JATENGPOS.CO.ID, KUDUS – Suasana di Terminal Induk Jati, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, pada pekan pertama bulan puasa cukup lengang karena bus yang masuk terminal juga minim, sedangkan penumpang bus juga tidak terlihat lalu lalang seperti sebelum masa pandemi COVID-19, meskipun angka kasus COVID-19 cenderung turun.
“Kondisinya memang jauh berbeda dengan sebelum masa pandemi. Jumlah bus yang masuk terminal juga menurun drastis sehingga yang terlihat hanya beberapa unit bus yang ada di terminal,” kata Koordinator Satuan Pelayanan Terminal Induk Jati Kudus Indarto di Kudus, Kamis.
Sebelum masa pandemi, kata dia, jumlah bus antarkota antarprovinsi (AKAP) maupun antarkota antardaerah (AKDP) yang masuk ke terminal bisa mencapai 110 lebih. Sedangkan saat ini untuk bus AKAP hanya berkisar 50-60 unit bus per harinya, sedangkan AKDP hanya tersisa antara dua hingga lima unit per harinya.
Penumpang yang turun di Terminal Induk Jati Kudus, kata dia, juga tidak banyak karena bisa dihitung dengan jari, termasuk yang naik bus juga tidak banyak karena sejak pandemi memang berpengaruh terhadap bisnis jasa transportasi.
Demikian halnya, penumpang yang dari Jakarta juga tidak banyak karena aktivitas naik turunnya penumpang ke Jakarta juga sama seperti sebelumnya belum terlihat ada lonjakan, terutama kedatangan penumpang dari Jakarta.
“Kalaupun ada penumpang dari Jakarta bukanlah pemudik, melainkan penumpang yang memang aktivitasnya pergi pulang dari Jakarta. Terkait dengan larangan mudik juga belum terlihat ada yang memanfaatkan mudik lebih awal karena terminal masih terlihat sepi,” ujarnya.
Ia mengakui belum ada persiapan khusus menghadapi kebijakan larang mudik karena belum ada petunjuk dari pusat, termasuk perlu tidaknya Terminal Induk Jati dipersiapkan untuk menjalankan kebijakan tersebut.
Roy, salah satu sopir angkutan kota mengakui sejak masa pandemi memang sepi penumpang sehingga menunggu berjam-jam sekalipun tidak jaminan mendapatkan penumpang.
“Terkadang sudah menunggu lama di terminal, ternyata tak satupun ada penumpang sehingga terpaksa pulang tanpa pemasukan,” ujarnya.
Dalam sehari, kata dia, hanya mampu mendapatkan pemasukan bersih sebesar Rp25 ribu, terkadang juga lebih rendah karena disesuaikan jumlah penumpang yang bisa diangkut.
Pemandangan di Terminal Induk Jati Kudus hari ini (15/4), hanya terlihat satu bus AKDP yang tampak menunggu penumpang. Hingga berangkat tidak ada satu pun penumpang yang terangkut karena sepi dan banyak toko yang biasanya buka juga memilih tutup. (fid/ant)