Origami Tingkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak

Jumiati, S. Pd SLB C Shantiyoga Klaten
Jumiati, S. Pd SLB C Shantiyoga Klaten

Anak berkebutuhan khusus adalah anak yang memiliki keunikan tersendiri dalam jenis dan karakteristiknya, yang membedakan dari anak-anak normal pada umumnya. Salah satunya yaitu anak yang mengalami hambatan atau retardasi mental dan biasa disebut dengan anak tunagrahita. Klasifikasi anak tunagrahita meliputi anak tunagrahita ringan, sedang dan berat. Hal ini dilakukan untuk mempermudah dalam memberikan penanganan kepada anak agar mendapatkan layanan yang sesuai terutama dalam layanan pendidikannya.

Pada anak tunagrahita sedang pada khususnya, mempunyai perkembangan yang lambat dan tidak dapat dipaksakan mencapai target sesuai kurikulum anak normal. Namun, anak dapat dilatih akademik fungsional berupa membaca, menghitung, menulis untuk kehidupan sehari-hari, serta latihan memelihara diri dan keterampilan kecakapan hidup.

Anak tunagrahita sedang mengalami gangguan pada susunan syaraf pusat sehingga anak berpengaruh pada semua gerakan yang dilakukannya. Umumnya kemampuan motorik halus anak tunagrahita sedang mengalami permasalahan sehingga guru perlu mengupayakan media pembelajaran yang disesuaikan dengan karakteristik dan kemampuan anak, guna membantu meningkatkan perkembangan motorik halus agar dapat membantu gerak tubuh dalam melakukan kegiatan sehari-hari, seperti menggosok gigi, menggunting, memegang sendok dan lain sebagainya.

Baca juga:  Dengan “Manik-Manik” Matematika Menjadi Asik

Origami dipandang sebagai bahan latihan yang mudah didapatkan dan dapat dilakukan dimanapun, dengan kelebihan dapat meningkatkan kinerja otot dalam melakukan gerak seperti ketepatan memegang benda, melatih koordinasi mata dan tangan, melatih kekuatan tangan dan melatih kehati-hatian dalam melakukan gerakan. Latihan origami teriri atas berbagai tahap, mulai dari menyiapkan kertas, membedakan bagian atas-bawah dan depan-samping, meletakkan kertas di atas meja, melipat kertas menjadi bagian yang lebih kecil dan sesuai dengan bentuk yang diinginkan. Bentuk-bentuk lucu yang dapat dibuat dengan selembar kertas origami mampu menarik minat anak dalam mengikuti pembelajaran diharapkan kemampuan motorik halus anak dapat meningkat. Media origami ini diterapkan dalam meningkatkn kemampuan motorik halus anak tunagrahita sedang di kelas satu SDLB di SLB-CC1 Shanti Yoga Klaten.


Baca juga:  Kegalauan PPDB Sekolah Pinggiran

Penerapan origami dalam pembelajaran dapat melibatkan anak secara aktif dalam proses pembelajaran. Guru memberikan pengarahan dan penjelasan mengenai kegiatan yang akan dilakukan, kemudian membagikan kertas origami pada anak, kertas origami yang diberikan dapat disesuaikan dengan warna kesukaan masing-masing untuk menarik minat anak dalam mengikuti pembelajaran. Kegiatan dimulai dengan belajar melipat kertas yang mulanya berbentuk persegi menjadi bentuk segitiga, kemudian dari bentuk segitiga menjadi segitiga yang lebih kecil dengan bimbingan guru. Kegiatan diulang sampai anak dapat melakukan kegiatan melipat kertas secara mandiri tanpa bantuan non verbal dari guru, dari bentuk sederhana bangun datar sampai bentuk yang lebih komplek. Pada saat evaluasi pembelajaran, anak diminta memegang pensil dan menyalin kata yang ditulis guru di papan tulis ke atas kertas origami. Kegiatan tersebut dapat dijadikan modal bagi siswa dalam kegiatan pembelajaran selanjutnya.

Baca juga:  Picture and Picture Tingkatkan Keterampilan Menulis Teks Eksplanasi

Penggunaan origami dalam melatih kemampuan motorik halus pada siswa tunagrahita sedang dipandang efektif dibuktikan dengan meningkatnya kemampuan kecakapan hidup sehari-hari dan meningkatkan kreativitas siswa.

Jumiati, S. Pd
SLB C Shantiyoga Klaten