Pengidap HIV/AIDS Kebanyakan Ibu Rumah Tangga

Wakil Bupati Semarang Ngesti Nugraha mengikuti VCT saat acara sosialisasi HIV/AIDS oleh KPA Kabupaten Semarang di lobi Kantor Bupati Semarang. FOTO : ABDUL MUIZ/JATENGPOS.CO.ID

JATENGPOS.CO.ID, UNGARAN – Temuan mengejutkan dibeber Dinas Kesehatan Kabupaten Semarang. Selama tahun 2017 sampai bulan November ternyata ditemukan 63 pengidap HIV/AIDS baru yang tersebar di 19 kecamatan di Kabupaten Semarang. Hal mengejutkan sebagian besar penderita baru itu adalah ibu rumah tangga.

Hal itu disampaikan oleh Kepala Seksi Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Menular (P2PM) Dinas Kesehatan Wahyono disela-sela sosialisasi bahaya AIDS dan VCT bagi aparatur sipil negara (ASN) di lobi Kantor Bupati Semarang, akhir pekan kemarin.

Kegiatan VCT diikuti oleh ratusan aparatur sipil negara (ASN) di lingkungan Sekretariat Daerah dan Dinas Kesehatan Kabupaten Semarang. Sejumlah wartawan tergabung dalam Pokja Kabupaten Semarang turut mengikuti VCT.

Baca juga:  Setelah Mangkrak Lama GOR Kridanggo Digelontor Rp 10 Miliar

Wakil Bupati Semarang Ngesti Nugraha yang mengikuti VCT mengatakan kegiatan ini sebagai bentuk kepedulian para ASN terhadap bahaya penyakit HIV/AIDS. Diharapkan masyarakat tergugah kesadarannya untuk turut melakukan VCT di Puskesmas maupun di rumah sakit.

iklan

“Kegiatan ini sebagai bentuk keteladanan para ASN untuk menggugah kesadaran masyarakat agar peduli dan sadar bahaya penyakit AIDS,” ujar Wabup Ngesti Nugraha.

Kasi P2PM Dinas Kesehatan Wahyono mengatakan, ditemukan 63 penderita baru setelah petugas kesehatan melakukan Voluntary Counseling and Test (VCT) dan Provider Initiated Testing and Counseling (PITC) di Puskesmas maupun di rumah sakit.

Kedua layanan tes HIV itu disebutkan telah direkomendasikan oleh WHO untuk meningkatkan cakupan layanan tes HIV. Jika VCT menitikberatkan pada kesukarelaan warga, terangnya, maka PITC itu ditawarkan oleh petugas di fasilitas layanan kesehatan secara rutin.

Baca juga:  Ada 8 Tempat Mustajab, Jamaah Haji Harus Tahu

“Jadi petugas kesehatan di Puskesmas atau rumah sakit dapat menawarkan tes HIV jika menemukan pasien yang dicurigai mengidap HIV,” ujarnya lagi.

Saat ini PITC dan VCT sudah dilakukan oleh petugas kesehatan di rumah sakit umum daerah dan 11 Puskesmas yang ada. Puskesmas itu antara lain di Desa Duren, Bergas, Tengaran, Bawen, Getasan, Bringin, Suruh, Susukan dan Pringapus.

Sementara itu Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS Kabupaten Semarang Puguh Wijoyo Pakuwojo menjelaskan pada tahun 2030 ditargetkan seluruh pengidap HIV/AIDS harus dalam kondisi terbuka. Artinya, pengidap HIV/AIDS harus diketahui status dan datanya.

Saat ini, kata Puguh, dari hasil analisa diperkirakan ada 3.025 pengidap HIV/AIDS. Sedangkan yang telah diketahui kepastian statusnya sekitar 25 persen. Lewat VCT dan PITC ini diharapkan para pengidap HIV/AIDS yang tersembunyi dapat diketahui dengan pasti statusnya. Sehingga mereka dapat dibina untuk tidak menularkan kepada warga lainnya.

Baca juga:  Airlangga Hartarto : Pemerintah Mendorong Kebijakan Turunkan Kemiskinan Ekstrem di 212 Wilayah

“Jika semua pengidap sudah diketahui dan dibina, maka diharapkan pada tahun 2030 dapat tercipta getting zero penularan HIV/AIDS,” pungkas Puguh. (muz/UDI)

iklan