Indonesia merupakan salah satu negara yang terkena dampak Covid-19. Ketidaktahuan waktu berakhirnya pandemi ini membuat Pemerintah harus mengeluarkan kebijakan pembelajaran jarak jauh melalui metode daring. Meski SFH (School From Home) dan WFH (Work From Home) dengan keterbatasan fasilitas, proses pembelajaran harus tetap berlanjut.
Proses pembelajaran Kurikulum 2013 di sekolah dasar dikembangkan atas prinsip pembelajaran siswa aktif yakni melalui kegiatan mengamati (melihat, membaca, mendengar, dan menyimak), menanya (lisan, tulis), menganalis (menghubungkan, menentukan keterkaitan, membangun cerita/konsep), mengkomunikasikan (lisan, tulis, gambar, grafik, tabel, chart, dan lain-lain). Selama pembelajaran daring, guru menyadari masih banyak kekurangan. Para siswa terkesan kurang tertarik pada mata pelajaran sains. Siswa menjadi pasif dan kurang antusias selama pelajaran sains serta kurang respon terhadap tugas-tugas yang diberikan oleh guru. Akibatnya siswa tidak dapat menghubungkan konsep dan memahami materi pelajaran secara mendalam. Dalam mengajarkan perkembangbiakan tumbuhan dibutuhkan metode yang tepat agar siswa termotivasi dan paham.
Menurut Yager dalam Glenn (2008:4) belajar IPA paling baik yakni melalui aktivitas hands-on dengan melibatkan komponen minds-on untuk berpikir dan menjelaskan pikiran siswa. Peta minda atau mind map atau peta pikiran adalah sebuah metode untuk mengelola informasi secara keseluruhan melalui pemetaan peta pikiran berbetuk percabangan yang dituangkan langsung ke dalam media tulis. Peta ini memungkinkan siswa untuk memanipulasi gambar, membuat hubungan, dan mengatur informasi dengan berbagai posisi vertikal dan horizontal. Peta minda ini dibuat siswa menggunakan media kertas gambar, spidol, pensil warna dan bolpoin warna di rumah masing-masing dengan bimbingan dari guru secara daring melalui WhatsApp group. Langkah-langkah dalam membuat peta minda (mindmap) adalah pertama, menggunakan gambar atau simbol untuk topik utama yaitu perkembangbiakan tumbuhan dimulai dari bagian tengah kertas kosong secara mendatar. Langkah kedua yaitu hubungkan gambar pusat menjadi dua cabang utama ditulis generatif dan vegetatif. Langkah ketiga dengan menghubungkan setiap cabang utama ke cabang satu, dua dan seterusnya. Lalu buat cabang-cabang lagi ditulis bunga, biji, penyerbukan, vegetatif alami, buatan dan seterusnya. Langkah keempat, pada vegetatif alami maupun buatan masih dibuat cabang-cabang lagi. Setelah itu buat cabang-cabang lagi untuk contohnya. Untuk garis dibuat melengkung bukan lurus karena garis lurus akan membosankan otak. Penggunaan satu kata kunci untuk setiap garis, karena kata kunci ini akan dijabarkan dan dicabangkan lagi. Pada setiap kata kunci bisa ditempel gambar yang diunduh dari internet. Garis dan tulisan dibuat dengan menggunakan spidol atau bolpoin warna. Siswa bisa membuat peta minda dengan bentuk pohon, rumah atau bentuk lain sesuai kreativitas. Kemudian diberi warna agar bagus dan menarik sehingga bisa ditempel di rumah. Hasil peta minda difoto dikirim ke guru melalui WA.
Apapun media belajarnya dan di manapun tempatnya, hakikat pembelajaran adalah tatap pikir. Guru harus mendesain pembelajaran yang kreatif, menyenangkan dan bermakna selama pembelajaran jarak jauh. Para siswa kelas VI SDN Jati 1 Sawangan tampak antusias, tidak jenuh dan bersemangat selama mengikuti pembelajaran tentang perkembangbiakan tumbuhan. Manfaat peta minda adalah meningatkan daya ingat dan merangsang kreativitas. Dengan kegiatan membuat peta minda, siswa mampu memahami materi dan menjelaskan konsep sehingga hasil belajar meningkat.
Disusun oleh:
Dwi Nooris Sa’adah, S.Pd.SD
SD Negeri Jati 1 Sawangan
Kabupaten Magelang