“Partai” Tingkatkan Aktivitas Pembelajaran Cerpen

Sri Wahyuni Hastuti, S.Pd. Guru Bahasa Indonesia SMP Al-Iman Parakan Temanggung
Sri Wahyuni Hastuti, S.Pd. Guru Bahasa Indonesia SMP Al-Iman Parakan Temanggung

Proses pembelajaran semua mata pelajaran di kelas mempunyai tujuan yang sama, yaitu tersampaikannya materi ajar kepada peserta didik. Untuk mencapai tujuan itu seorang guru dituntut untuk mengerahkan segala kemampuannya. Berbagai macam strategi, model, maupun metode dipilih untuk mempermudah mewujudkan pencapaian tujuan pembelajaran tersebut. Namun, tidak semua strategi, model, pendekatan, ataupun metode cocok diterapkan dalam semua penyampaaian materi pembelajaran.

Agar tujuan pembelajaran tercapai, proses pembelajaran harus dilaksanakan dalam suasana belajar yang baik. Seperti yang disampaikan J. Rooijakkers (2010: 58) bahwa yang dimaksud dengan suasana belajar yang baik adalah suasana proses belajar yang dapat berjalan sebaik mungkin. Selain itu, proses pembelajaran harus menyenangkan supaya peserta didik tidak merasa bosan dan mengantuk. Terlebih jika pelajaran berlangsung di jam-jam terakhir saat tenaga dan daya pikir peserta didik sudah limit.

Pelajaran bahasa Indonesia merupakan mata pelajaran yang bersifat kompleks. Ada empat keterampilan yang dituntut pemenuhannya. Keempat keterampilan itu adalah mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Dari keempat keterampilan berbahasa itu peserta didik kelas IX SMP Al-Iman Parakan rata-rata mengalami kesulitan dalam mengorganisasi kata-kata untuk menceritakan kembali dengan bahasa sendiri cerpen yang telah dibaca, baik secara lisan, maupun tertulis. Meskipun sudah diarahkan bagaimana cara menceritakan kembali cerpen dengan bahasa sendiri, sebagian besar peserta didik masih tetap mengungkapkannya dengan kalimat-kalimat yang sama persis dengan teks cerpen yang asli.

Baca juga:  Metode Eksperimen Tingkatkan Hasil Belajar IPS

Untuk mengatasi permasalahan dengan mencoba menggunakan pendekatan pembelajaran realistik (realistic approach). Menurut Suranto (2018: 85) pendekatan pembelajaran realistik yaitu pendekatan pembelajaran menggunakan masalah situasi dunia nyata atau masalah sehari-hari sebagai sumber inspirasi dalam pembentukan konsep. Dalam pembelajaran ini peserta didik berusaha menempatkan pembelajaran pada hakiki dasar pembelajaran yang sebenarnya dengan menekankan aktivitas, keterampilan proses, berdiskusi dan berkolaborasi, berargumentasi dengan teman sekelas sehingga siswa dapat menemukan, menyelesaikan permasalahan dan memperluas dalam dunia kehidupannya sendiri.

iklan

Menurut J. Nababan dalam Suranto (2018: 85), ciri-ciri pendekatan ini yaitu pembelajaran dirancang berawal dari masalah yang ada di sekitar peserta didik, berbasis pengalaman yang dimiliki peserta didik, pembelajaran menghadirkan suatu aktivitas, keterampilan proses, diskusi, kolaborasi, dan argumentasi antarpeserta didik sekelas. Ciri lain penekanan pada pemahaman konsep dan pemecahan masalah, peserta didik mengalami proses pembelajaran bermakna dan memahami dengan penalaran dan secara aktif peserta didik membangun pengetahuan baru dari pengalaman pengetahuan awal. Ciri terakhir terdapat interaksi yang kuat antara peserta didik yang satu dengan peserta didik lain untuk memecahkan dan menyelesaikan permasalahan.

Baca juga:  Google Form Mudahkan Penilaian Pada Masa PJJ

Berdasarkan pendekatan itu, untuk meningkatkan kemampuan peserta didik dalam menulis kembali dengan kalimat sendiri cerpen yang pernah dibaca, teknik digunakan adalah teknik “partai” (paragraf berantai). Kegiatan diawali dengan memberi tugas kepada peserta didik untuk membaca cerpen yang telah ditentukan dalam waktu 20 menit dengan asumsi pesera didik sudah dapat memahami isi cerpen tersebut. Langkah selanjutnya peserta didik dibagi dalam kelompok yang beranggotakan empat orang secara acak. Masing-masing kelompok mendapatkan sebuah kartu yang berisi satu bagian pokok cerita berdasarkan alur dari cerpen. Kegiatan berikutnya masing-masing kelompok berdiskusi mengembangkan pokok cerita ke dalam satu paragraf yang berisi delapan kalimat.

Dalam kegiatan ini, setiap anggota kelompok menuliskan dua kalimat yang sesuai dengan pokok cerita secara urut. Sekretaris masing-masing kelompok menuliskan paragraf yang telah didiskusikan. Kegiatan selanjutnya perwakilan dari masing-masing kelompok menuliskan satu paragraf yang berisi pengembangan pokok cerita secara urut di papan tulis. Setelah semua perwakilan kelompok menuliskan paragraf masing-masing, guru memfasilitasi peserta didik untuk berdiskusi menyunting penulisan pengembangan pokok cerita yang telah ditulis di papan tulis sehingga menjadi sebuah cerita utuh yang sesuai dengan cerpen asli serta dengan penulisan yang tepat sesuai PUEBI (Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia). Kegiatan terakhir guru memberikan umpan balik terhadap hasil diskusi yang telah dilakukan oleh peserta didik.
Teknik partai secara efektif dapat menuntun kreativitas peserta didik untuk mengorganisasi kata-kata menjadi rangkaian kalimat menjadi paragraf yang benar Hal ini dapat memberikan pengalaman bermakna bagi peserta didik dalam menuliskan kembali dengan kalimat sendiri cerpen yang pernah dibaca. Dengan demikian, partai dapat meningkatkan aktivitas peserta didik dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia. Proses pembelajaran juga dapat berlangsung dengan menyenangkan karena tidak monoton.

Sri Wahyuni Hastuti, S.Pd.
Guru Bahasa Indonesia SMP Al-Iman Parakan
Temanggung

Baca juga:  Table Manner Penting Bagi Siswa
iklan