Pentinya Pembejalaran Bahasa Jawa melalui Tata Krama

Tuti Ratnasari,S.Pd SMK NEGERI 1 JENAR
Tuti Ratnasari,S.Pd SMK NEGERI 1 JENAR

Dengan perkembangan zaman yang semakin maju dan modern ini bersamaan dengan mulai lunturnya generasi muda tentang tata krama dalam bahasa jawa, saat sekarang ini banyak sekali remaja yang kurang memahami apa arti tata krama, yang sering di sebut sebagai unggah-ungguh atau sopan santun. Sedangkan tata krama ini dijadikan pedoman oleh masyarakat jawa dalam berperilaku ataupun berinteraksi. Jarang sekali peserta didik kita memahami dan mengerti tentang tata krama, Itu di karenakan dengan adanya beberapa perubahan dengan masuknya informasi dari berbagai media maupun informatika. Masuknya berbagai media baik cetak maupun elektronik sangat berpengaruh besar terhadap penggunaan tata krama terutama generasi muda. Dengan berbagai informasi yang masuk sangat berpengaruh terhadap tatanan nilai yang berlaku di masyarakat.

Baca juga:  Membangun Prestasi dengan Menguatkan Potensi Anak

Sebagian besar masyarakat Jawa cenderung meniru budaya yang masuk melalui media tersebut dalam bertindak dan berperilaku. Namun sebaliknya bagi yang bisa membedakan hal-hal yang baik dan buruk tentu tidak saja akan terpengaruh oleh masuknya budaya asing manapun..

Tata krama adalah suatu aturan yang diwariskan turun temurun untuk mengatur hubungan antara individu satu dengan individu lainnya. Tata krama bertujuan untuk menimbulkan saling pengertian, hormat-menghormati dan penghargaan menurut adat yang berlaku di suatu masyarakat. Tata krama juga mengandung nilai-nilai adat yang berlaku pada daerah tertentu sehingga antar suku bangsa tidak akan sama atau berlaku. Dalam tata krama Jawa, ada etika dan sopan santun yang harus dipenuhi. Orang Jawa menggunakan bahasa Jawa untuk lebih mempererat hubungan antar anggota keluaga. Dan sekarang jarang sekali di gunakan para peserta didik kita. Peserta didik sekarang lebih sering menggunakan bahasa ngoko atau bahasa gaul dalam percakapannya, misalnya, kepada orang tua atau kakak dan adiknya. Karena orang tua zaman sekarang lebih sering menggunakan dan mengajarkan pada putra-putrinya dengan bahasa indonesia daripada bahasa jawa. Untuk pembelajaran bahasa jawa tata krama sendiri merupakan kebiasaan yang lahir dalam hubungan antar manusia. Kebiasaan ini muncul karena adanya aksi dan reaksi dalam pergaulan. Sebagai contoh, kalau orang indonesia setuju dengan apa yang dikemukakan ia akan mengangguk- anggukan kepalanya. Sebaliknya di negeri lain ada yang menyatakan setuju dengan menggeleng-gelengkan kepalanya.

Baca juga:  Lingkungan Sebagai Sumber Belajar Tingkatkan Kreativitas Belajar Mandiri dari Rumah

Sedangkan tata krama jawa mengatur semua hubungan mencakup antara manusia dengan Tuhan, manusia dengan lingkungan dan manusia dengan manusia yang lainnya. Etika yang ada antara manusia dan manusia dibedakan dalam tata krama Jawa. Antara orang muda kepada orang tua memiliki etika tersendiri, berbeda dengan etika yang ada antar orang yang sebaya atau antara orang yang lebih tua ke orang yang lebih muda. Apabila orang tua sering melatih peserta didik/putra-putrinya cara makan,minum, menyapa, memberi hormat, berbicara, berpakaian, dan bersikap jika ada tamu yang datang kerumah. Lama kelamaan prilaku itu akan terbentuk menjadi suatu kebiasaan, tanpa memikirkan mengapa anda harus bertindak seperti yang demikian pada putra-putrinya atau diri peserta didik.

Tuti Ratnasari,S.Pd
SMK NEGERI 1 JENAR

iklan
Baca juga:  Asyik Belajar Matematika dengan Gadget
iklan