Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Disiplin merupakan salah satu kebutuhan dasar anak, dalam rangka pembentukan dan pengembangan wataknya secara sehat. Seorang anak harus disiplin dalam mengembangkan dirinya (lifetime improvements) dalam segala aspek, disiplin dalam mengelola waktu serta disiplin dalam melatih ketrampilan setiap bidang yang dipilihnya. Selain itu,
Di SMP N I Jatisrono disiplin adalah syarat mutlak bagi anak yang akan membangun sebuah kebiasaan baru. Setiap anak akan memiliki kebiasaan baru ketika dia secara disiplin melakukan sesuatu hal secara terus-menerus dan tidak pernah terputus selama sedikitnya 30 hingga 90 hari. Sebagai seorang siswa, membangun kebiasaan baru dapat dilakukan melalui disiplin belajar sehingga dengan disiplin ini akan dapat meningkatkan daya serapnya terhadap sesuatu yang dipelajarinya. Sampai saat ini dan secara ideal, suatu kegiatan belajar mengajar (KBM) dianggap berhasil apabila rata-rata daya serap siswa untuk suatu mata pelajaran disuatu kelas, minimal 75% dari semua materi pelajaran yang telah diajarkan. Apabila sebagian kecil siswa di kelas itu mendapatkan nilai 7,5 dan sebagian besar siswa yang mendapatkan nilai lebih atau kurang dari 7,5 maka hal tersebut dapat dikatakan bahwa rata-rata daya serap siswa rendah.
Secara umum, faktor penyebab rendahnya tingkat daya serap siswa disekolah antara lain karena mereka tidak terbiasa dengan budaya membaca sehingga mereka lambat dalam menganalisis sesuatu. Dapat diamati bahwa siswa yang telah terbiasa dalam budaya membaca tidak mengalami kesulitan dalam proses kegiatan belajar mengajar. Banyaknya siswa yang tidak terbiasa dengan budaya mambaca mengakibatkan mereka tidak memilik daya serap yang tinggi. Daya serap yang tinggi selain disebabkan oleh faktor IQ juga ditentukan oleh pelaksanaan agenda kehidupan atau pemanfaatan waktu. Seringkali siswa yang pandai mengatur waktu dan disiplin dalam belajar, maka akan menjadikan dirinya sebagai siswa yang memiliki daya serap tinggi di sekolah.
Seorang ahli dalam bidang adminstrasi pendidikan menyatakan bahwa: “Disiplin ada tiga yaitu, disiplin tradisional, modern, dan liberal” (Piet A. Sahertin, 1994 : 127). Berikut ini penjelasan mengenai jenis-jenis disiplin, sehingga pembaca akan dapat dengan mudah memahaminya. a). Disiplin tradisional : disiplin yang bersifat menekan, menghukum, mengawasi, memaksa, dan akibatnya merusak penilaian yang terdidik. b). Disiplin modern, pendidikan hanya menciptakan suatu yang memungkinkan agar si terdidik dapat mengatur dirinya. Jadi situasi yang akrab, hangat, bebas dari rasa takut sehingga si terdidik mengembangkan kemampuan dirinya. c). Disiplin liberal : merupakan disiplin yang diberikan sehingga anak merasa memiliki kebebasan tanpa batas. Kedisiplinan bermanfaat untuk membuat anak didik terlatih dan terkontrol dalam bertingkah laku yang pantas dan yang tidak pantas.
Ada cara lain untuk menanamkan disiplin dengan tehnik yang berorientasi pada kasih sayang, ini dikenal dengan menanamkan disiplin dengan meyakinkan tanpa kekuasaan. Tingkat daya serap belajar siswa adalah kemampuan siswa dalam mempelajari apa yang diajarkan, dibaca, di dengar, dan dipelajari, sehingga terdapat siswa yang memilik daya serap belajar tinggi, sedang, dan rendah.
Dra.Titik Rahayu Marmiyati
SOLO-3 Guru Bimbingan dan Konseling SMP N 1 Jatisrono