Sebagian besar peserta didik tidak menyukai IPA karena terlalu banyak nama~nama / istilah ilmiah, seperti : medula oblongata, homo sapiens,filum, trakea, osteon,tuba falopii, epididimis, dan masih banyak lagi nama~nama ilmiah yang mewarnai buku teks IPA SMP. Hampir setiap kompetensi dasar tersurat nana ilmiah dari organ tubuh makhluk hidup, proses dalam tubuh, bahkan penyakit dan penyebabnya juga menggunakan nama~nama ilmiah yang sebagian besar tidak dapat diterjemahkan dalam bahasa Indonesia.
Sebagai contoh nama bagian~bagian organ mata,; kornea, retina,iris,pupil,lensa,otot siliari, jika diterjemahkan justru membinggungkan peserta didik. Akibatnya, peserta didik sebagian besar tidak memahami IPA terutama Biologi karena asing dengan nama ~nama ilmiah tersebut. Untuk memotivasi peserta didik agar mulai mengenal dan mengingat nama/istilah ilmiah dengan asyik antara lain dengan memanfaatkan pensil/spidol warna.
Salah satu bentuk pembelajaran active learning yang pernah diterapkan di SMP 1 Semarang yaitu memanfaatkan spidol warna untuk mengenal bagian~bagian sel hewan dan tumbuhan. Untuk memahami perbedaan organel penyusun sel hewan dan sel tumbuhan, peserta didik diharuskan mewarnai organel yang sama dengan warna tertentu yang mereka sukai, sebagai contoh: warna merah untuk nucleus/ inti sel, warna hitam untuk nucleolus/anak inti sel, warna coklat untuk membran plasma/plasmalema, warna biru tua untuk dinding sel, warna hijau untuk kloroplast, warna pink untuk mitokondria, demikian seterusnya untuk seluruh organel penyusun sel hewan dan tumbuhan secara lengkap. Dengan kesamaan warna untuk satu organel, maka peserta didik sekaligus dapat menemukan adanya perbedaan antara organel penyusun sel hewan dan sel tumbuhan. Kita hanya memantau dan mengawasi proses mereka dalam menyelesaikan “mewarnai sel.” Contoh lain yaitu dengan mewarnai bagian~bagian penyusun ginjal, maka peserta didik akan lebih mudah mengingat nama bagian sekaligus fungsi bagian ginjal cukup dengan mengingat warnanya saja. Pada materi kimia kita lebih mudah membantu siswa memahami unsur, senyawa dan campuran dengan warna dan bentuk yang berbeda untuk tiap unsurnya. Peserta didik akan lebih asyik bermain warna tanpa mereka sadari kalau telah belajar memaksimalkan otak belahan kanannya.
Metode ini diterapkan dengan pertimbangan mengingat warna akan lebih mudah daripada menghafal nama ilmiah; istilah jawanya “niteni.”
Menurut Menurut Ahmad Susanto (2012: 9) dalam karya tulisnya , “Kemampuan Mengenal Warna merupakan kemampuan mengenali warna dan bentuk tentu tidak didapat secara instan. Sebuah proses yang tidak sebentar bagi anak untuk mengenali berbagai macam warna dan bentuk yang ada. Mengenalkan anak pada bentuk dan warna bisa mengembangkan kecerdasan, bukan hanya mengasah kemampuan mengingat, tapi juga imajinatif dan artistik, pemahaman ruang, keterampilan kognitif, serta pola berpikir kreatif.
Sementara, The Magic Color fungsi warna bagi otak antara lain:
Membantu otak menjadi lebih rileks sebab otak kiri dan kanan yang seimbang akan membuat otak cenderung menuju gelombang otak α, tempat kondisi rileks terjadi.
Membuat otak menjadi lebih kreatif dalam berfikir sebab otak yang rileks di kondisi α membuatmu bisa mengakses semua informasi yang ada di pikiran bawah sadarmu.
Berkonsentrasi lebih baik karena mengaktifkan otak kanan sehingga seimbang dengan otak kiri dan mengambil alih kegiatan melamun yang mengganggu konsentrasi.
Mengingat pentingnya warna dan kemampuan otak belahan kanan inilah, cara yang telah diterapkan untuk membantu peserta didik dalam mengingat dan memahami nama/ istilah dalam IPA dengan asyik karena mereka cukup dengan mengingat warna, maka nama/istilah asing menjadi mudah diingat dan lebih mudahh untuk “niteni.”
Jadi mulailah memacu anak~anak kita untuk melatih kemampuan otak kanan agar maksimal dengan cara belajar yang menyenangkan melalui warna, salah satunya. Jika otak belahan kanan maksimal maka pemahaman peserta didik terhadap materi IPA dapat meningkat karena mereka akan melalui proses belajar dengan senang. Jika peserta didik sudah senang maka mereka akan mudah memahami IPA.
Sri Kurniawati,S.Pd
Guru IPA SMP Negeri 1 Semarang