Salah satu hal yang membedakan kurikulum Merdeka dengan kurikulum sebelumnya adalah dalam kurikulum Merdeka adanya kegiatan P5 (Projek penguatan profil pelajar Pancasila). Berdasarkan Kemendikbudristek No. 56/M/2022, P5 merupakan kegiatan kokurikuler berbasis projek yang dirancang untuk menguatkan Upaya pencapaian kompetensi dan karakter sesuai dengan profil pelajar Pancasila yang disusun berdasarkan standar kompetensi lulusan (SKL), dimana temanya sudah ditentukan oleh pemerintah dengan pelaksanaannya disesuaikan dengan kondisi daerah masing-masing. Pelaksanaan projek penguatan profil pelajar Pancasila dilakukan secara fleksibel dari segi muatan, kegiatan, dan waktu pelaksanaan . projek tersebut terpisah dari intrakurikuler, dengan alokasi yang terpisah juga yaitu 20-30% jam Pelajaran, pelaksanaanya dapat dialokasikan 1-2 jam pelajaran perhari di akhir Pelajaran, dapat pula 1 hari dalam seminggu atau memadatkan kegiatan P5 diminggu ke 4 setiap bulannya. Tujuan, muatan, dan kegiatan pembelajaran P5 tidak harus dikaitkan dengan tujuan dan materi Pelajaran intrakurikuler. Di tingkat satuan sekolah dasar P5 dilaksanakan dengan 2 tema dalam setahun.
Dapat dikatakan pula bahwa Projek penguatan profil pelajar pencasila pada kurikulum Merdeka adalah sistem pembelajaran yang bertujuan untuk mengamati dan menyelesaikan permasalahan di lingkungan sekitar melalui lima aspek utam, yaitu: potensi diri, pemberdayaan diri, peningkatan diri, pemahaman diri, dan sosial. Kurilulum Merdeka dalam projek P5 memanfaatkan metode pembelajaran yang interaktif dan memberikan kesempatan siswa untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran. Untuk itu, diharapkan dengan adanya P5 dalam kurikulum ini, siswa dapat mengembangkan potensi mereka dengan lebih bebas dan kreatif, serta mempersiapkan mereka menjadi individu yang lebih mandiri dan mampu berkontribusi positif bagi dirinya dan lingkungan sekitarnya. Salah satu P5 yang telah dipraktikkan di SD Negeri 01 Kaligelang tahun Pelajaran 2022/2023 semester II siswa kelas IV adalah tema Kewirausahaan dengan mengangkat judul Pekulik (pengusaha kuliner cilik) dapat melatih siswa untuk berwirausaha. Mengapa memilih tema tersebut? Karena di sekitar lingkungan siswa banyak pedagang kecil serta banyaknya home industri mainan.
Dengan mempraktikkan P5 Pengusaha kuliner cilik dapat memberikan pengalaman yang nyata kepada siswa dalam berlatih berwirausaha melalui kegiatan jual beli makanan kecil yang diproduksi sendiri. Pelaksanaannya dengan menerapkan metode kolaborasi dengan berbagai pihak. Menurut Isjoni (2007) metode kolaborasi adalah metode dimana siswa disusun dalam kelompok-kelompok untuk mengerjakan tugas secara Bersama-sama. Dengan berkolaborasi antara siswa dengan siswa lainnya dapat memupuk kerja sama serta menanamkan rasa tanggung jawab setiap individu dengan tugasnya masing-masing. Kolaborasi disini guru berperan sebagai fasilitator, dan juga ada keterlibatan siswa serta orang tua siswa. Dalam pelaksanaannya siswa dibentuk dalam beberapa kelompok, kemudian guru membagi tugas per kelompok aneka minuman dan makanan kecil yang dapat dibuat sendiri oleh siswa yang dapat melibatkan orang tua siswa, kemudian Ketika pelaksanaan siswa membentuk stand sesuai sesuai dengan jajanan yang akan dijualnya. Selain siswa kelas IV dalam kegiatan ini juga melibatkan siswa kelas lain dari kelas I-VI sebagai pembelinya. Melalui kegiatan P5 ini, siswa diharapkan memiliki motivasi berwirausaha sejak dini, membekali siswa dengan pengalaman/keterampilan nyata dalam berwirausaha. Pengalaman/keterampilam baru ini, dapat mengasah kompetensi P5 seperti kreatif, gotong royong, berbhinekaan global, bernalar kritis, berakhlak mulia, serta beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang maha esa.
Oleh: Novi Widyanti, S.Pd.SD
Guru SD Negeri 01 Kaligelang, Kec.Taman, Kab. Pemalang