Membangun masa depan siswa yang berkualitas dan berkarakter tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Menanamkan nilai-nilai kebajikan, kejujuran, kesopanan dan saling menghormati dilakukan sejak usia dini, pada usia ini anak akan menyerap dan meniru apa yang dilihat, didengar serta dirasakan di lingkungan sekitar. Pendidikan karakter merupakan suatu ajang yang diterapkan dalam sekolah-sekolah guna memperbaiki moral suatu bangsa. Pendidikan karakter seolah-olah menjadi perbincangan asyik yang sulit dihentikan. Setiap ada kesempatan tak luput pendidikan karakter selalu menjadi topik utama. Namun praktiknya pendidikan karakter belum terealisasi secara sempurna dalam kehidupan nyata.
Sejak beberapa tahun lalu pemerintah menggenjot pendidikan karaktek. Salah satu alasannya adalah karena mulai terkikisnya nilai-nilai moral di masyarakat, termasuk di lingkungan pendidikan. Membangun karakter siswa dilakukan mulai dari yang paling bawah yaitu pada jenjang usia dini. Pada saat jenjang ini diharap pondasi yang dibangun harus sekuat mungkin agar bisa menopang bangunan yang selanjutnya dan tidak mudah hancur karena terkena arus globalisasi. Pendidikan karakter tidak hanya diterapkan pada mata pelajaran agama, kewarganaraan, ilmu sosial akan tetapi pada semua mata pelajaran termasuk matematika.
Beberapa karakter yang dikembangkan dalam pembelajaran matematika antara lain: pertama, sikap teliti, cermat dan hemat. Dalam mengerjakan operasi hitung seorang dituntut bersikap teliti, cermat, hemat, cepat dan tepat. Kedua, Sikap jujur, tegas dan bertanggung jawab. Matematika juga mengajarkan sikap jujur, tegas, dan benar dalam menyelesaikan masalah dan bertanggung jawab. Ketiga, Sikap pantang menyerah dan percaya diri. Saat mengerjakan atau meyelesaikan masalah matematika kita tidak boleh menyerah dan percaya diri kalau kita bisa.
Pada dasarnya dalam matematika itu terselip nilai kejujuran, ketekunan, ketelitian, kecepatan, dan kemandirian. Selanjutnya untuk mendapat hasil maksimal antara pendidikan matematika dan pendidikan karakter, seorang guru dituntut untuk memberikan kontribusi yang optimal kepada peserta didiknya. Seorang guru juga harus mampu menentukan dan melaksanakan konsep antara pendidikaan matematika dan pendidikan karakter dalam suatu pembelajaran agar dapat bersinergi. Pembelajaran matematika yang baik tidak hanya dimaksudkan untuk mencerdaskan siswa, tetapi juga menghasilkan siswa yang berkepribadian baik. Sebagai guru matematika dapat merancang pembelajaran matematika sedemikian rupa, sehingga dapat membantu siswa dalam mengembangkan sikap dan kemampuan intelektualnya, dan produk dari pembelajaran matematika tampak pada pola pikir yang sistematis, disiplin diri dan pribadi yang konsisten.
Penerapan pendidikan karaktek dapat diaplikasikan dalam pembelajaran matematika di SMP N 1 Purwantoro pada siswa kelas VIII dengan cara guru mendesain pembelajaran yang memungkinkan didalamnya terdapat aktivitas-aktivitas yang mendukung tumbuh kembangnya nilai – nilai karakter yang ada dalam diri siswa saat belajar, seperti melalui aktivitas diskusi siswa dilatih menghargai pendapat dan mengkritisi pendapat orang lain dan berlatih mengungkapkan pendapat dengan argumen yang kuat. Penerapan nilai karakter melalui matematika tidak hanya saat proses pembelajaran berlangsung, misalnya saat memberikan tugas rumah siswa akan menyelesaikan tugas tersebut dengan tepat waktu, dan benar-benar dikerjakan oleh siswa sendiri dengan rasa tanggung jawab, jujur, peduli dengan i diri sendiri dan menghargai gurunya serta komitmen terhadap kewajiban yang harus diselesaikan. Pengembangan nilai-nilai karakter dalam diri siswa khususnya melalui pelajaran matematika akan membuat siswa selalu berusaha menghargai apapun yang mereka lakukan dan selalu melakukan hal-hal baik yang seharusnya dilakukan sebagai seorang siswa.
Dwi Ana Handayani, S. Pd
Guru Matematika SMP Negeri 1 Purwantoro