Pembentukan Sikater Melalui Pengalaman Belajar Tematik

Misti Haryani, S.Pd.SD

Dalam pendidikann karakter Thomas Lickona (1992) menekankan pentingnya tiga komponen karakter yang baik yang disepakati secara global, yaitu moral knowing atau memiliki pengetahuan tentang moral dan etika dalam bermasyarakat, moral feeling yaitu memiliki perasaan yang sesuai dengan moral, dan moral action yaitu melakukan perbuatan – perbuatan yang sesuai dengan nilai – nilai  moral, sebagai  fitrah manusia.

Salah satu ajaran yang terkenal dari sang bapak Pendidikan Indonesia, Ki Hajar Dewantara adalah “ Setiap orang menjadi guru setiap rumah menjadi sekolah.” Sabtu, 24 Juli 2021, dari bdkjakarta@kemenag.go.id.  Mengintegrasikan ajaran beliau dengan  tujuan kurikulum 2013, maka setidaknya kita dapat mengambil dua pelajaran. Pertama bahwa setiap anggota keluarga yang lebih dewasa harus dapat mengajarkan sikap spiritual, sosial, pengetahuan, dan keterampilan.

Bagaimana cara memenuhi kebutuhan pembentukan karakter bagi anak? Ki Hajar Dewantoro mengajarkan tentang tri pusat pendidikan, yaitu sekolah, orang tua, dan masyarakat. Begitu tinggi nilai filosofi ajaran ini sehingga sangat cocok untuk kondisi sekarang. Tidak hanya mengandalkan sekolah, Ada kerjasama anatara orang tua, dan masyarakat.

Baca juga:  “DL” Tingkatkan Hasil belajar Keseimbangan Ion Larutan

Peran orang tua dan masyarakat sangat penting dalam membantu pembentukan karakter anak. Pembiasaan dalam penanaman karakter kinerja, moral, relasional, dan spiritual harus bisa digantikan dan dilengkapi oleh peran orang tua dan masyarakat.

iklan

Pendidikan karakter melalui  sekolah  daring  di saat peserta didik sedang school from home (sekolah  dari rumah). Pembelajaran dominan tidak dilakukan dengan tatap muka, sehingga menjadi tantangan guru dalam proses pendidikan karakter tersebut. Diakses pada 24 Juli 2021,dari https://ejurnal.undiksha.ac.id>article  Disisi lain akan memberikan kesempatan bagai peserta didik dalam mengaktualisasikan nilai-dapat tetap dikawal dan dikontrol oleh para guru. Salah satunya dengan memberikan lembar control karakter. Lembar kontrol dibuat oleh guru sebagai kendali pemantauan dan dipergunakan sebagai umpan balik kepada siswa dan orang tua.  Guru dapat pula memberikan penghargaan (prizing) kepada siswa yang berprestasi setidaknya dengan mengucapkan selamat (congratulation) di group WA peserta didik, dan memberikan hukuman (punishment) jika terlambat mengerjakan tugas sebagai bentuk penanaman karakter disiplin melalui WA jalur pribadi agar nama baiknya tetap terjaga dan anak tidak merasa direndahkan di depan teman – temannya.

Baca juga:  Menyikapi Kenakalan Remaja Zaman Now

Dalam penanaman nilai-nilai karakter di rumah, orang tua bisa dibantu melalui media. Sekarang sudah banyak sekali konten pendidikan karakter berbasis media. Tentu saja, untuk praktik beribadah, harus dicontohkan sendiri dalam keluarga, termasuk karakter lain yang memerlukan role model dari orang tua dan keluarga.

.           Karakter diperoleh dari pengalaman belajar, mulai anak berangkat dari rumah, masuk pintu gerbang sekolah, sambutan warga sekolah kepada siswa, bersosialisasi dengan teman-temannya, interaksi antara siswa dan guru di dalam kelas, perlakuan guru terhadap siswa, sampai selesai kembali ke rumah. Proses inilah yang akan tercatat dalam memori anak.

Sekolah bukan sekadar tempat mencari ilmu pengetahuan, tapi juga harus menjadi salah satu tempat pembentukan karakter bagi anak-anak kita.

Baca juga:  Tega Tourn, Tingkatkan Aktivitas Belajar Matematika

Learning experiences (pengalaman belajar) menjadi proses penting dalam pembentukan karakter. Oleh karena itu, proses pendidikan yang baik akan memberi pengalaman belajar yang baik dan akan menghasilkan pribadi-pribadi yang baik di kemudian kelak. Begitu juga sebaliknya, proses pembelajaran yang kurang baik sangat berpotensi menghasilkan sesuatu yang kurang baik.

 

 

Oleh : Misti Haryani, S.Pd.SD

 Guru SD Negeri Bandungrejo, Bayan,  Purworejo

iklan