Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tujuan pembelajaran IPS yaitu menumbuhkan kemampuan dasar siswa supaya mampu berfikir logis dan kritis serta mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi. Oleh karena itu, siswa dapat memiliki keterampilan dalam memecahkan masalah kehidupan sosial di lingkungan masyarakat yang majemuk baik dalam tingkat lokal, nasional, maupun global.
Salah satu upaya untuk memperbaiki hasil belajar dan meningkatkan minat belajar siswa yaitu melalui cara belajar aktif (active learning). Belajar aktif (active learning) yaitu guru maupun siswa sama-sama senang dalam proses belajar mengajar. Sebagai contoh yaitu permainan dalam pembelajaran. Permainan mempunyai fungsi pendidikan dan perkembangan karena menuntut anak untuk mengendalikan perilaku mereka dan menerima keterbatasan di dunia nyata. Permainan juga dapat berpengaruh terhadap perkembangan ego dan pemahaman atas realitas. Simlansky dan Shefatya (2005) mengidentifikasi bahwa ada kalanya suswa perlu mempelajari cara bermain sehingga para guru dapat secara aktif membantu siswa menjadi terampil sebagai pemain dan pembelajar.
Permainan adalah wahana pembelajaran. Permainan merupakan sesuatu yang memberikan kenikmatan juga menguatjan minat, keterlibatan, dan motivasi. Selain itu, permainan menyediakan pengalaman yang relevan dan bermakna jika diterapkan dalam pembelajaran. Dapat dikatakan bahwa permainan menguatkan sikap positif terhadap pembelajaran sehingga membantu siswa untuk mengembangkan kepercayaan diri dan harga diri.
Teka-Teki Silang (TTS) merupakan sejumlah pertanyaan atau kata/frase sebagai kunci untuk mengisi serangkaian kotak-kotka kosong yang didesain sedemikian rupa. Munir (2005) mengatakan bahwa TTS merupakan suatu permainan dengan template yang berbentuk segiempat terdiri dari kotak mendatar (kumpulan kotak yang berbentuk satu baris dan beberapa kolom) serta meenurun (kumpulan kotak satu kolom dan beberapa baris).
TTS adalah strategi pembelajaran untuk meninjau ulang (review) materi yang sydah disampaikan. Peninjauan ini berguna untuk memudahkan siswa dalam mengigat kembali materi yang telah disampaikan. TTS bermanfaat untuk membangun syaraf otak yang memberi efek menyegarkan ingatan sehingga fungsi otak kembali optimal. Otak dapat berfungsi optimal karena otak terus menerus belajar dengan santai.
Langkah pembelajaran dengan TTS yaitu: 1) mencurahkan gagasan (brainstorming) beberapa istilah atau kata kunci yang berkaitan dengan pelajaran yang telah dipelajari; 2) menyusun TTS sederhana yang mencakup item-item sebanyak yang didapat. Hitamkan kotak yang tidak diperlukan; 3) membuat contoh item silang dengan menggunakan definisi pendek, kategori yang sesuai dengan item, contoh-contoh, dan lawan kata; 4) masukkan kata yang bersesuaian dengan panjang kotak yang tersedia secara berkesinambungan samoai seluruh kotak terisi penuh. Aturan pengisian kata-kata tersebut berhubungan dengan penyamaan jumlah karakter oada pengisian ke dalam kotak teka-teki; dan 5) isilah teka-teki tersebut secara mendatar atau menurub secara individu atau kelompok dengan menentukan batasan waktu. Beri hadiah pada individu atau kelompok yang mengerjakan paling cepat dan benar.
Oleh karena itu, yang dimaksud TTS pada tulisan ini adalah pembelajaran sambil bermain dengan mengisi kotak-kotak yang disediakan secara mendatar atau menurun dengan jumlah jawaban huruf yang disediakan. TTS ini menuntut kecermatan dan ketelitian, namun siswa tetap santai dan tidak tertekan karena pembelajaran berbentuk permainan. Keunggulan TTS ini yaitu lebih simpel untuk diajarkan, selain itu dapat melatih ketelitian atau kejelian siswa dalam menjawab pertanyaan dan mengasah otak. TTS paling tepat diberikan pada akhir pembelajaran untuk dijadikan evaluasi oleh guru. Sehingga guru mengetahui sejauh mana pemahaman siswa setelah melakukan pembelajaran.
Dalmini, S. Pd
SDN Tlogowero, Bansari