Dunia pendidikan di Indonesia saat ini sedang mengalami situasi yang sulit, dimana sudah setahun bangsa Indonesia dilanda pandemi Covid19, pembelajaran tatap muka tidak diperbolehkan. Penerapan pembelajaran yang boleh digunakan yaitu dengan metode jarak jauh atau daring. Istilah daring merupakan akronim dari “dalam jaringan“ yaitu suatu kegiatan yang dilaksanakan dengan sistem daring yang memanfaatkan internet. Menurut Bilfaqih & Qomarudin (2015, hlm. 1) “pembelajaran daring merupakan program penyelenggaraan kelas pembelajaran dalam jaringan untuk menjangkau kelompok target yang masif dan luas”. Thorme dalam Kuntarto (2017, hlm. 102) “pembelajaran daring adalah pembelajaran yang menggunakan teknologi multimedia, kelas virtual, CD ROM, streaming video, pesan suara, email dan telepon konferensi, teks online animasi, dan video streaming online”
Kurangnya keaktifan siswa dalam proses pembelajaran akan menimbulkan suasana membosankan dan tidak menarik, sehingga siswa yang sebelumnya memiliki minat untuk belajar akan menjadi malas dan tidak semangat. Metode pembelajaran yang monoton dan konvensional ternyata mengakibatkan dampak negatif bagi siswa tersebut. Masalah ini dapat ditanggulangi dengan cara mengganti atau mengubah metode pembelajaran yang biasanya dilaksanakan di kelas dengan metode yang lain, diharapkan dengan mengganti metode pembelajaran akan membuat siswa tertarik dan bersemangat serta menjadi fokus dan konsentrasi terhadap apa yang sedang dipelajarinya.
Menyikapi hal tersebut pembelajaran yang dilaksanakan pada siswa kelas I di SDN 07 Klareyan menggunakan metode Peer Tutoring untuk mengatasi pembelajaran calistung pada kelas rendah. Dalam proses pembelajaran daring seperti ini siswa kelas I mengalami kesulitan, karena mereka masih butuh belajar dari dasar, bagaimana cara mengenal huruf, berhitung dan cara menulis yang benar. Oleh karena itu guru mencoba mengatasi hal tersebut dengan metode Peer Tutoring, langkah awal yaitu guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok belajar, dimana setiap kelompok dijadwal untuk pembelajaran bersama guru dengan menggunakan aplikasi whatsApp melalui video converence. Setelah pembelajaran selesai siswa melakukan belajar mandiri dengan teman satu kelompoknya atau tutor sebaya, guru dan orang tua ikut mengawasi dan membimbing dalam setiap kegiatan. Hal ini bertujuan untuk mengaktifkan siswa dan kegiatan belajar, dimana siswa yang pandai akan mengajari siswa yang belum bisa.
Menurut Ammar, (2001;157) Peer Tutoring (Tutor Sebaya) merupakan salah satu dari strategi pembelajaran yang berbasis active learning. Beberapa ahli percaya bahwa satu pelajaran benar-benar dikuasai hanya apabila peserta didik mampu mengajarkan pada peserta didik lainnya. Mengajar teman sebaya memberikan kesempatan dan mendorong pada peserta didik mempelajari sesuatu dengan baik, dan pada waktu yang sama ia menjadi nara sumber bagi yang lain. Pembelajaran peer teaching merupakan cara yang efektif untuk menghasilkan kemampuan mengajar teman sebaya.
Menurut Suherman (2003 : 277) “Bantuan belajar oleh teman sebaya dapat menghilangkan kecanggungan. Bahasa teman sebaya lebih mudah dipahami, selain itu dengan teman sebaya tidak ada rasa enggan, rendah diri, malu, dan sebagainya. Fungsi lainnya adalah dengan adanya tutor sebaya siswa yang kurang aktif menjadi aktif karena tidak malu lagi untuk bertanya dan mengeluarkan pendapat secara bebas. Dengan system pengajaran tutor sebaya akan membantu siswa yang kurang mampu atau kurang cepat menerima pelajaran yang telah diajarkan. Kegiatan tutor sebaya bagi siswa merupakan kegiatan yang kaya akan pengalaman yang nyata dan merupakan kebutuhan siswa itu sendiri.
Dengan metode yang tepat maka siswa dapat lebih aktif serta percaya diri selama kegiatan belajar berlangsung, sehingga tujuan guru dalam mendidik siswa belajar calistung dapat tercapai, maka dari itu penerapan metode Peer Tutoring untuk siswa belajar calistung dikelas I terbukti berhasil untuk digunakan dalam masa pembelajaran daring atau jarak jauh seperti saat ini. Ketika sebagian besar siswa merasa nyaman dan lebih fokus, maka secara otomatis akan meningkatkan pencapaian hasil belajar.
Oleh :
Riyanti,S.Pd.SD
Guru SDN 07 Klareyan
Pemalang