Ujian hampir tiba. Persiapan telah dilakukan jauh-jauh hari. Materi ujian sudah selesai disampaikan. Berbagai latihan dan model soal sudah dicoba. Ujian yang tinggal menghitung hari sedang menanti. Kesiapan mental siswa dalam menghadapi ujian berbeda-beda. Ada siswa yang percaya diri, namun tidak sedikit pula anak yang merasa kurang siap, cemas, khawatir, bahkan takut gagal dalam menghadapi ujian. Siswa juga sudah mulai jenuh belajar. Namun demikian, masih saja ada beberapa nomor soal latihan yang tidak dapat dijawab dengan benar. Hal ini juga dialami oleh siswa SD Negeri 1 Bruno. Guru kemudian mengulang kembali materi agar siswa dapat mengingat kembali materi yang pernah dipelajari.
Mengulang materi perlu dilakukan untuk menyegarkan ingatan. Diperlukan metode yang tepat agar siswa tidak merasa jenuh. Penulis mencoba menggunakan permainan kartu untuk menyelesaikan masalah ini. Metode permainan sengaja dipilih untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. Karena ketika mendengar kata permainan, yang pertama kali terbesit pastilah sesuatu yang menyenangkan. Sehingga diharapkan dapat menambah antusias dalam pembelajaran. Permainan kartu yang dipilih penulis terinspirasi dari permainan kartu kuartet.
Materi ujian yang sesuai dengan permainan ini adalah materi yang menuntut siswa dapat menyebutkan bagian,contoh, atau jenis. Mata pelajaran bahasa Indonesia misalnya menyebutkan contoh paragraf. Untuk matematika sifat bangun datar dan bangun ruang. Dan paling banyak adalah untuk mata pelajaran IPA. Dalam mata pelajaran IPA, banyak sekali materi yang menuntut siswa dapat menyebutkan contoh makhluk hidup dan kehidupannya, benda tak hidup dan pengaruhnya bagi kehidupan manusia, hingga peristiwa alam yang terjadi.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kartu adalah kertas tebal, berbentuk persegi panjang (untuk berbagai keperluan, hampir sama dengan karcis). Sedangkan kuartet adalah kelompok, kumpulan, dan sebagainya yang terdiri atas empat. Setiap set kartu kuartet terdiri dari beberapa tema. Jumlah tema dapat dapat dibuat sesuai kebutuhan. Setiap tema terdiri dari empat kartu. Dalam satu kartu, terdiri dari 2 bagian, tulisan yang berada di atas, dan gambar di bawahnya. Pada bagian tulisan, tertulis nama tema yang ditulis paling atas. Kemudian empat contoh ditulis di bawahnya. Contoh paling atas adalah contoh yang gambarnya ada pada kartu tersebut. Atau dapat dikatakan, contoh paling atas sesuai dengan gambar pada kartu.
Cara memainkannya adalah: 1) Tentukan pemain pertama. 2) Bagikan kartu yang telah diacak dengan jumlah yang sama untuk setiap pemain. 3) Siswa yang mendapat giliran main akan menyebutkan tema, pemain yang memiliki kartu dengan tema tersebut harus mengatakan “ya”. 4) Siswa yang mendapat giliran main kemudian menyebutkan contoh atau jenis yang ada pada tema tersebut, pemain lain yang memiliki harus memberikan kartunya. 5) Jika pemain sudah mendapatkan 4 kartu dengan tema yang sama, keempat kartu kemudian diturunkan. 6) Permainan berlanjut hingga semua kartu habis ditebak. Setiap kartu mendapat poin satu, pemenang adalah pemain yang mendapatkan poin terbanyak, pemain yang kalah diberi hukuman mengumpulkan dan menata kartu.
Kelebihan permainan ini adalah: 1) dapat menumbuhkan motivasi belajar. 2) Dapat membantu siswa mengingat materi yang diminta menyebutkan,bagian, jenis, atau contoh. 3) Dapat dibuat sendiri sesuai kebutuhan. 4) Mudah dibawa dan disimpan. Adapun kekurangannya permainan ini hanya dapat dilakukan oleh kelompok kecil.
Sesekali metode ini perlu digunakan, dengan harapan dapat meningkatkan motivasi siswa untuk belajar tanpa merasa jenuh. Jadi bermain sebelum ujian tiba, mengapa tidak?
Sari Rahmawati, S.Pd.SD.
Guru SD Negeri 1 Bruno Purworejo