Keterampilan menulis merupakan salah satu jenis keterampilan berbahasa yang harus dikuasai peserta didik. Pembelajaran menulis merupakan kegiatan guna mengatasi kesulitan menulis. Menurut Pangesti Wiedarti (2005:20) kesulitan menulis yang dihadapi diantaranya kesulitan menemukan topik, mencari atau menemukan bahan pokok, menyusun paragraf yang baik dan kurang menguasai tata cara menulis. Arswendo Atmowiloto (2004: 8) berpendapat berbeda bahwa menulis itu mudah karena bisa dipelajari asal mempunyai minat secara terus menerus yang tidak mudah patah. Dengan demikian dalam keterampilan menulis banyak kesulitan yang dihadapi tetapi dengan minat yang tidak mudah patah maka penulis dengan mudah bisa mengatasi kesulitan.
Pengajaran sastra mempunyai peranan penting dalam mencapai tujuan pendidikan. Rusyana (1982:26) mengungkapkan tujuan pengajaran sastra agar peserta didik memperoleh pengalaman dan pengetahuan sastra. Dalam pembelajaran sastra khususnya drama, peserta didik diharapkan dapat menulis teks drama. Dengan menulis teks drama pengalaman peserta didik akan bertambah. Wawasan semakin luas sehingga terbentuk sikap positif untuk menghadapi norma-norma yang berlaku di masyarakat. Tidak dapat dihindari dalam pembelajaran menulis drama sering ditemukan beberapa permasalahan diantaranya siswa kurang berminat dan kurang serius mengikuti pembelajaran. Peserta didik merasa kesulitan dalam menuangkan ide atau gagasan ke dalam sebuah tulisan. Hal seperti ini juga dialami sebagian besar peserta didik SMA Negeri 1 Sumberlawang di kelas XI IPS 2 Tahun Pelajaran 2019/2020. Materi pembelajaran keterampilan menulis teks drama termuat pada mata pelajaran bahasa Indonesia SMA kelas XI.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, guru harus memilih strategi pembelajaran yang tepat. Salah satu strategi yang tepat yakni pembelajaran dengan menggunakan pendekatan kontestual. Pembelajaran kontekstual menurut Depdiknas (2002:5) merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan dunia nyata peserta didik dan mendorong untuk membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Nurhadi dan Senduk (2003:5) menyatakan bahwa pendekatan kontekstual adalah salah satu pendekatan pembelajaran yang menekankan pentingnya lingkungan alamiah dalam proses belajar sehingga kelas lebih hidup dan bermakna karena peserta didik mengalami sendiri apa yang dipelajarinya. Berdasarkan kedua pendapat di atas pembelajaran kontekstual merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan materi pelajaran dengan dunia nyata sehingga pembelajaran lebih hidup karena peserta didik mengalami sendiri apa yang dipelajarinya.
Penerapan pendekatan kontestual terbagi dalam beberapa langkah. Pertama, guru menjelaskan materi sesuai dengan tujuan pembelajaran. Kedua, guru memberikan penugasan terstruktur kepada masing-masing peserta didik. Peserta didik diajak ke luar kelas melihat berbagai kegiatan yang dilakukan di sekelilingnya atau bisa mengingat-inat kejadian yang telah dialami. Peserta didik bebas memilih topik dan subjeknya. Peserta didik mengeksplorasi hasil ide atau gagasannya ke dalam tulisan berbentuk teks drama. Pada pertemuan berikutnya guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk membacakan hasil tulisannya beruapa teks drama, peserta didik yang lain mengomentari tentang isi dan struktur kebahasaannya. Keempat, berangkat dari komentar peserta didik guru menjelaskan materi pelajaran. Terakhir guru dan peserta didki menyimpulkan materi sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Dengan diterapkan pendekatan kontekstual dalam menulis teks drama peserta didik lebih mudah mengembangkan ide atau gagasannya karena peserta didik mengalami langsung dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga apa yang dialami diwujudkan dalam tulisan teks drama. Dengan demikian peserta didik dapat memahami dengan mudah pembelajaran keterampilan menulis teks drama.
Oleh:
Zulfa Rohmawati Latifah, S.Pd.
Guru SMA Negeri 1 Sumberlawang, Sragen