Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah satuan pendidikan yang bertujuan untuk meningkatkan ketrampilan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta ketrampilan untuk hidup mandiridan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuiadengan kejuruannya (Mulyasa 2006:179. Pemilihan model pembelajaran yang inovatif juga dapat mementukan prestasisiswa dalam proses belajar mengajar. Pembelajaran Project Based Learning yaitu pembelajaran inovatif, dan lebih menekankan pada belajar kontekstual melalui kegiatan-kegiatan yang kompleks.
Proyek yang dikerjakan dalam pembelajaran Project Based Learning (PjBL) dari satu guru atau proyek bersama dari beberapa guru mata pelajaran yang berbeda. Siswa dilatih untuk melakukan sebuah analisis terhadap permasalahan, kemudian melakukan eksplorasi, mengumpulkan informasi, interpretasi serta penilaian pada proses mengerjakan sebuah proyek. Pembelajaran ini memungkinkan siswa untuk mengembangkan kreativitasnya dalam merancang dan membuat proyek yang dapat dimanfaatkan dalam proses pemecahan masalah. Pembelajaran Project Based Learning (PjBL) didasarkan atas teori kontruktivisme dan merupakan pembelajara nsiswa aktif (student centered learning) (Sani, 2014:173).Kunci sukses bisa menentukan keberhasilan pembelajaran adalah guru, karenaguru merupakan faktor penting dan besar pengaruhnya, bahkan sangat menentukan berhasil tidaknya siswa dalam belajar. Dalam menentukan hasil belajarsiswa model PBJL teknik penilaian yang digunakan adalah penilaian secara autonom (kompleks). Tenik penilaian secara komplek terdiri dari tiga aspek penilaian yakni ranah kognitif, afektfi dan psikomotor.
Ada beberapa alasan mengapa kita menerapkan pendekatan PjBL dalam kurikulum kita dengan berbagai kelebihannya yaitu problem solving (melatih siswa untuk mampu menyelesaikan berbagai permasalahan yang dihadapi), self directed learning (memupuk dan melatih rasa tanggung jawab, inisiatif dan kebebasan untuk belajar mandiri dan menentukan mana dulu yang akan dipelajari), life long learning (konsep belajar sepanjang hayat, sebagai usaha memupuk kesadaran belajar yang berkelanjutan dan tiada henti), identifikasi dan evaluasi sumber belajar (dengan berbagai sumber belajar siswa dituntut untuk mampu mengidentifikasi dan mengevaluasi sumber belajar yang tersebar bebas dari berbagai media dan sumber), critical thinking (melatih siswa untuk berpikir kritis dengan kemampuan analisa, evaluasi dan sintesa), creative thinking (melatih kemampuan daya kreasi siswa dalam menciptakan hal-hal baru), real world connection (melatih siswa untuk mengkoneksikan/menghubungkan konsep yang diperoleh dalam pembelajaran untuk dapat diaplikasikan dalam penyelesaian permasalahan di dunia nyata), cooperative dan collaborative learning (melatih siswa dengan kemampuan bekerjasama dan berkolaborasi dengan sesama/orang lain), peer learning (melatih siswa untuk belajar bersama rekan sejawat), refleksi (siswa berlatih untuk mampu mengemukakan dan menceritakan kembali atas pengalaman belajar yang telah mereka peroleh). Lewat berbagai keterampilan tersebut, siswa tidak hanya belajar hal-hal yang sifatnya keilmuan saja namun dilatih pula dalam pengembangan Life Skills dalam dirinya.
Penerapan PjBL dalam pembelajaran SMK akan mampu untuk menghasilkan siswa/siswi yang memiliki ketrampilan aplikatif dan siap kerja karena ketika belajar mereka telah dilatih untuk menyelesaikan permasalahan dalam dunia nyata. Kreatifitas dan inovasi dari staf pengajar yang terlibat sangat diperlukan untuk menghasilkan pembelajaran yang inovatif, kreatif, aktif dan menyenangkan supaya siswa bebas dari tekanan, bebas menuangkan ide, menemukan hal-hal baru, dan mampu berfikir kritis dengan tujuan akhir meningkatkan kualitas lulusan untuk siap bersaing di masa depan. Penerapan PjBL di SMK tidak hanya dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan siswa, namun sebagai upaya untuk penguatan nilai-nilai karakter siswa dalam pembelajaran.
Titik Haryanti,S.Pd
Guru PKKWU SMK N 1 Trucuk