Pentingkah Pendidikan Karakter dalam Kurikulum Kita?

Uswatun Chasanah, S.Pd Guru SMK N 1 Kendal
Uswatun Chasanah, S.Pd Guru SMK N 1 Kendal

JATENGPOS.CO.ID, – Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Tujuan tertentu ini meliputi tujuan pendidikan nasional serta kesesuaian  dengan kekhasan, kondisi dan potensi daerah, satuan pendidikan dan peserta didik. Oleh sebab itu, kurikulum disusun oleh satuan pendidikan untuk memungkinkan penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan dan potensi yang ada guna menunjang pengembangkan potensi peserta didik menuju terbentuknya peserta didik yang cerdas otaknya,  punya etika,  dan terampil dalam hal-hal yang positif. Kurikulum juga harus disusun dengan memperhatikan aspek gejala sosial yang berkembang, sehingga rancangan kurikulum memberikan dampak bagi penyelesaian masalah-masalah yang berkembang di masyarakat seperti masalah rusaknya karakter bangsa.

Kebobrokan moral yang meluas dimasyarakat, membutuhkan penanganan cepat. Jika tidak, rusaknya negara ini tinggal menunggu waktu. Penanganan yang cepat yang bisa dilakukan adalah dengan menegakan hukum yang adil bagi semua lapisan masyarakat serta memberikan keteladanan dari elit politik dan tokoh masyarakat tentang pentingnya moral bangsa. Langkah ini harus disertai dengan kegiatan terus menerus berupa pendidikan tentang karakter dan moral baik

Baca juga:  Mengingat Volume Kubus dengan Menumpuk Kubus Satuan

Fenomena terkikisnnya  moral  generasi bangsa  seringmenjadi alasanbagi sebagian orang untuk memberikan kritik pedasnya terhadap institusi pendidikan yang menjadi mesin pencetak sumber daya insani pembangunan bangsa. Hal tersebut tidak dapat  disalahkan karena pendidikan sesungguhnya memiliki misi yang sangat mendasar yakni membentuk manusia utuh dengan akhlak mulia sebagai salah satu indikator utama, generasi bangsa dengan karatekter akhlak mulia merupakan salah satu profil yang diharapkan dari praktek pendidikan nasional.

Dalam praktek pendidikan nasional dewasa ini, terdapat pergeseran antara cita-cita pendidikan nasional dengan realitas sosial yang terjadi. Berbagai fenomena nasional menunjukkan gejala-gejala yang  mengkhawatirkan terkait dengan karakter generasi dan elit bangsa. Hal yang lebih mengkhawatirkan lagi adalah bahwa anomali karakter bangsa tersebut tidak sedikit yang terjadi di dalam lingkungan pendidikan itu sendiri, bahkan dilakukan oleh oknum pelaku pendidikan. Fenomena yang mengkhawatirkan tersebut diantaranya dapat kita simak dari berita yang dipublikasikan berbagai media seringkali membuat kita miris mendengarnya, perkelahian (sisiwa-siswa, siswa guru, anak orang tua, siswa kepala sekolah), pergaulan bebas, siswa dan mahasiswa terlibat kasus narkoba, remaja usia sekolah yang melakukan perbuatan amoral, kebut-kebutan di jalanan yang dilakukan remaja usia sekolah, menjamurnya geng motor yang beranggotakan remaja usia sekolah, siswa bermain di pusat perbelanjaan pada saat jam pelajaran.

iklan
Baca juga:  Kircika Giatkan Belajar Genetika

Indikator lain yang menunjukkan adanya gejala rusaknya karakter generasi bangsa bisa dilihat dari praktek sopan santun siswa yang kini sudah mulai memudar, diantaranya dapat dilihat dari cara berbicara sesama mereka, prilakunya terhadap guru dan orangtua, baik di sekolah maupun di lingkungan masyarakat, kata-kata kotor yang tidak sepantasnya diucapkan oleh anak seusianya seringkali terlontar. Sikap ramah terhadap guru ketika bertemu dan penuh hormat terhadap orangtua pun tampaknya sudah menjadi sesuatu yang sulit ditemukan di kalangan anak usia sekolah dewasa ini. Anak-anak usia sekolah seringkali menggunakan bahasa yang jauh dari tatanan nilai budaya masyarakat. Bahasa yang kerap digunakan tidak lagi menjadi ciri dari sebuah bangsa yang menjunjung tinggi etika dan kelemahlembutan.

Baca juga:  Dongeng Tingkatkan Budi pekerti

Saatinibanyak pendidik ingin menekankan kembali hadirnya kembali pendidikan karakter, untuk mempromosikan nilai-nilai positif bagi anak-anak muda dalam kaitannya dengan merebaknya perilaku kekerasan dalam masyarakat.

Hal tersebut sejalandengan langkah nyata  bagi terwujudnya cita-cita pendidikan  nasional yang menginginkan lahirnya generasi bangsa yang berkarakter dan tidak kehilangan jati dirinya sebagai bangsa timur yang menjunjung tinggi sistem nilai.

Uswatun Chasanah, S.Pd

Guru SMK N 1 Kendal

iklan