Salah satu masalah pokok dalam pembelajaran di sekolah saat ini adalah yaitu kurang keaktifan siswa dan rendahnya daya serap siswa yang dibuktikan dengan hasil belajar yang masih rendah. Mata pelajaran Matematika bagi sebagian besar siswa dianggap sebagai mata pelajaran yang sulit. Sehingga para siswa terkadang enggan menunggu guru mata pelajaran matematika dibandingkan dengan guru yang lain. Karnawi Henri Santoso dalam sebuah penelitian Tindakan Kelas (2014) menyatakan banyak didapati bahwa 2 dari 10 siswa suka matematika atau sekitar seperlima dari jumlah siswa yang suka pelajaran yang lain. Kenyataan ini didapati karena persoalan sulitnya belajar mata pelajaran matematika yang membuat siswa malas belajar dan mereka cenderung mengalihkan dengan pelajaran yang lain.
Dengan studi kasus diatas guru mata pelajaran matematika harus tanggap dengan psikologis anak, guru harus punya dasar pemahaman bahwa siswa enggan belajar matematika dikarenakan sulit dan tidak mudah mengerjakan soal. Para siswa lebih suka bermain handphone game atau browsing internet dibandingkan belajar matematika, sehingga pembelajaran matematika perlu diintegrasikan dengan dunia informasi tekhnologi (IT) saat ini. Guru harus menerapakan pembelajaran yang bervariasi, perlu sebuah bentuk pemebalajaran yang menyenangkan, berpusat pada siswa dan mampu meningkatkan peran aktif siswa dalam pembelajaran matematika. Contohnya guru memakai penjelasan tutorial dengan menggunakan laptop dan LCD, sehingga pandangan siswa tersebut dapat tertuju pada layer LCD yang dianggapnya sama seperti mereka melihat secara visual ke layer hp. Konten materi yang ditampilkan dalam audio visual layer LCD harus menarik perhatian mereka. Pembelajaran teori bisa diberi caption atau fitur – fitur yang menyenangkan sehingga siswa mudah memahami dan merasa senang apalagi dalam menjawab soal ketika disediakan dalam media pemebelajaran slide show powerpoint.
Selanjutnya guru dapat menggunakan IT dalam bentuk kemasan yang praktis didalam informasi teknologi seperti website atau blog. Siswa dapat dengan mudah menngunduh teori atau cara mengerjakan dengan modul matematika, serta dapat bertanya jawab jika kurang paham dalam mengerjakan soal. Hal ini tentunya dapat menjadi suatu yang praktis ketika mereka menggunakan hp sekaligus dapat belajar matematika.
Upaya lain yang dapat digunakan adalah guru membuat grub WhatsApp (WA) peserta didik tersebut. Adanya WA grub kelas tersebut, guru dapat mengirimkan materi atau soal yang sangat interaktif secara online dengan peserta didik tersebut. Sehingga siswa yang merasa enggan belajar atau malas mau tidak mau jadi tertarik membaca dan mempelajari isi informasi dari WA grub meskipun diluar sekolah atau waktu santai mereka.Selain itu ada aplikasi –aplikasi yang bisa digunakan seperti YouTube, Iflix , dan aplikasi lainnya. Tentunya bila guru mempunyai akun dalam youtube dan aplikasi tersebut. Maka siswa menjadi lebih mudah mengakses dan menyenangkan dalam belajar matematika di media infomasi teknologi tersebut.
Sebagai kesimpulan, guru harus kreatif dan inovatif dalam menggunakan IT dalam Teaching Learning Process ( TLP ) / proses Kegiatan Belajar Mengajar, sehingga siswa menjadi tergugah pentingnya belajar matematika yang indah dengan IT dan dengan waktu yang sefleksibel mungkin. Diharapkan dengan adanya integrasi anatar IT dengan mata pelajaran Matematika, para pendidik maupun peserta didik mampu berkembang bersama dalam menyongsong era milenial dan revolusi 4.0.
Nunus Yuni Astuti, S.Pd
Guru SMKN I Gondang