Matematika merupakan salah satu ilmu pasti. Mata pelajaran yang identik dengan angka dan rumus ini sukses membuat banyak anak kesulitan menyamakan penyebut pada penjumlahan pecahan, sehingga hasil yang di dapat tidak maksimal. Hal ini terlihat dari hasil belajar anak yang masih di bawah standar nilai sekolah yang ditetapkan. Menurut Hamalik (2004:49) mendefinisikan hasil belajar sebagai tingkat penguasaan yang dicapai oleh pelajar dalam mengikuti proses belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan yang ditetapkan.
Hasil refleksi menunjukkan bahwa guru belum menggunakan media atau metode pembelajaran yang menarik, masih berpusat pada guru sehingga anak kurang aktif. Ini yang dialami anak kelas VI SD Negeri Gilingsari, Temanggung. Dari sinilah timbul masalah yang memerlukan pemecahan agar anak dapat memahami Matematika khususnya menjumlahkan pecahan berpenyebut berbeda dengan menyenangkan.
Dalam hal ini guru memilih media pembelajaran Origami. Rayanda Asyar (2012:8) mengemukakan bahwa media pembelajaran dapat dipahami sebagai sesuatu yang dapat menyampaikan atau menyalurkan pesan dari sumber secara terencana, sehingga terjadi lingkungan belajar yang kondusif dimana penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efisien dan efektif. Dr Sumanto, (2005:99) melipat atau origami adalah suatu teknik karya seni/ kerajinan tangan yang umumnya dibuat dari bahan kertas dengan tujuan untuk menghasilkan aneka bentuk mainan, hiasan, benda fungsional, alat peraga dan kreasi lainnya. Secara khusus tujuan melipat adalah untuk melatih daya ingat, pengamatan, keterampilan tangan, mengembangkan daya fantasi, kreasi, ketelitian, kerapihan, dan perasaan keindahan (Sumanto,2006:97). Hira Karmachela berpendapat (2008:1), seni melipat kertas ini merupakan seni yang cocok bagi anak karena origami melatih keterampilan tangan anak dan kerapian dalam berkreasi. Juga anak akan terbiasa untuk menciptakan hal baru atau inovasi. Melipat pada hakekatnya merupakan keterampilan tangan untuk menciptakan bentuk-bentuk tertentu serta ketelitian yang membutuhkan keterampilan koordinasi tangan, ketelitian dan kerapian, di dalam kegiatan melipat jika disajikan dengan minat anak akan memberikan keasikan dan kegembiraan serta kepuasan bagi anak.
Materi pembelajaran origami dilakukan dengan langkah: Ambil dua kertas yang sudah disiapkan; lipat kertas pertama menjadi dua bagian yang sama, kemudian arsir satu bagian yang menunjukkan setengah. Selanjutnya lipat kertas kedua menjadi empat bagian yang sama, beri garis; pada setiap bekas lipatan, dan arsir satu bagian untuk menggambarkan nilai dari pecahan seperempat; Gabungkan potongan yang menunjukkan pecahan bagian yang diarsir seperempat dengan cara melipat kertas kedua sehingga hanya memperlihatkan pecahan seperempatan saja, kemudian tempelkan pada kertas pertama; Lipatlah sisa atau bagian yang tidak diarsir ke belakang, lanjutkan melipat kertas ke depan dan ke belakang sesuai ukuran sisa yang ada. Dalam hal ini baik kertas yang pertama maupun yang kedua ikut terlipat. Lipatan diteruskan sampai semua kertas terlipat habis dengan ukuran sama. Maka akan terlihat lipatan-lipatan yang menunjukkan penyebut persekutuan; bukalah lipatan-lipatan dari dua kertas yang ada.
Dari kegiatan di atas, penggunaan media kertas origami juga dapat menjelaskan makna dari pembelajaran sehingga anak dapat memahami tujuan pembelajaran dengan baik. Sudjana (2010:2) bahwa guru akan mendapatkan banyak manfaat dan keuntungan jika menggunakan media dalam kegiatan pembelajaran, yakni materi yang disampaikan akan lebih mudah dimaknai anak sehingga tujuan pembelajaran yang ditentukan dapat dikuasai oleh anak.
Oleh
Endah Pratiwi
Guru SD Negeri Gilingsari, Temanggung