Pembelajaran merupakan upaya yang dilakukan dengan sengaja oleh pendidik untuk menyampaikan ilmu pengetahuan, mengorganisasi, dan menciptakan sistem lingkungan dengan berbagai metode agar siswa dapat menerima pengetahuan yang diberikan dan membantu memudahkan pencapaian tujuan pembelajaran. Sedangkan Pembelajaran matematika adalah suatu upaya seseorang atau peserta didik belajar tentang suatu hal, proses interaksi peserta didik dengan sumber belajar dalam mempelajari jumlah-jumlah yang diketahui melalui proses perhitungan dan pengukuran yang dinyatakan dengan angka atau simbol pada suatu lingkungan belajar. Fungsi mata pelajaran matematika sebagai: alat, pola pikir, dan ilmu atau pengetahuan (Erman Suherman, 2001:55).
Dalam materi Himpunan yang dipelajari di SMP kelas VII (Tujuh) peserta didik banyak mempelajari tentang pengetahuan faktual dan konseptual yang memuat berbagai macam notasi, simbol, dan lambang serta pengertian dan konsep. Simbol atau notasi bisa diartikan sebagi cara menuliskan atau melambangkan dalam bentuk huruf, nomor, atau tanda yang mewakili suatu bilangan atau operasi. Notasi dalam matematika mempunyai aturan – aturan sendiri dalam penggunaannya. Jadi peserta didik harus mempunyai kemampuan membaca simbol atau notasi tersebut. Kemampuan membaca notasi atau simbol termasuk dalam literasi dasar yang harus dikuasai oleh peserta didik yaitu literasi numerik. Tetapi pada kenyataannya banyak peserta didik yang kesulitan dalam menuliskan dan membaca notasi dalam himpunan. Karena terlalu banyak lambang atau notasi dalam himpunan, maka siswa kesulitan dalam mengingatnya. Contohnya ketika peserta didik diminta membaca notasi pembentuk himpunan, A = {x | 1 < x < 8, x adalah bilangan ganjil}, mereka akan terhenti dan perlu tidak hanya sekali dua kali pemahaman. Atau ketika peserta didik diminta untuk menuliskan kembali sebuah himpunan dengan notasi pembentuk himpunan. Oleh karena itu diperlukan sikap disiplin. Sikap disiplin dapat diartikan sebagai sikap yang sesuai dengan tata tertib atau aturan. Jadi peserta didik di harapkan mampu menulis lambang atau notasi dan cara membacanya sesuai dengan aturan penggunaannya
Peserta didik dibekali kemampuan membaca dan menuliskan kembali pengertian salah satu notasi dalam himpunan dengan bahasa yang bisa dipahami oleh mereka sendiri, tetapi masih harus sesuai dengan aturan penggunaannya. Guru hanya memberikan contoh nyata dan menuliskan notasinya, peserta didik menyimpulkan dan menuliskan dengan bahasanya. Misalnya, guru menuliskan dan Mawar A, Melati A, dan Anggrek A, tulip A, bunga sepatu A, peserta didik diminta untuk menyimpulkan notasi dan dari pernyataan tersebut. Jika setiap peserta didik mempunyai perbedaan dalam penyimpulan, maka guru mengarahkan sesuai dengan penggunaan aturan yang berlaku. Lambang {x | x < 6, dan x ∈ asli} ini bisa dibaca sebagai “Himpunan x sedemikian sehingga x kurang dari 6 dan x adalah elemen bilangan asli}.Tetapi, jika kita sudah memahami dengan baik, maka lambang ini biasanya cukup dibaca dengan “Himpunan bilangan asli kurang dari 6”. Jadi membaca notasi pada Himpunan tidak semuanya paten dengan cara membacanya tapi ketika peserta didik menyajikan dengan kalimat atau bahasa mereka sendiri pun tidak dilarang asalkan sesuai dengan aturan penggunaannya.
Nur Aeni Dwi Hastutik, S.Pd
SMP N 7 Satu Atap Kepil
Wonosobo