative terhadap struktur kelas tradisional, tipe pembelajaran ini memiliki tujuan untuk melibatkan banyak siswa dan peningkatan penguasaan akademik siswa.
Langkah-langkah pembelajaran dalam model kooperatif NHT: pengelompokan dan penomoran, mengajukan permasalahan, berfikir bersama dan presentasi hasil
Model pembelajaran kooperatif NHT yang harus mempresentasikan adalah nomor yang dipilih acak oleh guru sehingga setiap siswa dalam kelompok merasa bertanggungjawab dalam diskusi kelompok dengan keterlibatan total semua siswa.
Dari uraian tersebut diatas guru menerapkan model pembelajaran NHT diawali dengan merencanakan, tema, bahan, waktu, proses pembelajaran, tujuan dan model pembelajaran yang akan diterapkan. Setelah itu siswa dibagi menjadi 6 kelompok tiap kelompok terdiri dari 5-6 siswa. Guru menggunakan dua siklus, pada siklus pertama guru menggunakan metode diskusi konvensional dengan diberi tema masing-masing kelompok didiskusikan dan dipresentasikan secara bergantian, guru memantau dan menilai keaktifan kerja kelompok tersebut dilihat masih banyak siswa dalam kelompok pasif, kerjasama masih kurang hal ini dilihat dari hanya 12 siswa yang menanggapi, menyampaikan gagasan, hasil penilaian juga kurang dari 50% dengan nilai rata-rata 65 padahal KKM 69. Berdasarkan siklus I guru merubah metode pembelajaran dengan model NHT, Guru membagi kelas menjadi 5 kelompok terdiri dari 7 siswa.tiap-tiap siswa dalam kelompok diberi nomor 1-7 kemudian guru memberikan pertanyaan yang harus dijawab oleh tiap-tiap kelompok pada kesempatan ini tiap-tiap kelompok menyatukan kepalanya ”head together” berdiskusi memikirkan jawaban, kemudian guru memanggil siswa yang memiliki nomor yang sama dari tiap kelompok untuk memberikan jawaban dan dilakukan terus hingga semua siswa mendapatkan giliran memaparkan jawaban. Dari hasil jawaban tersebut guru dapat mengembangkan diskusi lebih mendalam sehingga siswa dapat menemukan jawaban sebagai pengetahuan yang utuh. siklus II selesai guru memberikan apresiasi dan penilaian. Dengan model kooperasi NHT maka kerjasama dan keaktifan belajar semua siswa meningkat hal ini dapat dilihat 85% siswa terlibat aktif menanggapi presentasi sehingga penilaian juga meningkat dengan nilai rata-rata keseluruhan 75 dengan KKM 69
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dengan model kooperatif NHT mendorong siswa untuk aktif dalam KBM karena semua anggota kelompok mempunyai kewajiban dan tanggungjawab menyampaikan jawaban atas pertanyaan guru berdasarkan nomor yg diterima.siswa, kegiatan ini menyenangkan karena setiap siswa dapat mengekspresikan dengan bebas, sehingga keaktifan belajar meningkat dengan totalitas keterlibatan siswa meningkatkan hasil belajar PKn materi sistem demokrasi pancasila.
EMY SUSANTI, S.Pd.
GURU PKn
SMA NEGERI 1 TAHUNAN