Pembelajaran Lebih Efektif dengan Sistem Face to Face

Titik Heru Maryani, S.Pd.SD. Guru SD Negeri Brondong

Pada hakikatnya pengertian pembelajaran secara umum adalah suatu proses interaksi antara peserta didik atau siswa dengan pendidik atau guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar yang meliputi guru dan siswa yang saling bertukar informasi.

Sedangkan menurut Munif Chatib pembelajaran merupakan proses transfer ilmu dua arah antara guru sebagai pemberi informasi dan siswa sebagai penerima informasi.

Sejak mewabahnya virus corona tahun 2019 lalu pertama kali di daerah Wuhan, Cina dan akhirnya meluas ke seluruh dunia termasuk Indonesia, maka pembelajaran tidak dapat dilakukan dengan system face to face atau tatap muka antara guru dan siswa, hal itu dikarenakan untuk meng-hindari penyebaran virus corona dan pembelajaran hanya boleh dilaksanakan secara PJJ ( Pembelajar-                    an Jarak Jauh ) atau online. Dimana PJJ atau online tersebut hanya bisa dilakukan melalui jaringan internet.

Sejak pertengahan bulan Maret 2020 maka pembelajaran di seluruh Indonesia pada umumnya dan di Kelas I SDN Brondong, Bruno khususnya juga harus melaksanakan pembelajaran dengan sis-tem PJJ atau online.

iklan
Baca juga:  Pendidikan Karakter, Melalui Knowing Tumbuhkan Semangat Belajar Siswa di Rumah

Padahal sesungguhnya pembelajaran dengan sistem PJJ atau online ini banyak mengalami kendala atau hambatan terutama di SDN Brondong, Bruno yang daerahnya merupakan daerah pelosok atau terpencil yang jauh dari kota dimana jaringan internetnya sulit atau kurang lancar atau karena otang tua siswa tidak memiliki kuota internet karena habis paketannya  atau karena orang tua siswa tidak memiliki HP ( Hand Phone ) pintar atau android yang bisa mendukung pembelajaran anaknya dengan sistem PJJ atau online ini sehingga pembejaran dengan sistem PJJ atau online ini kurang efektif dibandingkan dengan pembelajaran face to face atau tatap muka.

Karena pembelajaran dengan sistem PJJ atau online membuat siswa merasa bosan  di rumah karena hanya ditemani oleh orang tua dan siswa juga semakin malas, sementara pembelajaran dengan sistem face to face atau tatap muka siswa akan merasa lebih senang, lebih gembira karena di sekolah siswa dapat bertemu dengan guru dan teman-temannya, bisa bermain dan belajar bersama, jika sedih ada yang menghiburnya sehingga kegiatan belajar mengajar tidak membuat jenuh atau membosankan.

Baca juga:  Ksal Tumbuhkan Motivasi Belajar Matematika

Selain itu, dalam kegiatan belajar mengajar secara face to face atau tatap muka ada nilai yang bisa diambil oleh siswa, misalnya proses pendewasaan social, budaya, etika, dan moral yang hanya bisa didapatkan melalui interaksi sosial di suatu area pendidikan.

Purworejo merupakan daerah dengan kasus corona dalam zona kunimg atau orange sehingga sekolah bisa dilaksanakan dengan sistem face to face atau tatap muka. Untuk itu sesuai dengan keputusan hasil rapat antara kepala sekolah, guru, orang tua / wali murid, komite sekolah, dan perangkat desa Brondong, Bruno pada tanggal 17 Juli 2020 maka kegiatan belajar mengajar di SDN Brondong umumnya dan Kelas I khususnya dilaksanakan dengan sistem face to face atau tatap muka.

Baca juga:  Pengembangan Media Papan Flannel untuk Penjumlahan dan Pengurangan

Untuk menghindari penyebaran virus corona kegiatan belajar mengajar dengan sistem face to face atau tatap muka ini dilaksanakan dengan mematuhi protocol kesehatan, diantaranya: memakai masker, sebelum masuk kelas mencuci tangan, cek suhu badan dengan alat termogran, jaga jarak, masuknya secara bergiliran atau bergantian, durasi waktu tidak lebih dari 2 jam, dan tidak berkerumun atau berkumpul.

Semoga kegiatan belajar mengajar dengan sistem face to face atau tatap muka yang dilaksanakan di SDN Brondong, Bruno ini bisa lebih efektif dan efesien dan semoga virus corona segera sirna dari bumi Indonesia agar belajar di sekolah kembali normal.

Penulis : Titik Heru Maryani, S.Pd.SD.

Guru SD Negeri Brondong

iklan