Model pembelajaran merupakan bagian penting yang digunakan dalam upaya pencapaian hasil belajar yang maksimal. Dengan model pembelajaran yang tepat, proses pembelajaran dapat memperoleh hasil yang optimal serta tujuan pembelajaran dapat tercapai. Untuk mencapai keberhasilan pembelajaran yang diharapkan, upaya yang dilakukan seorang guru adalah dengan cara memperhatikan pola belajar siswa, menguasai materi pelajaran, memilih model
pembelajaran yang tepat serta menciptakan situasi pembelajaran yang efektif.
Salah satu upaya dalam menciptakan situasi pembelajaran yang efektif adalah dengan cara menerapkan pembelajaran kontekstual melalui pendekatan kooperatif. Pembelajaran kontekstual adalah pembelajaran yang mengaitkan antara materi yang diajarkan di kelas dengan permasalahan sehari-hari dilingkungan sekitar siswa. Dengan menggunakan pembelajaran kontekstual guru berperan sebagai fasilitator yang membantu siswa dalam mencapai tujuan
pembelajaran.
Menurut Susilo dalam Sumarmi (2012) penggunaan pembelajaran kontekstual maka tidak hanya mengembangkan ranah pengetahuan dan ketrampilan siswa, namun juga mengambangkan kreaktifitas siswa dalam memecahkan masalah dalam kehidupannya. Sedangkan pembelajaran kooperatif, didesain untuk melibatkan siswa secara aktif dalam kegiatan pembelajaran, sehingga fokus utama dalam hal ini adalah siswa, bukan guru (Sumarmi, 2012:41).
Berdasarkan penjelasan tersebut dapat diketahui bahwa saat ini ada perubahan paradigma dalam pembelajaran, yang semula berpusat pada guru beralih menjadi siswa yang dituntut untuk lebih aktif. Namun kondisi di lapangan saat ini belum sesuai dengan hal tersebut, dalam proses pembelajaran guru masih mendominasi sehingga siswa masih kurang terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran.
Model pembelajaran Problem Based Instruction (PBI) berpusat pada kegiatan siswa. Model pembelajaran tersebut merupakan salah satu dari model pembelajaran yang dapat digunakan guru dalam mengaktifkan siswa dalam belajar (Abbas, 2007:8). Dalam proses pembelajaran, guru bertindak sebagai fasilitator sedangkan siswa yang dituntut untuk lebih aktif. Keaktifan dalam pembelajaran dapat terjadi jika tercipta suasana pembelajaran yang menyenangkan. Aktif dalam pembelajaran dapat berupa aktif dalam bertanya, menjawab, berpendapat, menyanggah pendapat, dan sebagainya.
Guru berkewajiban menggiring siswa untuk melakukan kegiatan. Guru sebagai penyaji masalah, memberikan instruksi-instruksi, membimbing diskusi, memberikan dorongan dan dukungan yang dapat meningkatkan pertumbuhan inkuiri. Guru diharapkan dapat memberikan kemudahan belajar melalui penciptaan iklim yang kondusif dengan menggunakan fasilitas media dan materi pembelajaran yang bervariasi. Pelaksanaan Model pembelajaran Problem Based Instruction (PBI) didukung dengan beberapa metode mengajar di antaranya metode ceramah, tanya jawab, diskusi, penemuan, dan pemecahan masalah.
Model pembelajaran Problem Based Instruction (PBI) menggunakan pendekatan pembelajaran siswa pada masalah kehidupan nyata. Model pembelajaran Problem Based Instruction (PBI) dikembangkan untuk membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir, pemecahan masalah dan ketrampilan intelektual, belajar berbagai peran, melalui pengalaman belajar dalam kehidupan nyata.
Model pembelajaran Problem Based Instruction (PBI) dapat diterapkan pada pelajaran-pelajaran sosial, salah satunya adalah geografi. Permasalahan- permasalahan geografi yang selalu berkembang setiap saat dapat dihadirkan di kelas dan dapat dijadikan sebagai bahan pembelajaran. Dalam proses pembelajaran yang menerapkan model pembelajaran Problem Based Instruction (PBI), siswa dihadapkan pada permasalahan dunia nyata yang tentunya dikaitkan dengan materi yang diajarkan oleh guru. Materi yang sesuai dengan model
pembelajaran tersebut adalah materi yang berkaitan dengan permasalahan sehari-hari siswa sehingga akan memudahkan siswa dalam menerima materi pembelajaran.
Oleh: Imam Ghazali, S.Pd.I
GURU PADA SDN 03 BONGAS