Pahami Gairah Anak Prestasi Kemudian!

Adi Sarwono, S.Pd.SD Guru SD Negeri 3 Tlaga Kabupaten Banjarnegara
Adi Sarwono, S.Pd.SD Guru SD Negeri 3 Tlaga Kabupaten Banjarnegara

JATENGPOS.CO.ID, Berkaitan dengan siswa SD, tampaknya tidak lengkap jika tidak mengenai gairah anak pada sekolah. Tidak jarang dijumpai siswa yang bermasalah di sekolah, khususnya siswa yang tampaknya tidak bergairah sekolah. Tak dapat dipungkiri bahwa gairah anak pada sekolah menjadi lebih selektif begitu anak bertambah besar. Gairah pada sekolah dapat diramalkan karena pada beberapa anak ada kecenderungan bahwa gairah akan berkurang dan lama kelamaan akan menjadi bosan dan tidak menyukai sekolah. Bagi anak-anak usia dini, pergi sekolah merupakan hal yang menyenangkan karena mereka merasa lebih besar, seperti kakak-kakaknya. Mereka begitu bersemangat ketika berangkat hari pertama sekolah. Namun, begitu anak mulai besar, mulai terjadi perubahan. Hal ini akan semakin terasa begitu anak memasuki usia pubertas. Pada usia ini, anak yang tidak sekolah akan menolak tugas-tugas sekolah, Sikap-sikap seperti ini, timbul apabila anak merasa berada dalam situasi yang penuh dengan peraturan yang ketat. Perubahan sikap pada sekolah ini dirasakan semua anak namun bentuknya berbeda-beda. Ada anak yang meskipun merasa bosan sekolah (misalnya melalui komentar-komentar seperti “Kapan ya libur?”, “Aduh, capek di sekolah ulangan terus”, atau “Tugasnya banyak sekali”) tetapi ia tetap ke sekolah walaupun terpaksa. Mengapa hal ini sampai terjadi?

Baca juga:  Mind Mapping Permudah Materi Panca Indera

      Ada beberapa kondisi yang membuat berubahnya minat anak pada sekolah di masa perkembangan usia SD, antara lain sebagai berikut (1) pengalaman anak pada masa awal sekolah (pengalaman anak di TK dapat mempengaruhi penyesuaian diri, juga kematangan fisik dan intelektual anak), (2) pengaruh orang tua dan kakak (jika orang tua yang tidak telalu mendorong anak untuk belajar mempersiapakan ulangan, misalnya membuat anak tidak tertantang untuk melakukanya), (3) sikap teman sebaya (pada anak SD ternyata minat dan sikap pada sekolah maupun kegiatan yang dipilih anak banyak dipengaruhi oleh kelompok teman sebaya), (4) prestasi yang baik (besarnya pengaruh keberhasilan akademik pada sikap anak terhadap sekolah, sangat bergantung pada nilai yang dianut oleh kelompok teman sebaya. Kegagalan akademik akan menurunkan ‘diri’ setiap anak, dan hal ini akan menimbulkan rasa tidak suka terhadap situasi yang menyebabkan kegagalan terjadi), (5) sikap terhadap tugas (anak yang kurang menyadari tugas dan tanggungjawab sebagai anak sekolah, tugas di sekolah merupakan masalah baginya, dan tidak jarang akan menimbulkan ketidaksukaan pada sekolah), (6) hubungan guru dengan siswa (besarnya minat anak pada sekolah, juga tergantung dari bagaimana sikap anak pada gurunya. Jika orang tua memberikan pengertian yang salah mengenai gurunya, hal ini akan membuat anak memiliki konsep yang salah tentang guru. Pengalaman yang kurang menyenangkan dengan guru pun dapan menimbulkan sikap negatif terhadap guru dan sekolah), dan (7) Suasana emosional di sekolah (suasana emosional di sekolah dipengaruhi oleh sikap guru dan macam disiplin yang di terapkan di sekolah tersebut. Guru yang memiliki hubungan yang baik dengan siswanya dan menerapkan disiplin yang otoritatif akan membangkitkan sikap yang positif pada diri anak, berbeda dengan sikap guru yang otoriter dalam mengontrol situasi kelas.

Baca juga:  Saatnya Kembali Ke Sekolah

            Berkaitan dengan hal tersebut, tidaklah mengherankan jikan dikatakan bahwa hasrat/minat akan semakin selektif  begitu anak bertambah usia. Kegagalan atau keberhasilan di sekolah dan segala sesuatu yang berkaitan dengan sekolah yang pada awalnya dapat dipenuhi oleh kebanyakan anak, membuat anak yang lebih besar hanya memilih hal-hal yang memang mereka sukai saja. Anak yang mengalami kegagalan dalam prestasinya, cenderung mengembangkan sikap tidak senang pada sekolah.

      Umumnya anak akan bergairah pada mata pelajaran yang dianggap berkaitan dengan pemuasan kebutuhannya dan mencerminkan prestasi terbaiknya. Jika  anak senang pada kegiatan akademik maupun ekstrakurikuler yang berkaitan dengan sekolah maka anak akan meluangkan waktu pada kegiatan-kegiatan sekolah. Disamping itu, hubungan sosial yang baik dengan guru maupun teman, menjadikan anak sebagai warga sekolah yang baik dan berusaha untuk menaati peraturan sekolah. Oleh karena sikap yang menyenangkan ini anak di sukai guru dan teman-temannya. Dilain pihak anak yang bosan pada sekolah, menolak kehadiran guru dan teman-teman sekelas, lama kelamaan akan memiliki sikap negatif terhadap sekolah.

iklan
Baca juga:  PPK Cetak Generasi Emas Indonesia 2045

        Dengan mengetahui berbagai gejala dan masalah yang timbul sebagai akibat dari kebosanan yang terjadi pada siswa maka dapat dipahami apa penyebab dari timbulnya masalah. Penyebab timbulnya masalah, dapat dikaitkan dengan kondisi-kondisi yang telah dijelaskan diatas. Dari situ akan lebih mudah untuk memberikan penanganan pertama agar masalah yang terjadi  pada anak tidak bertambah buruk. Di sini perlu kerja sama yang baik antara pihak orang tua dengan sekolah.

Adi Sarwono, S.Pd.SD
Guru SD Negeri 3 Tlaga Kabupaten Banjarnegara

iklan