27 C
Semarang
Selasa, 16 Desember 2025

Bupati Pati Sudewo Dorong Petani Tingkatkan Panen 10 ton per Hektar, Begini Caranya

JATENGPOS. CO. ID, PATI – Bupati Pati Sudewo mengatakan, kabupaten Pati sudah swasembada pangan. Sebab produksi beras di Pati sudah tembus 320.000 ton. Sedangkan kebutuhan konsumsi beras 150.000 ton. Berarti surplus 170.000 ton.

“Jadi kalau ukuranya swasembada pangan, Pati ini sudah swasembada pangan karena surplus beras. Tetapi petaninya masih belum sejahtera,” katanya, saat wawancara dengan JatengPosTV, 3 Desember 2025.

Karena itu, Sudewo mendorong petani bisa  sejahtera dengan teknologi tanam satu hektar menghasilan 10 ton padi.

“Kami upayakan peningkatan produksi padi di setiap hektarnya. Saat ini panen padi rata-rata per hektarnya 5,6 ton gabah giling. Kami targetkan menjadi minimal 8,6 ton gabah giling per hektar (10 ton gabah basah).”

Caranya? Dengan edukasi cara tanam, pemilihan bibit, pupuk, hingga penggunaan obatnya. Di Pati, katanya sudah ada petani yang sukses tanam padi satu hektar menghasilan lebih dari 11 ton sejak 2019.

Baca juga:  Debit Sungai Wulan Meningkat, Kudus Dilanda Banjir Lagi

“Kami ini punya mentor namanya Pak Sunyoto dkk di Desa Karangwage kecamatan Trangkil. Yang sudah panen padi satu hektar lebih 11 ton selama 6 tahun. Jadi sudah ada bukti tinggal menularkan ke Petani lain. Melalui camat, Desa, penyuluh tani, cara ini kami sosialisasikan ke semua petani. Sekarang ini sudah ada desa-desa yang panenya lebih 10 ton. Kalau panen meningkat, tentu kesejahteraan petani ikut meningkat,”ujarnya.

Dan saat ini, katanya, sudah ada varian padi 70MD,yang umurnya hanya 70 hari. Kalau varian lain 120 hari panen. Jadi petani bisa tanam tiga kali kurun waktu yang sama (120 hari).

Ada juga sosialisasi mikroba PA63 yang dikembangkan oleh Dandim 0718. Dengan mikroba ini, tanpa ada sentuhan metode yang lain, bisa menambah panen padi 2 ton.

Baca juga:  Polres Kudus Buru Pelaku Pembacokan Berujung Kakak Beradik Tewas

“Mikroba PA63 juga bisa mengusir tikus, karena tikus meninggalkan jejak dari air kencingnya. Nah jejaknya disemprot mikroba PA63 sehingga tikusnya ambyar dan hilang,” imbuhnya.

Yang menarik, kata Sudewo, saat ini pupuk sudah tidak ada masalah. Tidak lagi langka dan menggunakan kartu. Bahkan baru kali ini harga pupuk turun hingga 20 persen.

“Dan juga harga gabah sudah dipatok oleh pemerintah yakni Rp 6500 per kilo gram. Tidak ada harga jatuh ketika panen. Ini hebatnya pemerintahan Pak Prabowo. Maka kalau petani panenya banyak, maka hasilnya juga banyak dan sejahtera,”katanya.(jan)

 



TERKINI


Rekomendasi

...