27 C
Semarang
Senin, 25 Agustus 2025

Tiba – tiba Hujan di Musim Kemarau, Ini Ancaman untuk Pengendara Motor

JATENGPOS.CO.ID, SEMARANG – Agustus dikenal sebagai puncak musim kemarau, di mana langit cerah dan jalanan kering menjadi pemandangan sehari-hari. Namun, perubahan iklim membuat cuaca menjadi mudah berubah. Tiba-tiba mendung datang, hujan turun dengan intensitas sedang hingga lebat, sehingga pengendara sepeda motor merasa terganggu dalam berkendara.

Senior Instruktur Safety Riding Astra Motor Jateng, Oke Desiyanto mengatakan, ada baiknya pengendara motor mengetahui berbagai ancaman di jalanan sehingga bisa mengantisipasi dan berhati – hati dalam berkendara terutama saat iklim tidak menentu.

“Kita tidak bisa mengontrol kapan hujan turun. Saat berkendara, kita tidak bisa sepenuhnya mengontrol kondisi jalan. Namun, kita bisa mengendalikan bagaimana bereaksi terhadapnya. Jangan biarkan hujan yang tak terduga menjadi bencana,” kata Oke.

Berikut ini adalah ringkasan hal – hal bahaya yang mengancam bagi pengendara motor ditengah iklim yang tidak menentu:

• Jebakan “Lapisan Licin” yang Membahayakan: Saat hujan pertama kali turun setelah masa kering yang panjang, jalanan tidak hanya basah, tetapi juga menjadi sangat licin karena debu, kotoran, dan sisa oli yang menumpuk di permukaan aspal bercampur dengan air hujan. Campuran ini membentuk seperti lapisan lumpur yang bisa jadi sangat berbahaya. Mirip ketika berjalan di lantai keramik yang baru saja disiram air sabun. Terasa sangat licin dan membuat mudah terpeleset. Ban motor kehilangan daya cengkeram secara drastis, sehingga risiko tergelincir, terutama saat bermanuver, berbelok, atau mengerem, meningkat berkali-kali lipat.

Baca juga:  Lulus Seleksi Regional, 6 Orang Perwakilan Astra Motor Jateng Siap Bertanding Pada Safety Riding Instructors Virtual Competition 2021

• Jarak Pandang Terbatas: Hujan lebat mengurangi jarak pandang secara signifikan. Air yang membasahi kaca helm, cipratan dari kendaraan lain, dan tirai hujan itu sendiri membuat kita sulit melihat dengan jelas.

• Efektivitas Pengereman Menurun: Pengereman di jalan basah memerlukan jarak yang lebih panjang. Jika terlalu kuat mudah tergelincir. Rem cakram yang basah membutuhkan waktu lebih lama untuk mengering dan berfungsi optimal.

• Genangan Air (Hydroplaning): Genangan air di jalan bisa menyebabkan ban kehilangan kontak dengan aspal. Fenomena ini disebut aquaplaning atau hydroplaning. Motor terasa “melayang” dan tidak bisa dikendalikan. Kejadian ini ban motor kita kehilangan daya cengkeram sepenuhnya, layaknya berselancar di atas air.

Baca juga:  Gelaran 'Honda Premium Matic Day' Solo Dipadati Pengunjung

• Kejutan dari pengguna jalan lain: Banyak pengendara tidak siap menghadapi hujan yang tiba – tiba deras mendadak, sehingga mereka mungkin melakukan manuver mendadak, seperti pengereman keras atau belok tanpa sinyal.

Antisipasi adalah benteng terbaik dalam berkendara. Hujan di musim kemarau bukan lagi fenomena langka. Oleh karena itu, kita harus selalu bersiap. Pertama, kurangi kecepatan, ini hal paling penting agar kita memiliki ruang dan waktu lebih untuk bereaksi terhadap kondisi jalan. Kedua, hindari pengereman mendadak. Lakukan pengereman secara bertahap dan lembut.

Ketiga, Jaga jarak dengan kendaraan di depan Anda lebih jauh dari biasanya. Berikan banyak ruang untuk bereaksi jika terjadi sesuatu yang tidak terduga. Keempat, pastikan lampu depan motor menyala, meskipun di siang hari. Ini membantu pengendara lain untuk cepat melihat keberadaan kita di tengah kondisi jarak pandang yang buruk. Jangan lupa gunakan jas hujan setelan atas dan bawah terpisah.(aln)


TERKINI

Pemkab Kendal Launching Si Padam

957 Non ASN Diusulkan Jadi PPPK Paruh Waktu

Reservoir Siranda Cuma Layani 3000 Pelanggan

Rekomendasi

Lainnya