“Permainan Bola Tangan Termodifikasi” Tingkatkan kerjasama ABK

SRI SUNDARI,S.Pd Guru SLB Putra Harapan Gondang Sragen
SRI SUNDARI,S.Pd Guru SLB Putra Harapan Gondang Sragen

Olahraga saat ini menjadi sebuah kebutuhan bagi setiap orang. Banyak manfaat yang diperoleh melalui kegiatan olahraga. Semboyan “mens sana in corpore sano” dari seorang pujangga Romawi, Decimus Iunius Juvenalis, pada karya bertajuk Satire X, sekitar abad kedua Masehi bukanlah isapan jempol semata. Semboyan yang memiliki arti “Dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat” tersebut benar adanya. Jasmani yang sehat dan bugar akan membantu dalam menjalani kegiatan sehari-hari dan meningkatkan produktivitas kerja. Tubuh yang sehat didapat dari makanan sehat dan berolahraga.

Beberapa waktu belakangan pastilah anda pernah mendengar tentang Asian Para Games bukan? Pesta olah raga yang diadakan oleh negara-negara di benua Asia dan diperuntukkan bagi penyandang difabel. Suatu kebanggan bagi Indonesia pada tahun 2018 ditunjuk sebagai tuan rumah dalam pesta olah raga terbesar di Asia tersebut. Adanya Asian Para Games menunjukkan bahwa kegiatan olahraga bukan hanya diperuntukkan bagi seorang normal saja, namun penyandang difabel pun juga bisa berkarya di bidang olahraga. Namun, kenyataannya dilapangan masih banyak masyarakat yang beranggapan bahwa ABK ( Anak Berkebutuhan Khusus) tidak dapat melakukan kegiatan bersifat fisik seperti olahraga. Beberapa orang bahkan masih ada yang beranggapan bahwa anak berkebutuhan khusus tidak layak diikutsertakan dalam kegiatan olahraga karena tidak mampuannya yang berbeda dengan anak normal.

Baca juga:  Dengan “Sigit” Guru Kuasai TIK

Atas anggapan-anggapan tersebut diperlukan suatu sarana pendidikan yang tepat bagi anak berkebutuhan khusus dalam kegiatan olahraga yaitu Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan Adaptif. Pendidikan jasmani adaptif merupakan pendidikan melalui aktivitas jasmani yang disesuaikan atau dimodifikasi yang memungkinkan individu dengan kebutuhan khusus dapat berpartisipasi atau memperoleh kesempatan beraktivitas dengan aman dan berhasil dengan baik (sesuai dengan keterbatasannya) serta memperoleh kepuasan. Sehingga dapat dikatakan bahwa Penjaskes adaptif adalah kegiatan olahraga yang dirancang sedemikian rupa bagi siswa berkebutuhan khusus sehingga memudahkan siswa tersebut melakukan olahraga.

Tunarungu adalah klasifikasi anak berkebutuhan khusus yang menyandang gangguan pendengaran. Kesulitan utama bagi siswa tunarungu adalah komunikasi. Untuk membelajarkan pendidikan jasmani adaptif kepada siswa tunarungu harus menggunakan metode yang tepat agar siswa memahami dengan benar pelajaran yang diberikan. Selain ketidak mampuannya dalam berkomunikasi, siswa tunarungu juga memiliki kepribadian yang cenderung egosentris. Mereka bukanlah orang-orang yang dapat bekerjasama dengan mudah dan cenderung memiliki jiwa sosial yang sedikit rendah. Oleh karenanya kegiatan penjaskes ini dinilai mampu melatihkan kerjasama dan jiwa sosial untuk siswa tunarungu. Salah satu kegiatan olahraga yang dapat dibelajarkan kepada siswa tunarungu adalah permainan bola tangan/bola volly yang dimodifikasi sedemikian rupa sehingga memudahkan siswa tunarungu dapat melakukan kegiatan ini dengan baik.


Baca juga:  Model “Complete Sentence” Tingkatkan Minat Belajar

Di SLB BC Putra Harapan Gondang guru pembimbing ABK tunarungu telah menerapkan permainan bola tangan /bola volly yang sudah dimodifikasi. Bagaimanakah tata cara permainan bola tangan ini? Bola tangan dimainkan dilapangan volly oleh dua regu yang berlawanan, tiap regu yang melakukan permainan di lapangan berjumlah 6 pemain. Dalam permainan ini melibatkan semua aspek, dari aspek komunikasi antar pemain dengan menggunakan bahasa isyarat. Dengan permainan ini, bukan hanya siswa dapat berkomunikasi dengan sesamanya namun juga menumbuhkan sikap peduli, kerjasama dan setia kawan.


SRI SUNDARI,S.Pd
Guru SLB Putra Harapan Gondang Sragen