Penggunaan Tb dalam Pembelajaran Perkalian di Sekolah Dasar

Khabib Fauzi Guru SD Negeri Wonosuko, Kecamatan tegalrejo, Kabupaten Magelang.
Khabib Fauzi Guru SD Negeri Wonosuko, Kecamatan tegalrejo, Kabupaten Magelang.

Matematika merupkakan mata pelajaran yang diajarkan dari tingkat Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah Atas bahkan sampai Perguruan Tinggi. Mengingat betapa pentingnya matematika sebagai bekal siswa di masa mendatang. Namun, secara umum sebagian besar siswa selama ini menganggap mata pelajaran matematika sebagai bidang studi yang paling sulit. Demkian juga ditingkat Sekolah Dasar rata-rata siswa juga tidak menyukai pelajaran matematika. Hal ini berakibat nilai matematika siswa yang didapat siswa sangat rendah. Seperti halnya kesulitan bahasa membaca dan menulis, kesulitan belajar matematika harus diatasi sedini mungkin. Kalau tidak diastasi secepatnya siswa akan mengalami banyak masalah tanpa ada pemecahannya.

Masalah matematika bisa berupa masalah yang berhubungan dengan konteks kehidupan sehari-hari maupun dalam konteks matematika itu sendiri. Yang pasti, sebuah masalah matematika bukanlah sesuatu yang langsung bisa diselesaikan, namun butuh proses berfikir. Ketika memecahkan masalah, siswa perlu menggunakan pengetahuan-pengetahuan mereka sebelumnya dan melalui proses pemecahan masalah matematika mereka akan meningkatkan pemahaman matematis mereka (NCTM, 2000, h. 52).

Baca juga:  Keajaiban “Merangkum” Di Era Pembelajaran Modern

Disinilah peran guru diperlukan untuk membuat pembelajaran matematika menjadi menarik. Apalagi ditingkat Sekolah Dasar dimana siswa masih dalam tahap belajar dan bermain. Salah satu konsep dasar yang harus dikuasai oleh siswa adalah perkalian. Materi perkalian sendiri sudah mulai dikenalkan pada kelas II Sekolah Dasar. Akan tetapi kadang ada sebagian siswa yang belum begitu menguasai materi tersebut di kelas VI. Oleh karena itu diperlukan kreasi dari guru agar materi perkalian lebih cepat dikuasai.

Pembelajaran perkalian di Sekolah Dasar untuk menanamkan konsepnya diawali dengan cara menambahkan bilangan yang dikalikan dengan bilangan pengali. Dilanjutkan menjumlahkan bilangan-bilangan tersebut agar diperoleh hasilnya. Sebagai contoh perkalian 3 x 2 = 2 + 2 + 2 = 6. Setelah konsep dasar dikuasai siswa biasanya guru melanjutkan perkalian dengan hafalan untuk yang hasilnya dibawah 100.


Baca juga:  Pembelajaran “TSTS” Tingkatkan Kerjasama Siswa

Ada juga yang menggunakan jari atau lebih populer dengan sebutan jaritmatika. Jaritmatika sendiri biasanya digunakan untuk perkalian bilangan 6 sampai 9 yang hasilnya dibawah 100. Namun teknik jaritmatika ada yang mengatakan, diskriminatif terhadap anak-anak yang lahir tidak sempurna dengan tidak memiliki jari.

Cara lain yang membuat pembelajaran perkalian menjadi lebih menarik untuk anak-anak dengan TB (Teman Bilangan). Dalam TB bilangan di bawah 10 mempunyai masing-masing satu teman kecuai bilangan 5. Bilangan satu berteman dengan Sembilan, bilangan dua berteman dengan delapan, bilangan tiga berteman dengan tujuh, bilangan empat berteman dengan enam. Kalau diperhatikan masing-masing teman huruf depannya sama, misal bilangan satu dan sembilan huruf depannya sama-sama S.

Baca juga:  “Pop Up” Tingkatkan Pemahaman Bangun Ruang

Contoh: 9 x 8 = …., dibawah perkalian tersebut dituliskan teman bilangan masing-masing 9=1, 8=2, selanjutnya kalikan teman bilangan itu 1 x 2 = 2 ditulis sebagai satuan. Dilanjutkan dengan mengurangkan secara silang, bisa 9 – 2 = 7 atau 8 – 1 = 7 ditulis di depan angka 2 sebagai puluhan.

Perkalian dengan cara TB sebenarnya untuk memperkecil angka yang dikalikan. Semakin kecil angka yang dikalikan maka akan semakin mudah. Selain itu lebih menarik dan tidak cepat membuat bosan untuk anak-anak karena mereka belajar sambil bermain. Demikian cara lain dalam pembelajaran perkalian semoga bisa diaplikasikan untuk siswa kita.

Khabib Fauzi
Guru SD Negeri Wonosuko, Kecamatan tegalrejo, Kabupaten Magelang.