JATENGPOS.CO.ID, – Sekarang ini pendidikan yang berorientasi pada penggunaan Kurikulum 2013 sudah diberlakukan diberbagai sekolah, dimana kurikulum 2013 ini berorentasi pada Pendidikan Karakter (PK). PK diterapkan dengan harapan dapat semakin merubah perilaku peserta didik sebagai anak bangsa untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Yang menjadi persoalan apakah benar sekolahan yang sudah menerapkan kurikulum 2013 peserta didiknya sudah mempunyai kepribadian yang lebih baik dari pada sebelum kurikulum 2013 diterapkan? Kenyataan disekolah yang menerapkan kurikulum 2013 belum terlihat perubahan yang signifikan pada perilaku dan karakter peserta didik. Masih banyak peserta didik yang menyontek ketika pendidik memberikan penialaian harian, sering berbohong, mengerjakan PR dengan mengambil jawaban teman, bahkan masih ada yang mengerjakan PR disekolah, membuli temannya, kurang hormat dengan orang yang lebih tua. Fenomena ini sungguh menyedihkan, apalagi dizaman digital sekarang ini yang sulit mengawasi penggunaan alat –alat elektronik terhadap peserta didik.
Hal ini menjadi tantangan bagi pendidik dan orang tua yang telah dipercaya bangsa untuk menyiapkan generasi mendatang yang lebih baik. Sekolah merupakan tempat untuk memanfaatkan waktu belajar dan bersosialisi. Maka Pendidikan Karakter (PK) sangat diutamakan , agar peserta didik yang didampingi mempunyai integritas tinggi dan nantinya diharapkan dapat menjadi pemimpin yang berani melawan ketidakjujuran, salah satunya korupsi. Untuk itu dibutuhkan keteladanan yang nyata dari para pendidik , orang tua dan tokoh tokoh masyarakat, maka untuk mendukung itu semua perlu adanya langkah-langkah nyata yang dimulai dari para pendidik dan orang tua. Beberapa pertimbangan yang mungkin bisa diambil diantaranya: 1) Memilih sekolah dengan bijaksana, tidak sekedar sekolah yang popular, tetapi sekolah yang sesuai dengan situasi peserta didik untuk dapat mengembangkan berbagai bakat atau talentanya. 2) Memberikan kesadaran bahwa, belajar bukan semata-mata untuk mendapatkan nilai bagus, tetapi untuk dapat hidup yang lebih baik, dengan menanmkan prinsip saya belajar untuk hidup ,bukan sekedar untuk mencari nilai, sehingga godaan untuk mencontek dapat ditepis karena terbentuk sikap hidup tidak menggunakan jalan pintas, namun menghargai nilai-niai kejujuran, kerjakeras, serta rela berkorban. 3) Selalu bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, karena telah dianugerahi peserta didik yang punya keunikan, sehingga tidak membanding-bandingkan peserta didik kita dengan peserta didik lain sehingga peserta didik memiliki rasa bangga dengan hasil usahanya sendiri. 4) Pendidik dan orang tua yang unggul menjadi teladan yang baik. Memberikan penanaman nilai-nilai hidup berdisiplin, jujur, adil serta memiliki semangat rela berkorban terpatri dalam diri peserta didik. 5) Perlunya pemahaman yang benar mengenai sekolah dan pendidikan. Sekolah merupakan tempat untuk dapat mengolah nilai-nilai dan keutamaan–keutamaan hidup ,tidak sekedar tempat belajar ilmu. Pendidikan menjadi proses pemerdekaan agar peserta didik dapat terus berkembang sebagai pribadi yang semakin dewasa, matang dan utuh.
Proses pendididkan yang seperti ini harus didukung dengan “Paradigma Pedagogik dan Reflektif, yakni pendekatan proses dengan mengolah pengalaman, refleksi dan aksi. Ini semua diharapkan dapat menghasilkan generasi baru yang punya jiwa merdeka dalam menjalani pendidikan dan menghasilkan pribadi yang unggul dan cerdas , dengan karakter yang baik. Selain itu harus didukung juga pendidikan iman yang baik ,baik disekolah maupun didalam lingkungan keluarga. Dengan demikian akan terbentuk peserta didik yang memiliki nilai-nilai karakter yang bagus yang akan berguna bagi masa depan mereka kelak.
K Ninik Padmawati, S.Pd
SMP Negeri 6 Sragen