Penerapan Strategi LSQ dan IS Dongkrak Hasil Belajar IPA Bagi Siswa SMP

Sri Tulus Wijayanto, S.Pd Guru SMPN 2 Ngaringan Kab. Grobogan
Sri Tulus Wijayanto, S.Pd Guru SMPN 2 Ngaringan Kab. Grobogan

Kunci utama dalam meningkatkan mutu pendidikan adalah para Guru secara langsung mempengaruhi, membimbing dan mengembangkan kemampuan peserta didik agar menjadi manusia yang cerdas, terampil dan bermoral tinggi. Peningkatan mutu pendidikan di sekolah dapat dilakukan dengan menerapkan strategi, metode dan media yang tepat dan bervariasi pada setiap konsep pembelajaran. Namun kenyataannya tidak semua guru menerapkan strategi, metode dan media yang tepat dan bervariasi. Pembelajaran yang diterapkan oleh guru didominasi dengan ceramah dan guru kurang merangsang pemikiran siswa, sehingga mengakibatkan semangat belajar siswa menjadi rendah. Rendahnya semangat belajar siswa mempengaruhi daya aktifitas belajar siswa dalam belajar.

Fakta lain penyebab rendahnya pemahaman siswa yaitu rendahnya motivasi siswa dalam belajar biologi. Rendahnya motivasi siswa terhadap pelajaran IPA disebabkan oleh beberapa faktor yaitu: a) guru hanya menggunakan ceramah saja sehingga siswa tidak aktif dalam pembelajaran b) guru kurang memberikan variasi dalam pembelajaran c) siswa kurang siap dalam menerima materi. Sehingga pembelajaran di dalam kelas relatif rendah. Interaksi masih berjalan satu arah. Siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran. Hal ini dapat dilihat dari sedikitnya siswa yang bertanya kepada guru, menjawab pertanyaan yang diajukan guru, dan mengemukakan pendapat.

Baca juga:  Teknik Biblioteraphy Bantu Siswa Menemukan Solusi Terhadap Masalahnya

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat di identifikasikan bahwa guru tidak menggunakan strategi dan metode yang menarik dan siswa kurang siap dalam memulai pelajaran, menyebabkan aktifitas belajar dan hasil belajar pada materi IPA menjadi rendah. Salah satu cara untuk memecahkan masalah tesebut adalah dapat dengan menggunakan strategi LSQ (Learning Start With a Question) dan IS (Information Search) yang dibantu dengan diskusi kelompok.

Strategi LSQ adalah suatu strategi pembelajaran yang dimulai dengan bertanya, untuk siswa dapat aktif bertanya maka siswa diwajibkan terlebih dahulu membaca materi yang akan dipelajarinya. Ini digunakan agar siswa memiliki gambaran tentang materi tersebut dan bahasan apa saja yang dianggapnya sulit. Dengan menggunakan strategi ini, guru mengharapkan materi yang disajikan dapat merangsang rasa ingin tahu siswa yang akhirnya siswa menjadi aktif di dalamnya, sehingga ini diharapkan aktifitas belajar siswa akan meningkat.

iklan
Baca juga:  Berpikir kritis dalam memahami hakikat kebenaran Al Qur’an

Strategi IS adalah suatu strategi pembelajaran mencari informasi, agar siswa aktif dalam mencari informasi maka guru membuat suatu daftar permasalahan yang kemudian permasalahan tersebut diminta siswa mencari jawaban tersebut baik dari buku paket, literatur lain, koran, majalah atau internet. Dalam siswa mencari informasi unuk menjawab permasalahn tersebut, guru membaginya dalam kelompok yang mana tiap kelompok terdiri dari lima orang. Ini digunakan agar permasalahan tersebut dapat terselesaikan dengan cepat.

Strategi LSQ dan IS ini memiliki beberapa Kelebihan antara lain dapat menyebabkan: 1) siswa menjadi siap memulai pelajaran, karena siswa belajar terlebih dahulu sehingga memiliki sedikit gambaran dan menjadi lebih paham setelah mendapat tambahan penjelasan dari guru 2) siswa aktif bertanya dan mencari informasi 3) materi dapat ingat lebih lama 4) kecerdasan siswa diasah pada saat siswa mencari informasi tentang materi tersebut tanpa bantuan guru 5) mendorong tumbuh keberanian mengutarakan pendapat secara terbuka dan memperluas wawasan melalui bertukar pendapat secara kelompok 6) siswa belajar memecahkan masalah sendiri secara berkelompok dan saling bekerjasama antara siswa yang pandai dengan siswa yang kurang pandai.

Baca juga:  Problem Posing Jadi Solusi Soal Hots Stoikiometri

Dengan menggunakan strategi ini, guru mengharapkan materi yang disajikan dapat merangsang rasa ingin tahu siswa yang akhirnya siswa menjadi aktif di dalamnya, sehingga ini diharapkan pemahaman siswa akan meningkat.

Sri Tulus Wijayanto, S.Pd
Guru SMPN 2 Ngaringan Kab. Grobogan

iklan