Semua ilmu punya keunggulan sendiri – sendiri di dunia ini. Hidup kita bisa menjadi lebih mudah karena adanya ilmu pengetahuan, namun hidup kita juga bisa menjadi sumber pengetahuan. Salah satu ilmu yang menjadi favorit sebagai program studi lanjut dan pasti digunakan untuk semua lini kehidupan adalah soal akuntansi.
Menteri keuangan memberikan definisi atas akuntansi melalui Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 476 KMK 01 tahun 1991. Akuntansi suatu proses pengumpulan, penganalisaan, pengklasifikasian, pencatatan, peringkasan dan pelaporan terhadap suatu transaksi keuangan dan kesatuan ekonomi untuk menyediakan sebuah informasi keuangan bagi yang memerlukan informasi tersebut yang berguna dalam pengambilan keputusan.
Dalam kehidupan seseorang, bisa kita katakan bahwa akuntansi akan mempromosikan gaya hidup yang lebih baik. Pengelolaan dan pengendalian keuangan pribadi adalah subjek besar yang sangat penting bagi kita. Dalam kehidupan kita selama ini, hampir tidak ada satu orangpun yang hidup tanpa utang. Mulai dari kartu kredit, cicilan mobil, hipotek, dan lain sebagainya.
Menurut BIE 1999 dalam Trianto (2014) project based learning adalah mode pembelajaran yang melibatkan peserta didik dalam kegiatan pemecahan masalah dan memberikan peluang peserta didik bekerja secara otonomi mengkonstruksi belajar mereka sendiri dan puncaknya menghasilkan produk karya peserta didik bernilai realistik. Dalam menerima pelajaran akuntansi, sebagian peserta didik SMAN 1 Pracimantoro kelas XI IPS menganggap bahwa belajar akuntansi sulit, karena pelajaran ini berhubungan dengan angka – angka. Tidak sedikit yang berpikir belajar akuntansi itu hanya sekedar menghitung uang khayalan yang tidak ada secara nyata. Apabila peserta didik mau tekun belajar dan sering berlatih, sebenarnya belajar akuntansi adalah hal yang menyenangkan.
Kompetensi Dasar yang ada pada pelajaran akuntasi tidak bisa dipisahkan satu dengan yang lainnya, sehingga model pembelajaran yang saya terapkan dengan menggunakan metode projec based learning. Mulai dari mencatat transaksi sampai dengan pelaporannya.
Tahapan dalam model ini: Pertama, peserta didik membuat kelompok secara acak dan mencari data – data transaksi pada perusahaan jasa yang ada disekitar rumahnya dengan jumlah transaksi dibatasi minimal 20 transaksi dalam 1 bulan. Pada tahap ini berarti peserta didik telah menyelesaikan pembelajaran KD 3 Proses pencatatan akuntansi. Kedua, peserta didik bersama kelompoknya menyelesaikan jurnal umum berdasarkan jumlah transaksinya masing – masing. Pada tahap ini biasanya peserta didik sudah mulai malas, sehingga harus terus dimotivasi. Salah satu kelompok akan mewakili untuk presentasi ke depan. Dengan menyelesaikan tahap kedua berarti peserta didik telah menyelesaikan pembelajaran KD 4 Meringkas dan menglasifikasikan transaksi – transaksi menjadi akun – akun yang lebih sederhana. Ketiga, masing – masing peserta didik mengolah data – data yang telah diklasifikasikan dalam kelompoknya, kemudian membuat laporan keuangan. Peserta didik ada yang membuat laporan laba rugi, ada yang membuat laporan perubahan modal, dan ada yang membuat neraca. KD 5 merupakan tahap akhir dari kegiatan akuntasi, pelaporan keuangan. Disinilah peserta didik dapat mengetahui apakah perusahaan jasa itu mengalami keuntungan atau kerugian.
Pembelajaran berbasis proyek ini, peserta didik telah mendapatkan kebebasan atau otonomi untuk menentukan target sendiri dan bertanggung jawab terhadap yang dikerjakan. Guru hanya mendukung terhadap keberhasilan peserta didik dalam belajar. Proyek yang dikerjakan opeh peserta didik merupakan pekerjaan yang sesuai dengan kenyataan di lapangan atau masyarakat. Proyek yang dikerjakan dalam bentuk simulasi atau imitasi, melainkan pekerjaan atau permasalahan yang benar – benar nyata.
Puspita Widjayanti, S.E., M.Pd
Guru Mapel Ekonomi SMA Negeri 1 Pracimantoro