Pendapat beberapa orang baik di kalangan pendidikan maupun bukan, pelajaran Biologi identik dengan hawalan. Masing- masing orang punya kebebasan dalam berpendapat walaupun tidak selalu benar. Kenyataan dalam pembelajaran biologi tidaklah demikian. Beberapa topik dapat disajikan dengan bentuk permainan tanpa harus mengesampingkan keseriusan dalam pembelajaran. Benda- benda di sekitar yang mudah dijumpai dan dengan harga terjangka dapat menjadi alat untuk pembelajaran. Manfaat dari penggunaan benda- benda disekitar sebagai alat pembelajaran adalah ada warna lain pada kegiatan.
Anak usia sekitar 15 tahun sampai dengan 18 tahun yang umumnya berpredikat pelajar SMA dalam pembelajaran umumnya sudah jauh dari kegiatan bermain. Hal ini berbeda dengan ketika mereka masih menjadi siswa di SMP maupun SD. Meskipun demikian bukan berarti seusia mereka tidak pantas untuk bermain dalam aktifitas pembelajaran. Penyajian pembelajaran di SMA bervariasi mulai dari menggunakan ketrampilan satu indra, dua indra dan beberapa indra yang dioptimalkan pada kegiatan.
Pelaksanaan lima hari sekolah mempunyai dampak dalam pembelajaran. Dilihat dari sudut pandang efektifitas secara kwantitas pastilah menguntungkan karena terdapat dua hari libur. Dipandang dari pelaksanaan kegiatan pembelajaran berdampak jam akhir kegiatan sampai dengan sore hari. Dari enam hari sekolah beban pembelajaran diterapkan menjadi lima hari sekolah.
Padatnya matapelajaran pada kurikulum SMA mengakibatkan persebaran jam menjadi bervariasi. Sangat dimungkinkan jadwal pembelajaran dilakukan pada siang atau bahkan sore hari. Hal ini sudah pasti tidak bisa dihindari.
Penempatan jam pembelajaran biologi pada siang atau sore hari menjadi tantangan bagi pendidik untuk bisa melayani para siswa secara optimal.Gejala ngantuk, lelah, lapar hampir tidak bisa dihindari. Hal ini mejadi keluan siswa setiap hari. Peristiwa ini dapat dijadikan alasan bagi siswa untuk tidak fokus pada kegiatan pembelajaran.Dampak yang mungkin timbul proses dan hasil belajar tidak maksimal.
Pemilihan metode, alat, sarana yang tepat oleh pendidik merupakan cara untuk mengoptimalkan kegiatan pembelajaran.Plastisin dapat berfungsi sebagai alat unutk memahami materi pelajaran khusunya jika jam pembelajaran biologi di siang hari atau sore. Contoh pemakaian plastisin dalam pembelajaran adalah pada heriditas. Plastisin mudah dijumpai di toko mainan atau pasar tradisional. Plastisin warnanya beragam,harganya murah dan dapat dibentuk sesuai kebutuhan sehingga dapat berfungsi sebagai alat peraga pada pembelajaran.
Pembelajaran dengan tema heriditas cocok disajikan dengan alat peraga plastisin. Skenario pembelajaran para siswa dikelompokkan menjadi delapan kelompok besar. Pertimbangannya jumlah siswa biasanya 32 orang setiap satu kelas sehingga masing- masing kelompok terdiri dari 4 orang. Setiap kelompok diberi satu lembar kertas berisi panduan kegiatan yang berisi macam- macam bentuk kromosom, ukuran plastisin dan cara merangkainya, sumber bacaan yang ditentukan. Para siswa secara berkelompok diberi kesempatan untuk menyelesaikan tugas sesuai lembar kegiatan secara berkelompok selama 20 menit. Setelah menyelesaikan tugasnya setiap kelompok diberi kesempatan mempresentasikannya.
Tanya jawab setelah presentasi merupakan penguatan materi heriditas. Melalui kegiatan tersebut beberapa indra para siswa terlibat, pembelajaran berlangsung dinamis sehingga dapat mengatasi kejenuhan dan gagal fokus pada materi heriditas. Pendidik mempunyai lebih banyak kesempatan untuk mengetahui pemahaman para siswa tentang materi heriditas. Cara merangkai plastisin untuk membentuk kromosom menjadi indikator seberapa jauh para siswa sudah memahami struktur kromosom materi heriditas. Diharapkan melalui ketrampilan merangkai plastisin membentuk kromosom oleh para siswa dapat meningkatkan hasil pembelajaran tentang heriditas.
Anik prihani
Guru biologi
SMA Negeri 1 Temanggung