Pendidikan karakter di Sekolah Dasar merupakan awal dari penanaman karakter. Karakter yang dimiliki manusia sejak lahir, harus dibina sejak kecil. Banyak orang tua kesulitan dalam mengawasi anaknya karena banyaknya kesibukan. Sangat tepatlah kalau sekolah merupakan wadah yang bisa menunjang dalam pembentukan karakter seseorang. Peran guru sangatlah penting, karena merekalah langsung berhadapan dengan siswa dan harus memberi contoh dalam berperilaku. Guru berupaya membentuk karakter siswa dengan bimbingan, pembiasaan, dan keteladanan.
Karakter adalah nilai-nilai yang baik yang terpateri dalam diri dan terejawantahan dalam perilaku. Karakter merupakan hasil olah pikir, olah hati, olah raga, olah rasa dan karsa seseorang. Karakter merupakan ciri khas seseorang yang mengandung nilai, kemampuan, kapasitas moral, dan ketegaran menghadapi tantangan. Penanaman karakter sejak dini penting dalam membentuk karakter siswa dengan mamanfaatkan masa emas pertumbuhannya.
Lima tahun pertama pertumbuhan siswa atau yang dikenal the golden age merupakan masa mengarahkan, mengembangkan potensinya. Siswa dapat menyerap informasi hampir 80% yang terjadi di sekitarnya. Memanfaatkan perkembangannya dengan menanamkan nilai karakter berupa pengetahuan, kesadaran individu, dan tekad. Kemauan siswa melaksanakan nilai-nilai spiritual mengarahkan seseorang mengerti hubungan dirinya dengan Sang pencipta.
Pendidikan Budi Pekerti mendidik siswa untuk dapat menghargai, menempatkan dirinya di lingkungannya. Budi pekerti tersusun dari kata Budi yang berarti pikiran jernih, baik, dan pekerti berarti perbuatan. Pendidikan Budi Pekerti dapat diartikan sebagai pendidikan yang mendidik siswa untuk menggunakan pikiran jernih dan baik untuk dijadikan pedoman perilaku siswa. Sedangkan Pendidikan Karakter berperan mengembangkan kepribadian siswa yang positif, membantu siswa menjadi pribadi dewasa dan ideal. Pendidikan Karakter adalah suatu system penanaman nilai karakter kepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran, kemauan, dan tindakan untuk mengimplementasikan nilai-nilai tersebut.
Ada tiga peran seorang guru dalam pendidikan karakter yaitu sebagai pemberi perhatian (caregiver), teladan/panutan (model) dan sebagai pembimbing (mentor). Sangatlah tidak mudah guru dapat memainkan peran dengan baik. Keterlibatan guru adalah kunci utama untuk keberhasilan siswa melaksanakan pendidikan karakter . Guru mengajak siswa untuk menggali nilai yang terkandung dalam pelajaran. Dengan memahami makna setiap pelajaran yang diajarkan, siswa dapat memperoleh pemahaman yang utuh dan menyeluruh baik dari segi kognitif, afektif, dan psikomotor.
Tujuan pendidikan karakter adalah menanamkan nilai religious sebagai fondasi terbentuknya nilai karakter. Menggali bakat, minat siswa, menumbuhkan wawasan luas melalui eksplorasi ilmu pengetahuan dan teknologi, namun tetap disertai iman dan taqwa. Seperti yang diucapkan oleh Bapak Pendidikan Karakter Dunia, Prof. Thomas Lickona bahwa pendidikan selalu mempunyai dua tujuan yaitu membantu orang untuk menjadi pintar (smart) sekaligus untuk menjadi baik (good). Prof. Lickona menambahkan Respect (format) sebagai R keempat dan Responsibility (tanggung jawab) sebagai R kelima ke dalam tiga R yang selama ini kita kenal yaitu : Reading (membaca), wRiting (menulis) dan aRithmatic (menghitung). Tiga R pertama adalah untuk menjadi pintar, dua R terakhir membuat siswa menjadi baik.
Tujuan pendidikan bukanlah hanya untuk menjadikan seseorang menjadi pintar tapi juga menjadi baik dan berkarakter, menciptakan manusia seutuhnya. Untuk membuat seseorang jadi pintar lebih mudah dan cepat daripada membuat seseorang menjadi baik dan berkarakter. Pintar tidaklah cukup tapi harus dilengkapi dengan karakter yang baik.
Sri Lestari,S.Pd.SD
Guru SDN Blendung
Purwodadi, Purworejo
