PKL Taman KB Semarang Harus Kosongkan Shelter

JATENGPOS.CO.ID, SEMARANG – Para pedagang kaki lima (PKL) di kawasan Taman Keluarga Berencana (KB) Semarang diminta segera mengosongkan “shelter” sementara paling lambat awal Februari 2018.

“‘Shelter’ akan dibongkar minggu pertama Februari 2018. Makanya, saya minta segera mengosongkan lokasi,” kata Kepala Dinas Perdagangan Kota Semarang Fajar Purwoto di Semarang, Kamis.

Pembongkaran “shelter” PKL Taman KB atau juga disebut Taman Menteri Supeno itu seiring dengan pembangunan Taman Indonesia Kaya sebagai upaya mempercantik ruang terbuka hijau (RTH) itu.

Namun, kata Fajar, para PKL akan dibangunkan “shelter” yang baru dan lebih bagus di taman tersebut yang akan bisa ditempati kembali setelah proyek Taman Indonesia Kaya selesai dibangun.

iklan
Baca juga:  Presiden : 21,3 Juta PKM Bakal Terima Bantuan Pangan 2023

“Nantinya, ‘shelter’ PKL akan dibangun lagi dengan lebih bagus. Jadi, kami minta PKL untuk berjualan di tepi jalan dulu selama beberapa bulan sampai pembangunan selesai,” katanya.

Ia mengakui sejauh ini belum menemukan tempat relokasi yang memungkinkan bagi para PKL Taman KB sehingga terpaksa mengizinkannya berjualan di tepi jalan untuk sementara waktu.

Apalagi, kata dia, PKL menginginkan tempat relokasi yang tidak jauh dari lokasi lama, tetapi di sekitar Taman KB tidak ada lahan kosong milik Pemerintah Kota Semarang yang bisa dipergunakan.

Untuk sementara, kata dia, PKL juga harus membangun lapak sendiri meski nanti juga akan dibangunkan oleh Dinas Pekerjaan Umum (PU) untuk tempat berdagang sementara bagi PKL.

Baca juga:  Obat Aborsi

Diakuinya, keberadaan PKL Taman KB yang nantinya berjualan di tepi jalan selama proses pembangunan “shelter” menimbulkan dampak, terutama kemacetan lalu lintas dan dampak sosial.

“Tetapi, hanya sementara. (Pembangunan ‘shelter’, red.) Sekitar tiga bulan. Setelah itu, mereka akan kembali berjualan lagi di tempat lama dengan kondisi ‘shelter’ yang baru,” katanya.

Sementara itu, Ketua Paguyuban PKL Taman KB Bersatu Marlan mengatakan para pedagang tidak menolak relokasi seiring pembangunan Taman Indonesia Kaya, tetapi harus disediakan tempat relokasi terlebih dulu.

“Kami inginnya dinas segera membangun tempat relokasi. Untuk tempat relokasi, para pedagang sepakat lapak sementara tetap berada di dekat Taman KB,” katanya.

Ia menjelaskan para PKL di Taman KB sudah berjualan di lokasi tersebut selama belasan tahun yang terdaftar secara resmi sehingga harus diperhatikan oleh pemerintah.

Baca juga:  Tiket KA Lebaran Sudah Bisa Dipesan

“Ya, rata-rata pedagang sudah berjualan di sini antara tujuh sampai belasan tahun. Kalau dipindah sementara silakan, tetapi harus ada tempatnya. Di tepi jalan pun tidak masalah,” katanya.(ant/udi)

iklan