Sudah dua tahun pandemi Covid-19 belum juga menghilang dari negara kita. Sektor pendidikan di Indonesia memiliki wajah dan sistem baru yang sekaligus menimbulkan pro dan kontra di masyarakat. Mengacu pada Surat Edaran Kemendikbud Nomor 40 Tahun 2020 Tentang “Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam Masa Darurat Penyebaran Corona Virus Disease (COVID-19)”, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Makarim, mengambil sejumlah kebijakan untuk menghadapi pandemi. Kebijakan tersebut di antaranya adalah penghapusan Ujian Nasional; perubahan sistem Ujian Sekolah; perubahan regulasi Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB); dan penetapan belajar dari rumah (BDR).
Pelaksanaan pembelajaran dari rumah secara daring menjadi tantangan berat bagi guru. Materi pembelajaran tidak tersampaikan dengan baik,. Guru belum memiliki pengalaman dan bekal cukup dengan sistem pembelajaran daring sehingga cara dan media mengajar masih cenderung repetitif dan kurang inovatif. Pembelajaran inovatif (Burhanudin,2014) dapat diartikan sebagai pembelajaran yang dirancang oleh guru, yang sifatnya baru, tidak seperti yang biasanya dilakukan, dan bertujuan untuk menfasilitasi siswa dalam membangun pengetahuan sendiri dalam rangka proses perubahan perilaku ke arah yang lebih baik sesuai dengan potensi dan perbedaan yang dimiliki siswa.
Salah satu pembelajaran inovatif yang dilaksanakan guru kelas VI SD Negeri 1 Wonotirto pada muatan pelajaran IPS KD 3.1 yaitu flipped classroom. Pembelajaran kelas terbaik (Flipped Classroom) adalah pendekatan pembelajaran dengan cara membalikkan kegiatan pembelajaran yang biasanya dilakukan di kelas menjadi pekerjaan yang harus dilakukan di rumah atau di mana saja di luar kelas (Natalie, 2012). Peserta didik mempelajari materi terlebih dahulu, melalui beragam media yang disediakan oleh pendidik. Sehingga, ketika pembelajaran di kelas berlangsung, pendidik tidak lagi memberikan materi dengan ceramah, tetapi peserta didik langsung melakukan aktivitas belajar sesuai petunjuk guru.
Model pembelajaran flipped classroom sangat tepat diterapkan pada pembelajaran dari rumah. Dengan strategi flipped classroom siswa mendapat pembelajaran tidak hanya di dalam kelas saja namun di luar kelas siswa juga dapat mengakses atau melihat materi yang diberikan oleh guru secara berulang-ulang dengan bantuan internet atau video pembelajaran yang diberikan oleh guru (Syam, 2014). Langkah-langkah pembelajaran daring dengan flipped classroom antara lain, guru memfasilitasi diskusi peserta didik terkait materi dalam chat grup atau video conference; guru memberikan arahan pada peserta didik yang sedang presentasi atau simulasi melalui video conference (WAG atau aplikasi lain); membimbing peserta didik yang belum memahami materi yang sudah dipelajari; memberikan ulasan atau umpan balik pada peserta didik yang telah melakukan presentasi; dan memberikan evaluasi kepada semua peserta didik untuk mengetahui capaian tujuan pembelajaran menggunakan aplikasi kuis/latihan.
Setelah guru melaksanakan pembelajaran IPS melalui flipped classroom ternyata minat belajar siswa kelas VI SD Negeri 1 Wonotirto meningkat. Berdasarkan hasil angket yang diberikan kepada peserta didik, ada 88% peserta didik yang mempunyai minat belajar tinggi. Proses pembelajaran flipped classroom yang inovatif dan memiliki variasi membuat peserta didik menjadi lebih tertarik. Hal ini sangat terkait dengan upaya guru untuk selalu menjaga kualitas pembelajaran dan terlebih lagi minat belajar siswa (Yulietri, 2015). Dengan demikian model pembelajaran flipped classroom dapat meningkatkan minat belajar peserta didik, serta mampu lebih meningkatkan kualitas pembelajaran IPS dengan kerangka materi yang jelas dan mudah diakses siswa.
Oleh:
Gesang Hendratmoko, S.Pd.SD
Guru SD N 1 Wonotirto, Kec. Bulu, Kab. Temanggung