Di era generasi jaman Z sekarang ini sebagai seorang guru PPKn saya merasa prihatin dengan sikap dan perilaku siswa SMK Negeri 9 Semarang tentang pentingnya kebersihan lingkungan sekolah dan kebersihan kelas yang dipandang sangat tidak nyaman. Hal ini bisa dilihat dari lingkungan kelas terlihat kumuh, kotor, jorok dan tidak sehat karena sampah berada di bawah meja, kolong-kolong laci dan disekitar kelas hal ini terlihat setelah jam istirahat karena siswa pada makan di dalam kelas. Sebagai guru dan petugas kebersihan tidak kurang – kurang menasehati dan selalu mengingatkan akan pentingnya kebersihan. Sepulang sekolah petugas kebersihan juga sudah membersihakan ruangan kelas akan tetapi setiap hari masih terjadi hal yang sama. Untuk mengatasi hal tersebut pada saat pelajaran PPKn kelas XI OTKP2 SMK negeri 9 menerapkan Penguatan Pendidikan Karakter ( PPK ) malalui LISA ( Lihat Sampah Ambil ) atau budaya tidak malu jumput sampah. Dengan program tersebut di harapkan dapat membangkitkan kepedulian siswa untuk membuang sampah pada tempatnya.
Pasal 3 Perpres No. 87/2017 tentang PPK berbunyi PPK dilaksanakan dengan menerapakan nilai-nilai Pancasila dalam pendidikan karakterterutama meliputi nilai-nilai religius, jujur, toleran, disiplin, bekerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial dan tanggung jawab. Dengan berpedoman pada pasal tersebut, maka penerapan LISA ( lihat Sampah Ambil ) atau budaya tidak malu jumput sampah sudah sewajarnya untuk diterapkan dalam oleh sekolah. Maka dai itu sebelum KBM ( Kegiatan Belar Mengajar ) dimulai pada saat jam pelajaran PPKn kelas XI OTKP2 SMK negeri 9 Semarang, semua siswa berdiri untuk menyanyikan salah satu lagu nasional Indonesia guna membangkitkan rasa nasionalisme dan patriotisme, setelah itu semua siswa di wajibkan mengecek kerapian dalam berpakaian dan di lanjutkan dengan mengecek laci meja, bawah meja dan lingkungan tempat duduk masing-masing baik berupa palstik, kertas maupun botol minuman serta di anjurkan semua siswa harus segera mengambil serta harus di buang pada tempat sampah yang sudah di sediakan sekolah dan memilahnya sesuai dengan kategori masing-masing. Apabila pada pertemuan yang akan datang siswa masih membuang sampah tidak pada tempatnya, maka siswa yang bersangkutan akan di kenakan sanksi sesuai dengan tata tertip sekolah yang berlaku. Untuk meminimalisir sampah kertas dan plastik dari pihak sekolah SMK Negeri 9 Semarang mewajibkan siswa untuk membawa tempat makan dan minum sendiri dari rumah, sehingga pada saat kekantin tidak membeli makanan yang dibungkus untuk menguranggi limbah.
Dengan adanya program meminimalisir sampah plastik dan kertas maka pembelajaran PPKn kelas XI OTKP2 SMK Negeri 9 Semarang dapat berjalan dengan lancar dan nyaman karena tidak terkendala banyaknya sampah di dalam kelas. Hal ini dapat di lihat dari hasil penilaian harian siswa yang mengalami peningkatan, dari yang tadinya paling rendah 65 dan paling tinggi 90, sekarang menjadi yang paling tendah 80 dan paling tinggi 95, berarti lingkungan yang bersih, nyaman dan sehat dapat menunjang siswa untuk berkonsentrasi dalam menerima pembelajaran sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas XI OTKP 2 di SMK Negeri 9 Semarang.sesuai dengan slogan Kebersihan sebagian dari Iman.
Oleh
Saminem, S.Pd
Guru PPKn SMK Negeri 9 Semarang