JATENGPOS.CO.ID, – Implementasi kurikulum 2013, dapat dikatakan cukup untuk menjadikan seorang guru piawai menggunakan model pembelajaran. Namun ternyata tidak demikian, terbukti sebagai guru IPA, masih merasa gelepotan menggunakan model-model pembelajaran berbasis saintifik. Beberapa catatan berkaitan dengan praktik pembelajaran IPA menggunakan model-model pembelajaran itu, diantaranya pemilihan model pembelajaran yang belum tepat sesuai dengan karakteristik dan materi pelajaran. Terkesan, guru memaksakan menggunakan model pembelajaran tertentu walaupun dirasa kurang pas dengan materi pelajarannya. Bukan hanya pemilihan model pembelajaran yang kurang tepat, namun sintaks atau tahapan pembelajaran juga masih menjadi permasalahan tersendiri.
Di sisi lain, pemanfaatan teknologi informasi dalam pembelajaran IPA di kelas yang merupakan ciri khas pembelajaran era digital juga masih memprihatinkan. Potret di atas merupakan satu dari sekian banyak tantangan guru menghadapi era digital. Siswa di era digital, memiliki kemampuan mengakses informasi lebih besar karena adanya perkembangan teknologi. Oleh karena kemampuan yang dahsyat itu, sekarang ini siswa-siswa kita sering disebut sebagai Generasi Z.
Menurut David Stillman dalam Ika Ardina (2017: 23) mengatakan bahwa generasi Z merupakan generasi digital yang mahir dan gandrung akan teknologi informasi dan berbagai aplikasi komputer lainnya. Bahkan, informasi yang diakses generasi Z ini tidak terbatas pada informasi yang berkaitan dengan dunia pendidikan, melainkan berbagai informasi yang berkaitan dengan kepentingan pribadinya. Ciri generasi Z itu sangat suka dan sering berkomunikasi dengan semua kalangan lewat jejaring sosial seperti facebook, twitter, WhatsApp, atau Short Massage Service. Melalui media ini, generasi Z bebas berekspresi baik apa yang mereka pikirkan maupun yang dirasakan secara spontan. Namun, salah satu kelemahan generasi Z yaitu selalu menginginkan segalanya serba cepat, tanpa bertele-tele ataupun berbelit-belit. Mereka ini juga cenderung individualis, serba instan dan tidak menghargai proses. Tentu, segala kelemahan ini menjadi bidang garapan guru sebagai garda terdepan dalam dunia pendidikan. Inilah tantangan generasi kita saat ini.
Sebagai seorang guru IPA, dalam setiap pembelajarannya tentu berupaya menggunakan dan memanfaatkan teknologi digital. Pemanfaatan itu diantaranya, siswa dipandu mencari materi pembelajaran lewat browsing, juga belajar menjawab soal-soal menggunakan quiper, guru memiliki blog atau web dan sesekali pembelajaran menggunakan kelas maya (schoology). Dengan cara-cara ini, guru dapat mengubah dokrin mereka selama ini yaitu menjadi guru gaul dengan pembelajaran menggunakan media digital.
Dengan bantuan digital dalam pembelajaran, kelas akan semakin menarik, berwarna dan bersemangat sehingga suasana kelas menjadi menyenangkan. Disamping hal-hal di atas, guru juga harus piawai dalam mencari celah untuk memilih serta menggunakan metode dan model pembelajaran yang cocok dan sesuai dengan kondisi di kelasnya. Sebut saja, penggunaan model discovery learning, dan problem based learning (PBL), atau project based learning (PjBL)merupakan model pembelajaran yang digolongkan dalam pendekatan saintifik sesuai kurikulum 2013
Daryanto (2014:51) mengungkapkan bahwa dengan pembelajaran IPA menggunakan pendekatan saintifik, siswa sejak dini akan dilatih memahami konsep-konsep melalui proses intuitif sampai siswa dapat menyimpulkan. Implementasi model pembelajaran berbasis saintifik ini menjadikan siswa terbiasa mengatasi permasalahan yang dihadapi dengan mengintegrasikan higher order thinking skills yaitu mengembangkan kemampuan berpikir kritis. Bukan hanya itu, keterampilan kolaborasi atau team work untuk meningkatkan kreativitas yang dibutuhkan era mendatang juga tergarap dengan apik. Guru juga harus kreatif memasukkan nilai-nilai karakter supaya siswa memiliki kepribadian yang baik, percaya diri, siap dan mampu menghadapi tantangan di era digital sehingga dapat mewujudkan generasi emas abad 21 yang handal .
Lastri Siwi, S.Pd.
Guru IPA SMP Negeri 1 Tembarak, Temanggung-Jawa Tengah