PBL Atasi Kebosanan Anak Belajar Matematika

Budi Handayani Guru SMPN 1 Tegowanu Grobogan
Budi Handayani Guru SMPN 1 Tegowanu Grobogan

Belajar merupakan suatu proses yang disertai adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan hasil proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk. Tujuan belajar matematika terutama kemampuan menganalisis dan melakukan evaluasi sehingga siswa mampu menyelesaikan masalah.

Permendikbud nomor 68 tahun 2013 menyebutkan bahwa salah satu kompetensi dasar mata pelajaran Matematika SMP yang diharapkan dimiliki peserta didik terkait kompetensi inti yang lainnya adalah “menunjukkan sikap logis, kritis, analitik, konsisten dan teliti, bertanggung jawab, responsif, dan tidak mudah menyerah”.

Salah satu Kompetensi Dasar (KD) dalam pelajaran matematika yang cukup sulit dipahami siswa adalah KD 4.10 Menyajikan dan menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan distribusi data, nilai rata-rata, median, modus, dan sebaran data untuk mengambil simpulan, membuat keputusan, dan membuat prediksi. KD yang lebih kita kenal sebagai materi statistika.

Statistika diajarkan pada siswa kelas VIII semester dua, masih kurang dipahami karena siswa terlanjur tidak menyukai pelajaran matematika. Sehingga semua materi mereka anggap sulit dan membosankan. . Pada umumnya pendekatan yang digunakan guru dalam mata pelajaran matematika lebih bersifat kontektual yang lebih menekankan konsep menyebabkan siswa semakin jenuh dan pada akhirnya hasil belajar matematika selalu rendah.

iklan
Baca juga:  Memahami Posisi Siswa untuk Mendukung Pembelajaran

Mengatasi kondisi tersebut penulis melakukan proses pembelajaran berpusat pada siswa. Guru sebagai salah satu sumber belajar harus dapat menciptakan kondisi belajar yang dapat membuat siswa belajar dengan optimal untuk mendapatkan hasil yang memuaskan. Problem based learning (PBL) menjadi pilihan penulis. PBL pada intinya merupakan suatu strategi pembelajaran yang diawali dengan penyajian adanya suatu masalah dalam kehidupan sehari-hari yang kemudian digunakan untuk membuat atau merangsang peserta didik untuk belajar lebih lanjut.

Peran guru dalam PBL antara lain menyiapkan perangkat pembelajaran misalnya lembar kerja sebagai penuntun siswa melakukan praktek lapangan, serta hal-hal yang dibutuhkan sebelum pelaksanaan pembelajaran. Menjadi motivator siswa untuk mempelajari materi yang akan diajarkan lebih dulu. Menjadi fasilitator pada saat siswa mengalami kesulitan dan selalu memantau kegiatan siswa beserta kelompoknya untuk memperoleh data di lingkungan sekolah sampai akhirnya siswa dapat membuat laporan. Sampai tiap siswa dapat membuat laporan berupa data statistik.

Baca juga:  Literasi dan Pentingnya Literasi

Model PBL merupakan salah satu alternatif untuk membantu siswa menyelesaikan soal matematika yang berkaitan dengan statistika. Sebelum pembelajaran dimulai guru membentuk siswa menjadi tiap kelompok 5-8 siswa. Masing masing kelompok diberi lembar kerja sebagai panduan memperoleh data. Masing-masing kelompok melengkapi data dari lingkungan sekolah.

Kelompok satu mendata nama siswa dan tinggi badan . Kelompok lainnya nama siswa dan berat badan. Kelompok berikutnya mendata jenis makanan dan harga yang dijual dikantin. Kelompok lainnya lagi mendata nama alat tranpot dan jumlahnya yang melewati depan sekolah selama waktu yang telah ditentukan, mungkin bisa sekitar satu menit untuk jalan yang padat, atau disesuaikan sekiranya siswa telah mendapat data yang cukup.

Baca juga:  Semangat Belajar di Era Pandemi dengan Metode Demonstrasi

Siswa diharapkan secepatnya kembali ke kelas untuk membuat laporan, menyusun data dalam bentuk tabel , membuat diagram, baik diagram batang, garis, maupun lingkaran dengan pedoman buku siswa. Tiap siswa membuat laporan lengkap hingga menarik kesimpulan dari kegiatan. Secara acak perwakilan kelompok menyampaikan kedepan kelas. Kelompok lain memberi beberapa pertanyaan, dijawab oleh kelompok yang maju kedepan serta dibantu oleh guru sebagai fasilitator.

Kegiatan ini mampu membawa siswa kedalam suasana senang dan komunikatif antar siswa. Melibatkan lingkungan sekolah membuat siswa tidak bosan, tidak mudah melupakan statistika. Meningkatkan nilai matematika khususnya”statistika”.

Budi Handayani
Guru SMPN 1 Tegowanu
Grobogan

iklan