Masa Pandemi belum berakhir, sudah satu tahun lebih dunia dilanda wabah yang kita kenal Covid-19, kapan situasi akan berakhir? Kita semua tidak tahu. Situasi ini membuat semua lapisan masyarakat terganggu, baik sektor pendidikan, perekonomian, perdagangan, sosial, dan perkantoran semua berjalan timpang, bekerja di rumah, mengajar dari rumah, anak-anak menerima pelajaran dari rumah.
Dunia Pendidikan juga mengalami perubahan yang drastis, anak-anak seusia SD, SMP dan SMA adalah masa untuk membentuk kepribadian menjalin relasi dengan teman-teman sebayanya. Anak-anak kurang mempunyai kesempatan untuk bersosialisasi dengan teman sebayanya. Dengan demikian Anak-anak tidak dapat membangun karakter dan membangun relasi dengan orang lain. Karakter dan relasi yang dibangau para pelajar sekarang hilang denga adanya wabah Covid-19, sekarang anak-anak mulai dari TK sampai SMA berada di rumah, tidak bisa bergaul dengan sesamanya.
Salah satu yang kena dampak covid-19 adalah kegiatan pembelajaran Pendidikan Agama Katolik kelas X, kelas XI, dan kelas XII di SMA N 1 Subah.. Kegiatan pembelajaran Pendidikan Agama Katolik di SMA N 1 Subah sudah satu tahun lebih khususnya kelas XI dan XI dilaksanakan secara daring.. Pelajar katolik kelas XI dan XII sudah merasa jenuh dengan situasi seperti ini, Mereka kurang merasakan dirinya sebagai pelajar SMA karena belum pernah memakai seragam putih abu-abu, bahkan ada pakaian OSISnya sudah sesak karena perubahan dan pertumbuhan pelajar SMA begitu cepat. Ada pelajar Katolik kelas XI merasa selama satu tahun di kelas X tidak mendapatkan sesuatu yang berarti. Ilmu yang didapat sangat kecil. Tidak ada sesuatu yang menantang, misalnya kalau ada , ulangan mereka merasa ringan, kalau tidak bisa, ,mereka bisa buka buku atau cari di internet dan cepat selesai.
Bagi pelajar yang ingin belajar sungguh-sungguh, pasti akan berusaha menjalani pembelajaran dengan semaksimal mungkin dan dari sekian pelajar SMA N 1 Subah berapa persen yang belajar sungguh-sungguh. Hal ini dapat kita temui beberapa guru mata pelajaran yang merasa kehadiran anak-anak yang ikut pelajaran sesuai jadwal tidak sampai 100%, ada ungkapan dari seorang guru bahwa anak-anak kelas XI mungkin merasa jenuh. Ada beberapa siswa yang hanya absen saja setelah itu mereka pergi entah kemana, untuk menghilangkan kejenuhan.
Pembelajaran jarak jauh selama masa pandemi ini menjadikan para pelajar mengalami kejenuhan, bosan dan capek, hampir setiap mata pelajaran,ada tugas dari guru yang bersangkutan. Sehingga ada beberapa Pelajar yang tidak mengirimkan tugasnya. Ada juga pelajar yang mengikuti pelajaran kalau ada ulangan saja alasanya kuota, tidak ada sinyal atau HP nya rusak, maka sebagai seorang guru dituntut kesabaran, ketelatenan, dan kreasi dalam mendampingi pelajar di masa pamdemi ini.
Situasi pandemi ini juga berdampak pada hubungan relasi antarteman, para pelajar khususnya pelajar katolik kelas XI dan XII sudah berada di SMA N 1 Subah selama 1 tahun, mereka belum mengenal temannya lebih dekat satu sama lain dalam satu kelas. Bahkan ada yang tidak kenal teman satu kelasnya.
Setelah melihat situasi masa pandemi ini kegiatan pembelajaran jarak jauh dibutuhkan pendampingan para pendidik untuk bisa kreatif dan variatif dalam mendampingi anak didiknya, sehingga para pelajar tidak merasa bosan dan jenuh. Para pendidik harus bisa menjadi teman bagi para pelajar, sehingga terciptanya pembelajaran yang menyenangkan.
Penulis : Yulius Idris Widiyana
Guru Agama Katolik SMA N 1 Subah