JATENGPOS.CO.ID, SEMARANG – Kolaborasi antara tim Politeknik Negeri Semarang (POLINES) dengan Kelompok Tani dan Kelompok Perikanan di Sragen membentuk kemitraan yang saling menguntungkan dan berkelanjutan dalam Pengabdian kepada Masyarakat (PkM).
Kegiatan PkM ini terealisasi dengan pendanaan Program Penerapan Teknologi Tepat Guna (PPTTG) INOVOKASI Direktorat Akademik Pendidikan Tinggi Vokasi (DAPTV) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi tahun 2024.
Tim multidisiplin dari POLINES diketuai oleh Dr. Dwiana Hendrawati, S.T., M.T., dari Program Studi Sarjana Terapan Teknologi Rekayasa Pembangkit Energi. Selain itu, tim juga melibatkan mahasiswa dalam mengimplmentasikan kegiatan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).
Dalam upaya meningkatkan produktivitas sektor pertanian melalui penerapan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) untuk Pompa Air Tenaga Surya (PATS), keterlibatan aktif mitra penerima manfaat menjadi faktor kunci.
“Mereka tidak hanya berperan sebagai penerima program, tetapi juga diberdayakan sebagai aktor utama dalam setiap tahap penerapan teknologi,” ujar Ketua PkM Dwiana Hendrawati.
Disampaikan, sejak awal program, mitra turut terlibat dalam penentuan lokasi dan identifikasi kebutuhan teknologi. Masukan mereka tentang kondisi lapangan sangat berharga dalam menentukan lokasi terbaik untuk instalasi PLTS kapasitas 5 kWp, sehingga teknologi yang diterapkan sesuai dengan kebutuhan energi setempat.
Di samping itu, mitra juga aktif berpartisipasi dalam proses pengerjaan dan instalasi. Anggota kelompok tani turut membantu dalam tahap fisik, seperti penggalian dan pemasangan komponen, yang tidak hanya mempercepat proses instalasi tetapi juga memperkuat pemahaman mereka mengenai teknologi tersebut.
Pengalaman ini memberikan keterampilan praktis yang berguna untuk memastikan keberlanjutan pemanfaatan mandiri PLTS selanjutnya.
Selain keterlibatan fisik, mitra juga menjadi peserta aktif dalam pelatihan teknologi. Mereka mendapatkan pemahaman yang mendalam tentang cara kerja, pengoperasian, pemeliharaan PLTS, serta diagnosa dan penyelesaian masalah pngoperasian PLTS. Pelatihan ini bertujuan untuk membekali mereka dengan pengetahuan yang cukup agar mampu mengoperasikan dan merawat teknologi secara mandiri.
Mitra juga dilibatkan dalam evaluasi kinerja teknologi setelah pemasangan dan pelatihan. Umpan balik yang diberikan sangat penting untuk menilai efektivitas teknologi dalam mendukung produktivitas pertanian, serta memungkinkan adanya penyesuaian atau perbaikan jika diperlukan.
“Melalui peran aktif ini, mitra turut memastikan bahwa teknologi yang diterapkan benar-benar relevan dengan kebutuhan mereka,” imbuh Dwiana.
Kolaborasi ini menempatkan mitra penerima manfaat bukan hanya sebagai objek program, tetapi juga sebagai subjek yang berdaya dan mampu memanfaatkan teknologi energi terbarukan untuk menciptakan masa depan yang lebih mandiri dan berkelanjutan. (biss/rit)