Pembelajaran menulis puisi masih menjadi kendala tersendiri bagi guru Bahasa Indonesia SMP. Beberapa kendala yang ditemui antara lain siswa kurang memiliki bekal memadai tentang perbendaharaan kata sehingga kurang dapat memilih diksi dengan tepat. Selain itu siswa kurang memahami bagaimana merangkai kata sehingga berdampak kesulitan dalam menuangkan gagasan dalam puisi. Di sisi lain, siswa juga kurang berminat pada pembelajaran menulis puisi. Keterampilan berbahasa aktif siswa SMP saat ini masih berada dalam kategori yang belum maksimal. Berdasarkan fenomena yang penulis hadapi pada pembelajaran menulis puisi pada siswa kelas VIII A SMP Negeri 1 Wonogiri tahun pelajaran 2020/2021, masih banyak ditemui siswa yang meraih nilai di bawah kriteria ketuntasan minimal (KKM) kelas VIII sebesar 80.
Kendala yang muncul tersebut tentu saja memerlukan variasi dan inovasi pembelajaran yang harus dilakukan oleh guru. Proses pembelajaran yang berkutat pada kegiatan ceramah dan tanya jawab membuat siswa lebih mudah merasa bosan. Perlu adanya inovasi positif yang dikembangkan oleh guru agar kegiatan pembelajaran lebih menarik dan menantang bagi siswa. Pendidikan di Indonesia saat ini masih menekankan soal-soal yang berhubungan dengan pengetahuan ingatan (memorizing knowledge) dan sebagian besar guru masih menerapkan pembelajaran tradisional yang berpusat pada guru sehingga keterampilan abad 21 belum terlatihkan dengan baik (Sujiranto, 2018). Fenomena ini juga kita temui pada pembelajaran menulis puisi. Kegiatan evaluasi guru masih bersifat teoretis. Soal masih menanyakan seputar ciri fisik, bentuk, jenis, dan unsur pembangun puisi. Permasalahan utama bagaimana siswa mampu menuangkan idenya dalam bentuk sebuah puisi justru terabaikan.
The Liang Gie (2002) menyatakan bahwa mengarang atau menulis adalah segenap rangkaian kegiatan seseorang mengungkapkan gagasan dan menyampaikannya melalui bahasa tulis kepada masyarakat pembaca untuk dipahami. Puisi merupakan rekaman dan interpretasi pengalaman manusia yang penting, digunakan dalam wujud berkesan sebagai karya seni yang mengandung nilai-nilai keindahan (Rachmad Djoko Pradopo, 2005). Jadi menulis puisi adalah proses kreatif siswa dalam mengekspresikan pikiran, perasaan, gagasan, dan pengalamannya dalam bentuk puisi. Pemilihan metode pegadaian dalam pembelajaran menulis puisi tentu saja bukan tanpa sebab. Pegadaian mengatasi masalah tanpa masalah merupakan istilah perekonomian yang bermakna kegiatan menjaminkan barang-barang berharga kepada pihak tertentu, guna memperoleh sejumlah uang atau barang yang dijaminkan akan ditebus kembali sesuai perjanjian antara nasabah dengan lembaga gadai (Kashmir, 2008).
Pada pembelajaran menulis puisi, prinsip menyerahkan barang gadai ini dalam bentuk kartu kata yang diterima guru di rumah gadai. Prinsip yang diterapkan dalam pembelajaran menulis puisi dengan metode pegadaian ini sebagai berikut: (1) Siswa menuliskan tiga barang gadai berupa kartu kata ukuran 5 x 7,5 cm sesuai tema penulisan puisi yang sudah ditentukan oleh guru; (2) Setiap siswa wajib menggadaikan tiga barang gadai tersebut ke rumah gadai yang dipegang oleh guru; (3) Guru sebagai petugas pegadaian mengacak semua barang gadai yang diterima agar barang gadai tersebut bisa bercampur dengan yang lain; (4) Saat mau menulis puisi, siswa berhak meminta modal satu barang gadai kepada guru; (5) Bilamana siswa masih menemui kesulitan, boleh minta modal kartu kata lagi kepada guru; (6) Selanjutnya apabila sudah menemukan kemudahan dalam menulis puisi, siswa memanfaatkan kartu kata tersebut sebagai bahan dalam menulis puisi.
Penerapan metode pegadaian dalam pembelajaran menulis puisi tersebut mampu membantu siswa yang merasa kesulitan dalam memilih diksi untuk dikembangkan menjadi puisi. Metode ini memudahkan siswa dalam mengembangkan imajinasinya melalui diksi yang tertulis pada kartu kata. Penggunaan metode pegadaian ini mampu meningkatkan kemampuan menulis puisi siswa. Rata-rata hasil tes semula 81,50 meningkat menjadi 86,88 dengan ketuntasan ketercapaian KKM 100%. Secara signifikan penggunaan metode pegadaian ini mampu memotivasi siswa dalam menuangkan gagasannya dalam bentuk puisi.
Oleh: Sriyono, M.Pd.
Guru SMP Negeri 1 Wonogiri