JATENGPOS.CO.ID,- Mengomunikasikan gagasan ataukonsep menjadi semakin penting bagi siswa SMK, hampir samapentingnya dengan gagasan atau konsep yang didapatsebagai solusi untuk mengatasimasalah.Mengomunikasikan gagasan atau konsep dengan cara yang lebih baik dan bermanfaat bagi masyarakat luas menjadi nilai ‘yang menjual (marketable)’ bagi penggagas ataupembuat konsep.
Gagasan tersebut dapat berupaproduk benda jadi atau peningkatanpelayanan yang lebih baik.Berbagai upaya tersebut, bagi siswa SMK dikemas dalam Mata Pelajaran Simdig (Simulasi dan Komunikasi Digital)pada Kurikulum 2013. Mata pelajaran ini menjadi bagian dari Kelompok Kejuruan, pada subkelompok Dasar Kompetensi Kejuruan. Berdasarkan hasil observasi pembelajaran yang dilakukan pada mata pelajaran Simdig (Simulasi dan Komunikasi Digital) dengan model konvensial menghasilkan nilai rata-rata yang tidak memuaskan.
Pada model pembelajaran ini guru memberi materi melalui ceramah, kegiatan terpusat pada penceramah dan komunikasi yang terjalin searahpenceramahkepada pendengar. Penceramah mendominasi seluruh kegiatan, sedang pendengar hanya memperhatikan. Jadi pada proses pembelajaran guru yang berperan aktif, sedangkan siswa cenderung pasif. Banyak siswa yang memperoleh nilai di bawah kriteria ketuntasan minimal (KKM). Hal ini dikarenakan pada pembelajaran siswa hanya mengetahui saja apa yang diberikan oleh guru tanpa memahami konsepnya. Jadi, pada saat diberikan permasalahan yang tidak sama persis dengan apa yang dicontohkan oleh guru, siswa tidak bisa memecahkan masalah tersebut.
Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka diperlukan penerapan model pembelajaran yang diarahkan pada peningkatan aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar sehingga tercipta suatu proses belajar mengajar yang berlangsung secara optimal antara guru dan siswa. Interaksi antara guru dan siswa yang optimal berimbas pada peningkatan penguasaan konsep yang pada gilirannya dapatmeningkatkanhasilbelajar siswa. Dengankata lain,untuk meningkatkan hasil belajar siswa diperlukan peran guru yang dapat membuat pembelajaran Simulasi dan Komunikasi Digital menjadi lebih baik, menarik dan disukai oleh siswa. Suasana kelas perlu direncanakan dan dibangun sedemikian rupa dengan model pembelajaran yang tepat agar siswa dapat memperoleh kesempatan untuk aktif dalam pembelajaran.
Sebagai seorang guru, kita harus mampumendesain dan memilih model pembelajaran yang sesuai dengan tema dan kompetensi dasar yang harus dikuasai oleh peserta didik. Model pembelajaran yang kita pilih hendaknya disesuaikan dengan keadaan dan kemampuan peserta didik, sumber belajar, serta daya dukung yang dimiliki oleh guru atau sekolah.Salah satu model yang dapat digunakan adalah Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem BasedLearning). Problem Based Learning (PBL) adalah metode pengajaran yang bercirikan adanya permasalahan nyata sebagai konteks untuk para peserta didik belajar berfikir kritis dan keterampilan memecahkan masalah, dan memperoleh pengetahuan (Duch,1995).Usaha siswa untuk memecahkan masalah spesifik itu tentu saja menuntuk kekritisan siswa sehingga pada akhirnya dalam Pembelajaran Berbasis Masalah (PBL) siswa belajar untuk berfikir kritisdanmemecahkanmasalahselainmemperoleh pengetahuan-pengetahuan esensial pada konsep-konsep standar kompetensi selain itu siswa juga mampu mengaitkan masalah keseharian dengan konsep menghitung Simulasi dan Komunikasi Digital.
Langkah-langkah Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)yaitu Orientasi siswa terhadap masalah, Mengorganisir peserta didik untuk belajar, Membimbing penyelidikan, Menyajikan dan mengembangkan hasil karya, Mengevaluasi serta menganalisa proses pemecahan masalah. Dalam langkah-langkah tersebut dapat kita uraikan prosesnyayaitu Pada tahap pertama Model pembelajaran problem based learning diawali dengan yang namanya tahap orientasi atau pengenalan. Didalamnya mencakup:Pencapaian akan tujuan yang hendak guru capai, Penjelasan akan logistik yang diperlukan, Pemberian suatu masalah kepada siswa, Pemberian motivasi agar siswa terlibat langsung dan berperan aktif. Pada tahap ke dua, guru dapat melakukan peranannya untuk membantu peserta didik dalam mengorganisir tugas belajar yang terkait dengan permasalahan yang diberikan.
Pada tahap ke tiga, guru melakukan sebuah bentuk usaha untuk mendorong siswa mengumpulkan informasi yang dibutuhkan, melakukan eksperimen serta memecahkan permasalahan yang sudah diberikan. Pada tahap ke empat, Guru memberikan bantuan kepada para peserta didik dalam hal perencanaan dan penyajian karya misalkan laporan dan lain sebagainya. Selain itu guru pun ikut membantu para siswa untuk berbagi tugas dalam kegiatan berkelompoknya. Pada tahap terakhir, Guru melakukan sebuah usaha untuk membantu para siswa dalam melakukan evaluasi terhadap proses yang telah dilakukan selama kegiatan pemecahan masalah.
Dengan penerapan model PBL (problem based learning) pada Mata Pelajaran Simdig (Simulasi dan Komunikasi Digital) maka diharapkan siswa dapat tertarik dengan mata pelajaran tersebut, sehingga minat belajar siswa bertambah serta prestasi belajar Simdig (Simulasi dan Komunikasi Digital) juga meningkat.