LINGKUNGAN menjadi sarana kehidupan manusia yang utama, baik lingkungan alam maupun sosial. Kualitas lingkungan akan sangat berdampak terhadap kehidupan manusia dan juga makhluk- makhluk yang lain untuk mempertahankan eksistensinya. Bahkan, lingkungan mempunyai andil yang sangat besar untuk pembentukan karakter manusia. Sekarang ini, kita sering dihadapkan pada banyaknya kondisi lingkungan yang sangat tidak nyaman. Seperti udara kotor, bau tidak sedap yang menyengat, sampah menumpuk yang mengganggu pemandangan, air yang tidak layak dikonsumsi dan masih banyak lagi kondisi- kondisi yang menimbulkan keprihatinan kita semua.
Munculnya realita lingkungan yang seperti tersebut, yang menjadi aktor utama adalah “manusia”. Mengapa terjadi kondisi itu? Apa yang telah dilakukan oleh manusia? Dan apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia ? inilah mungkin pertanyaan – pertanyaan yang harus dijawab dan direalisasikan. Tidak ada yang senang dengan kondisi yang buruk, semua menginginkan terwujudnya lingkungan yang bersih, asri dan nyaman.
Manusia adalah satu-satunya makhluk yang paling unik, paling sempurna dibandingkan makhluk-makhluk yang lain. Manusia ditaqdirkan sebagai khalifah di muka bumi, sehingga hanya manusia yang mempunyai kemampuan menjaga, menata, mengelola dan bahkan memporak-porandakan alam ini. Kondisi ini sebagaimana difirmankan oleh Allah SWT yang artinya “dan ketika Allah berfirman kepada Malaikat, sesungguhnya Kami akan jadikan khalifah dimuka bumi, dan para malaikatpun bertanya apakah engkau akan menciptakan orang yang akan senantiasa berbuat kerusakan dan saling menumpahkan darah ?”( Q.S. Al-Baqoroh : 30 ). Derajat manusia sebagai khalifah di muka bumi ( خليفه في الأرض ) tidak berjalan dengan maksimal. Karena manusia yang seharusnya mampu mewujudkan kondisi lingkungan yang baik, sehat, nyaman justru banyak yang tidak peduli terhadap lingkungan dan bahkan menjadi aktor yang turut partisipasi pada perusakan lingkungan. Perilaku ini bertentangan dengan ajaran Islam yang memerintahkan manusia berbuat baik dan melarang manusia berbuat kerusakan di muka bumi (Q.S. Al-Qoshos : 77).
Perilaku manusia seharusnya menciptakan kondisi lingkungan yang baik sesuai dengan tujuan Allah menciptakan manusia, yaitu agar senantiasa beribadah kepada Allah SWT (Q.S. Adz-Dzariyat : 56). Konsep tentang ibadah adalah semua perbuatan yang dilakukan oleh seseorang dengan dilandasi ketaatan, ketulusan dan kecintaan hanya kepada Allah SWT dengan tidak melanggar syariat agama, undang- undang negara, dan juga norma dalam masyarakat. Dari konsep ini maka semua bentuk perusakan (pendholiman) terhadap lingkungan adalah termasuk perbuatan maksiat yang menimbulkan dosa.
Sebagai insan yang beragama dan beriman, menjaga dan melestarikan lingkungan menjadi suatu kewajiban. Hal tersebut bisa menjadi wujud rasa syukur atas semua nikmat Allah. Keanekaragaman yang ada dilingkungan ini esensinya adalah tebaran nikmat Allah SWT yang tidak mungkin terbilang, ini juga menjadi pelajaran bahwa manusia adalah makhluk yang lemah (dho’if) yang tidak akan bisa hidup tanpa nikmat Allah. Oleh karena itu, sebagai salah wujud peningkatan keimanan kita adalah seberapa besar peran kita dalam menjaga dan melestarikan lingkungan hidup. Jangan katakan diri kita sebagai insan yang beriman jika dalam diri kita belum muncul kesadaran dan keikhlasan dalam mewujudkan lingkungan yang peduli dan ramah kepada semua makhluk. Marilah kita ciptakan lingkungan sehat yang mampu memberi manfaat kepada semua hamba, “save lingkungan sehat”. (*)
Suryono, M.Pd
Guru PAIBP SMP 2 Jati