Pembelajaran Lingkungan Implementasi PPK

Dianita Hastiningrum, S. Pd. Guru Biologi SMA Negeri 2 Klaten
Dianita Hastiningrum, S. Pd. Guru Biologi SMA Negeri 2 Klaten

Pendidikan merupakan masalah aktual. Kualitas dan kuantitas pendidikan menjadi prioritas. Bentuk usaha pemerintah memajukan khasanah dunia pendidikan adalah melakukan pembaharuan kurikulum dan proses belajar mengajar agar pendidikan lebih bermutu, berkembang dan menumbuhkan Generasi Cerdas Berkarakter.

Pendidikan karakter bukan produk baru, bukan mata pelajaran/kurikulum baru tetapi merupakan penguatan, fokus dari proses pembelajaran dan sebagai poros/ruh/jiwa pendidikan. Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) adalah program pendidikan di sekolah untuk memperkuat karakter siswa melalui harmonisasi olah hati (etik dan spiritual), olah rasa (estetik), olah pikir (literasi dan numerasi) dan olah raga (kinestetik) sesuai dengan falsafah Pancasila (kemdikbud.go.id).

Sentral kesuksesan pendidikan berkarakter adalah guru yang menjadi pihak pembangun sinergi tripusat pendidikan (sekolah, masyarakat, keluarga). Guru harus mampu menjadikannya beririsan satu sama lain sehingga siswa terbentuk karakternya tidak hanya dari jam tatap muka kelas tetapi dengan lingkungan dan masyarakat, guru harus mengolah situasi agar siswa memiliki 4C : critical thinking, communication skill, creativity and innovation, serta collaboration. Pembelajaran tidak hanya mengandalkan kelas tetapi mengajak siswa lebih aktif, memecahkan masalah, bekerja dalam tim, saling menghormati dan menghargai (Muhadjir : 2017).

Baca juga:  Field Trip Tingkatkan Menulis Teks Deskripsi

            Guru sebagai ujung tombak pendidikan harus membina, mengembangkan kemampuan siswa agar menjadi manusia cerdas, terampil, bermoral tinggi. Siswa dengan berbagai latar belakang mempunyai kemampuan berbeda dalam menunjang tercapainya tujuan proses belajar mengajar. Proses belajar IPA, termasuk biologi dipengaruhi faktor internal dan eksternal misal lingkungan (Akhmad Sarojo : 2000).

iklan

Lingkungan mempengaruhi keberhasilan belajar. Kebersihan lingkungan sebagai sarana belajar siswa harus dijaga. Pencemaran mengakibatkan gangguan kesehatan, punahnya spesies, hama penyakit, hujan asam dan pemanasan global. Penanggulangan dilakukan dengan pengendalian administratif (aturan hukum), teknologis (langkah penanganan), edukatif (pendidikan) sehingga diharapkan memiliki etika lingkungan. Lingkungan merujuk segala sesuatu yang melingkungi. Semua yang diperlukan makhluk hidup disebut sumber daya alam (SDA) : energi, materi (air, udara, mineral), makhluk hidup, ruang waktu. Makhluk hidup yang memberi manfaat disebut sumber daya alam hayati,  (Istamar : 2004).

Baca juga:  Peranan Olahraga dalam Pembinaan Sikap Sosial

Tindakan sesuai etika lingkungan, dijadikan pedoman perilaku positif : (1) Menanamkan sikap bahwa manusia bagian tak terpisahkan lingkungan, (2) Lingkungan terdiri komponen biotik abiotik berinteraksi membentuk ekosistem, (3) Lingkungan menyediakan SDA semua makhluk hidup, pemanfaatan memperhatikan dan mempertahankan fungsi, (4) Semua manusia bertanggung jawab terhadap keseimbangan, kestabilan dan kelestarian lingkungan, (5) Mengingatkan hal sederhana bahwa ’kebersihan bagian dari iman’ dalam cakupan universal : segi fisik,  jiwa/pikiran, individu/masyarakat.

            Pengelolaan lingkungan sebagai salah satu sumber belajar biologi bagi siswa sangat diperlukan dalam upaya peningkatan keimanan ketaqwaan dan mencetak sumber daya manusia handal, berwatak, cerdas, kompetitif dan berkarakter. Hal ini memiliki konsekuensi pada proses pembelajaran, bukan berarti harus ada pergantian kurikulum baru, tetapi dapat dilakukan revitalisasi isi, metode dan strategi pembelajaran.

Baca juga:  Talking Stick Tingkatkan Konsentrasi Belajar Siswa

Dianita Hastiningrum, S. Pd.

Guru Biologi SMA Negeri 2 Klaten

iklan