JATENGPOS.CO.ID,JAKARTA – Momentum Libur Lebaran merupakan saat panen bagi para pelaku sektor pariwisata. Salah satu pemicunya adalah tunjangan hari raya dan gaji ke-13 aparatur sipil negara (ASN). Dampaknya okupansi kamar hotel dan kunjungan ke destinasi di daerah meningkat.
Ketua Perhimpunan Hotel dan Restaurant Indonesia (PHRI) Hariyadi Sukamdani mengatakan, berdasarkan laporan dari pengurus PHRI daerah, THR dan gaji ke-13 memberi stimulus yang signifikan, khususnya daerah tujuan mudik dan wisata.
“Luar biasa sudah dirasakan stimulus ekonomi di daerah wisata, dan tujuan mudik, di sisi hotel sudah mulai meningkatkan tren okupansi,” katanya, Jumat (15/6/2018).
Menurutnya, di hari biasa, secara keseluruhan jumlah kamar hotel di daerah sebenarnya over supply. Tetapi dengan stimulus tersebut, terjadi lonjakan pertumbuhan okupansi kamar hotel dan restoran hingga 15%.
Hariyadi juga mengatakan hal ini juga dipicu oleh kondisi perekonomian yang relatif stabil selama Ramadan. Sehingga tidak banyak bahan pokok yang melonjak drastis. Imbasnya masyarakat pun dapat menikmati masa libur Lebaran dengan berwisata.
“Walau pun ada beberapa bahan pokok, seperti ayam, yang mengalami lonjakan harga. Tapi over all tetap terjaga,” tambah Hariyadi yang juga menjabat sebagai Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) itu.
Menteri Pariwisata Arief Yahya pun ikut senang dengan kabar tersebut. Menurutnya bagi pelaku bisnis pariwisata, momentum mudik adalah ladang perburuan rezeki. Sebagian besar objek wisata penuh sesak oleh wisatawan.
Apalagi kini masyarakat sekitar destinasi wisata pun ikut bergerak meramaikan destinasi. Dagangannya ditambah dengan memodifikasikan budaya lokal di sekitar objek wisata. Pemanis lainnya berwujud hotel, mal, pusat kuliner dan pusat perbelanjaan juga tidak ketinggalan ikut panen raya.
“Efek positif tersebut membawa berkah. Berkah karena perputaran perekonomian di daerah semakin kencang. Pelaku bisnis pariwisata serta masyarakat daerah ikut kebagian rezeki Lebaran. Sekaligus menambah pundi-pundi Pendapatan Asli Daerah (PAD),” ujar Menpar.
Masa libur Lebaran yang cukup panjang tahun ini, menambah gairah sektor pariwisata. Karena masyarakat mempunyai waktu lebih untuk berkunjung ke destinasi wisata di daerahnya masing-masing.
“Ini baru masa Lebaran, belum memasuki masa arus balik. Saya yakin okupansi hotel serta pendapatan dari sektor pariwisata akan semakin tinggi lagi nantinya,” pungkas Menpar Arief Yahya. (*)