PDIP Geram Dihubungkan PKI

Mengklaim Anggota Nahdlatul Ulama

JATENGPOS.CO.ID, DEMAK – Kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) di Kabupaten Demak mengaku geram terus dikaitkan dengan Partai Komunis Indonesia (PKI). Pasalnya, mereka mengklaim mayoritas beragama Islam, bahkan menjadi pengurus dan anggota Nahdlatul Ulama (NU).

“Menjelang tahun pemilu ini kita diserang isu sebagai partai PKI.  Itu tidak benar sama sekali, karena kader kita mayoritas  beragama Islam dan berakhlak Islam.  Kita harus melawan ini.  Kader PDIP harus berani membantah, bahwa kita bukan PKI, “tegas Ketua DPC PDIP Demak, Fahrudin Bisri Slamet.

Pernyataan itu disampaikan Fahrudin usai acara peringatan ulang tahun PDIP ke-45 , di kantor DPC PDIP Demak,  Minggu (14/1).

Menurut Slamet yang juga anggota ISNU (Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama), isu tersebut sengaja dihembuskan oleh lawan politik untuk  melemahkan kekuatan PDIP.  Untuk itulah, PDIP juga  bersinergi dengan ormas Islam terutama NU , karena menurut sejarah antara PDIP dan NU selalu berjuang untuk NKRI.

Baca juga:  Sudirman Sebut Ia dan Ida Kerap Dapat Tekanan

“Sekali lagi kami tegaskan bahwa PDIP tidak ada kaitannya dengan PKI, isu itu sengaja dihembuskan oleh lawan politik kami, apalagi PKI sudah tidak ada lagi di Indonesia. Apa karena baju kami merah, kemudian dituduh PKI dan tidak beragama,” ujarnya geram.


“Banyak kader kami yang juga menjadi anggota dan pengurus Ansor maupun NU di Demak. Kami berharap agar masyarakat tidak mudah terprovokasi dengan isu ini,” jelas Slamet yang juga wakil ketua DPRD Demak.

Ditambahkannya, sebagai partainya wong cilik, PDIP harus senantiasa ada saat masyarakat membutuhkan. Untuk itu bantuan dari rakyat sangat dibutuhkan, untuk memenangkan Pilgubk Jateng 2018,  Pileg dan Pilpres 2019. Tidak perlu terpengaruh oleh isu – isu yang menyudutkan partai.

Baca juga:  Diduga Tak Netral di Pilgub, Wakapolda Maluku Dicopot

” Tunjukan jati diri kita sebagai kader perjuangan, sebagai partai nasionalis. PDIP akan selalu menjadi garda terdepan menjaga Pancasila sebagai idiologi bangsa. Pancasila harga mati untuk Indonesia Raya. Siapapun yang mengganggu Pancasila harus berhadapan dengan PDIP,”  tegas Slamet.

Sementara itu,  Bupati Demak M Natsir,  menyatakan bahwa,  ulang tahun PDIP ini merupakan simbol perjuangan, sehingga bisa sebagai penyemangat masyarakat.

Seluruh Kader PDIP telah terbukti kokoh dan sangat kuat dalam mempertahankan Pancasila dan NKRI.

“Semoga PDIP  selalu kokoh,  meski diterpa banyak isu.  Ini bisa menjadi contoh partai lain, agar kuat menghadapi ujian.  Semoga PDIP semakin dicintai masyarakat,” kata Bupati Natsir. (bis/adi/udi)