Optimasi Pembelajaran Fisika Berbasis Video

Arum Wulandari, S.Si Guru Fisika SMAN 1 Baturetno
Arum Wulandari, S.Si Guru Fisika SMAN 1 Baturetno

JATENGPOS.CO.ID, – Kegiatan belajar yang menyenangkan menjadi harapan bagi guru dan peserta didik. Hal ini akan menentukan keberhasilan proses belajar peserta didik. Pembelajaran merupakan suatu proses yang rumit karena tidak hanya sekedar menyerap informasi dari guru, tetapi melibatkan berbagai kegiatan dan tindakan yang harus dilakukan untuk mendapatkan hasil belajar yang lebih baik. Guru harus menggunakan strategi pembelajaran yang sesuai dengan karakter peserta didik. Strategi pembelajaran merupakan cara yang teratur untuk mencapai tujuan pembelajaran. Guru harus mampu memilih strategi pembelajaran yang dianggap paling efektif dengan menggunakan berbagai metode atau mengkombinasikan beberapa metode yang relevan.

Alonso –  Finn dalam Syaifudin menyebutkan bahwa fisika adalah sains yang bersifat kuantitatif, yang memerlukan matematika untuk menyatukannya. Fisika mempelajari gejala-gejala alam yang merupakan sederetan hasil pengamatan empirik yang bersifat kuantitatif. Penjelasan secara verbal saja tidak cukup untuk menggambarkan gejala fisis yang ada. Oleh karena itu, banyak dijumpai siswa yang kurang begitu berminat untuk mempelajari fisika karena relatif membutuhkan kemampuan intelektual yang cukup serta analisa rumus yang rumit dan membutuhkan ketelitian. Sayangnya, keadaan diperparah dengan penggunaan metode mengajar yang dirasa kurang tepat sehingga membuat siswa menjadi jenuh. Sistem tradisional yang dijumpai adalah metode ceramah. Padahal, metode semacam ini pada beberapa pokok materi tidak cukup untuk menyampaikan materi secara efektif.

Baca juga:  EclipseCrossword Gairahkan Belajar IPA

Berdasarkan hal tersebut, diperlukan peran guru untuk memberi motivasi dan memperkenalkan materi fisika dengan lebih menarik, menyenangkan, bersahabat, dan bermakna sehingga peserta didik akan termotivasi dalam mempelajari fisika. Selain itu, peserta didik di jenjang SMA harus dilatih mandiri, inisiatif, dan kreatif. Model pembelajaran berbasis video yang dibuat mandiri oleh peserta didik dapat dijadikan sebagai sumber belajar. Video pembelajaran fisika tersebut ditampilkan dan dibahas bersama dalam suatu forum kelas.

Hasil yang cukup menggembirakan bahwa ketika kegiatan belajar dan mengajar berlangsung dengan menggunakan model pembelajaran berbasis video, 84,52% peserta didik merespon dengan sangat antusias dan merasa menikmati proses pembelajaran. Peserta didik pun aktif bertanya maupun menanggapi video buatan kelompok lain.Peserta didik yang terlibat dalam pembuatan video terlihat bersemangat dan aktif dalam memperagakan maupun mendemonstrasikan materi yang mereka gunakan. Kekompakan kelompok dalam pembuatan video, menjawab pertanyaan maupun menanggapi kelompok lain membuat kegiatan pembelajaran di kelas terasa hidup.


Baca juga:  Dampak Metode Pembelajaran Daring Bagi Guru

Ketika peserta didik diberi kepercayaan untuk menghasilkan karya, hasilnya ternyata luar biasa. Beberapa video fisika yang mereka buat di luar ekspektasi saya. Ada yang membuat video dengan format presentasi seperti acara berita di televisi dipadukan dengan teori dan eksperimen.Beberapa peserta didik terlihat memiliki keahlian menjadi fotografer, videografer juga editor. Pembelajaran seperti ini mampu mengakomodasi berbagai keahlian sekaligus.

Sebagai guru, saya yakin, apa yang peserta didik buat dengan hati yang senang dan tanpa tekanan akan menjadi kenangan dan membekas selama hidupnya. Rumus-rumus fisika boleh saja dilupakan karena memang tidak mungkin semua akan memilih fisika sebagai program studi di tingkat yang lebih tinggi, Tetapi, video fisika yang mereka buat masih dapat dinikmati sampai ke anak cucu. Bahkan menjadi kenang-kenangan yang tak terlupakan.

Baca juga:  Cintai Pasar Tradisional Tingkatkan Keterampilan Bernegosiasi

Arum Wulandari, S.Si
Guru Fisika
SMAN 1 Baturetno