Sejak pertama kali diluncurkan, Program Merdeka Belajar sukses mengakselerasi kualitas pendidikan di Tanah Air. Melalui program tersebut, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi berhasil memperkuat beragam aspek pendidikan. Mulai dari kurikulum, penguatan siswa dan tenaga pengajar (SDM), hingga bantuan-bantuan pendidikan
Menteri Dikbudristek, Nadiem Makarim mengatakan bahwa Merdeka Belajar merupakan konsep pengembangan pendidikan di mana seluruh pemangku kepentingan diharapkan menjadi agen perubahan (agent of change). Para pemangku kepentingan tersebut meliputi keluarga, guru, institusi pendidikan, dunia industri, dan masyarakat.
Tiga indikator keberhasilan program Merdeka Belajar yang digagas kementeriannya. Yakni partisipasi siswa-siswi dalam pendidikan Indonesia yang merata, pembelajaran yang efektif, dan tidak adanya ketertinggalan anak didik. Salah satu pembelajaran yang efektif diterapakan dalam kurikulum MERDEKA mengajar adalah penerapan pembelajaran berdeferensiasi dan pembelajaran sosio emosional. https://www.kemenkopmk.go.id/merdeka-belajar-ikhtiar-memperkuat-pilar-pendidikan
Pada dasarnya aspek intelegensi atau kemampuan kognitif bukanlah satu-satunya aspek yang mempengaruhi perilaku anak kepada dirinya, orang lain dan lingkungannya namun ada aspek lain yang tak kalah pentingnya berperan dalam proses pembelajaran yakni aspek perkembangan sosial emosional, dimana proses pembelajaran ini mengembangkan keterampilan sikap dan nilai-nilai yang diperlukan untuk memperoleh Kompetensi sosial dan emosional sebagai modal anak dalam berinteraksi dengan dirinya, orang lain dan lingkungannya. Kecerdasan emosional bahkan mendukung sebagian kesuksesan besar seorang anak dimasa depannya.
Aspek kecerdasan emosional yaitu 1. Kesadaran diri atau self awareness yaitu berkaitan mengenal diri secara akurat mengenai emosi, pikiran. 2. Manajemen diri atau self management yaitu kemampuan mengontrol emosi, perilaku diberbagai situasi. 3.Kesadaran social atau social awareness kesadaran untuk bias berempati dengan orang lain. 4. Kemampuan berelasi atau relationship skills yaitu kemampuan bekerjasama dengan orang lain.
Implementasi pembelajaran sosio emosional dapat diterapkan melalui kegiatan rutin yaitu kegiatan yang dilakukan diluar waktu belajar akan lebih misalnya kegiatan membaca bersama,, perayaan hari besar, Acara sekolah, apel pagi, kerja bakti, senam pagi bersama, seminar atau pelatihan,.
kegiatan pembelajaran sosio emosional juga dapat terintegrasi dalam pembelajaran yaitu strategi pembelajaran yang terintegrasi dalam kurikulum misalnya melakukan refleksi telah menyelesaikan sebuah topik pembelajaran, membuat diskusi kasus atau kerja kelompok untuk memecahkan masalah dan juga saat proses presentasi hasil diskusi atau kerja kelompok.
Penerapan budaya positif juga dapat mengimplementasikan pembelajaran sosio emosional yaitu budaya atau aturan sekolah yang sudah menjadi kesepakatan bersama dan diterapkan secara mandiri oleh murid atau sebagai kebijakan sekolah untuk merespon situasi atau kejadian tertentu misalnya menjaga ketenangan di ruang perpustakaan berdoa di mushola sekolah dengan hikmat dan lain-lain
Salah satu latihan atau kesadaran penuh untuk mengelola emosi adalah latihan dengan metode stop .Teknik stop ini merupakan latihan yang sangat mudah dan sederhana. Untuk para siswa dalam jeda pembelajaran.
Latihan stop dapat dilakukan sebagai berikut :Stop / berhenti hentikan apapun yang sedang anda lakukan , take a deep breath / teknik nafas dalam sadari nafas masuk, sadari nafas keluar, merasakan udara segar yang masuk melalui hidung. Merasakan udara hangat yang keluar dari lubang hidung. Melakukan dua sampai tiga kali napas masuk, napas keluar., Observe / amati. Amati apa yang Anda rasakan pada tubuh anda amati perut yang mengembang. Amati pilihan-pilihan yang dapat Anda lakukan,Process / lanjutkan latihan selesai silahkan lanjutkan kembali aktivitas anda dengan perasaan yang lebih tenang, pikiran yang lebih jernih dan sikap yang lebih positif.
oleh : FITRI KHOIRUN NISA’,S.Pd.
Kepala SDN 2 Tambakromo