JATENGPOS.CO.ID, Proses pembelajaran merupakan suatu konsep yang sangat kompleks dalam kaitanya dengan bagaimana menjadikan suatu kegiatan pembelajaran yang terjadi menjadi lebih efektif, efisien dan juga menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan. Guru menjadi seorang kreator dalam ranah pendidikan. Seorang guru diharapkan mampu menggerakkan kemajuan dan perkembangan seorang anak demi tugasnya di massa mendatang. Melalui tugas keseharianya mendidik, mengajar, membimbing, dan melatih anak didik ke arah yang lebih baik. Seorang guru bertanggungjawab atas keberhasilan pendidikan suatu Negara. Agar proses pembelajaran berhasil dan mutu pendidikan meningkat, dibutuhkan guru yang memiliki wawasan pengetahuan dan keterampilan yang luas. Sehingga mampu menjadikan  proses pembelajaran aktif dan  menciptakan suasana pembelajaran inovatif, kreatif, dan menyenangkan. Itulah mengapa menjadi guru yang profesional sangat diperlukan dalam proses pendidikan sekarang ini. Selain menjadi guru yang profesional dalam bidangnya, guru diharapkan juga mampu memahami multiple intelegensi setiap anak yang berbeda-beda. Mulai dari kecerdasan visual, auditorial, dan kinestetik yang mengarah ke aktivitas tubuh maupun geraknya.
Pembelajaran inovatif adalah pembelajaran yang dirancang oleh guru, yang sifatnya baru, tidak seperti biasanya dilakukan. Pembelajaran yang memperhatikan dimensi auditori, visual, dan kinestetik agarpesan yang diberikan akan menjadi lebih baik kuat. Pembelajaran bertujuan untuk memfasilitasi siswa dalam membangun pengetahuan sendiri dalam rangka proses perubahan perilaku ke arah yang lebih baik sesuai dengan potensi dari perbedaan yang dimiliki siswa.
Dalam menjalankan tugasnya seorang guru dihadapkan pada berbagai pilihan; pertama, mencari cara alternatif yang paling tepat seperti bahan belajar apa yang paling sesuai. Kedua, mencari metode penyajian bagaimana yang paling efektif digunakan. Ketiga, menggunakan alat bantu apa yang paling cocok. Keempat, langkah-langkah apa yang paling efisien dalam pelaksanaan pembelajaran. Kelima, sumber belajar mana yang paling lengkap. Keenam, menggunakan sistem evaluasi apa yang paling tepat digunakan, dan seterusnya. Berbagai macam pilihan itulah mengapa membuat kebanyakan guru tak mau melaksanakan kegiatan pembelajaran inovatif.
Mereka lebih memilih kegiatan pembelaaran yang biasanya mereka lakukan yakni hanya dengan metode ceramah atau yang lain sebagainya yang membuat peserta didik cenderung bosan terhadap kegiatan pembelaaran yang berlangsung. Sebenarnya, seorang guru diberikan keleluasaan untuk mengelola pembelajaran, dan harus dapat menentukan pilihannya dengan mempertimbangkan semua aspek yang relevan atau menunjang tercapainya tujuan. Dalam hal ini guru bertindak sebagai pengambil keputusan, oleh karena itu mental harus dipersiapkan dan ditingkatkan profesionalitasnya. Yang dimaksud dengan profesionalisme di sini adalah kemampuan dan keterampilan profesional guru mulai dari tahap perencanaan, proses, serta evaluasi hasil belajar siswa. Pada konsep dasar, seorang guru berperan sebagai pemberi informasi dan siswa sebagai penerima informasi. Ada dua pihak yang harus bekerja sama apabila proses pembelajaran ingin berhasil.
Apabila kerjasama tidak berjalan mulus maka proses pembelajaran dinyatakan gagal. Gagal dalam hal ini adalah indikator hasil belajar yang diterapkan dalam silabus belum berhasil diraih siswa. Ditinjau dari perspektif keilmuan, pembelajaran berarti bagaimana belajar (learning how to think) sesuai dengan prinsip-prinsip keilmuan tertentu. Demikian pula kunci pokok pembelajaran ada pada guru (pendidik), tetapi bukan berarti dalam proses pembelajaran hanya guru yang aktif sedang siswa pasif. Pembelajaran menuntut keaktifan kedua belah pihak yang sama-sama menjadi subjek pembelajaran yang inovatif.
Sri Supadmi.S.Pd
Guru SMP N 1 KEDAWUNG
Sragen